Bumil Waspada, Infeksi 5 Virus Ini Bisa Menular ke Bayi
Yuk rajin bertanya saat konsultasi ke dokter!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebelum anda hendak berhubungan seksual dengan seseorang, anda patut mewaspadai beberapa hal. Salah satunya penyakit menular seksual atau PMS. Penyakit ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit. Di antara metode penularannya adalah melakukan kontak seksual baik anal, oral ataupun genital.
Mencari tahu kondisi kesehatan seksual pasangan setidaknya bisa meminimalisasi penularan yang lebih luas lagi. Terlebih jika pasangan wanitanya kemudian hamil. Karena infeksi virus ataupun bakteri pada ibu hamil, memiliki peluang menginfeksi si calon buah hati.
Beberapa penyakit mungkin tidak begitu berbahaya, namun ada juga yang mampu mengakibatkan kecacatan pada bayi. Berikut adalah 5 virus yang bisa menular ke bayi dirangkum dari berbagai sumber.
1. Human papillomavirus atau HPV
Sebagaimana dikutip dari Mayo Clinic, Human papillomavirus atau HPV adalah infeksi virus yang bisa menyebabkan tumbuhnya kutil. Ada setidaknya 100 varietas virus HPV, beberapa diantaranya ada yang bisa menyebabkan kanker. Beberapa jenis seperti kanker serviks, anus, penis, vulva dan orofaring umumnya dikaitkan dengan infeksi HPV.
Jika infeksi virus HPV sudah muncul, maka penampakan kutilnya akan berbeda tergantung lokasi tumbuhnya. Kutil kelamin biasanya muncul di daerah kelamin yang berbentuk mirip bunga kol, pada wanita umumnya muncul di daerah vulva, anus, serviks atau vagina.
Sementara pada pria biasanya muncul penis, buah zakar dan sekitar anus. Masih ada lagi kutil plantar yang biasa muncul di kaki dan kutil datar. Bagi ibu hamil yang diketahui memiliki riwayat HPV sebaiknya beritahukan hal ini ke dokter.
Meskipun tidak akan mempengaruhi penanganan yang bakal diterima, tapi dokter akan mengawasi perkembangan janin. Untungnya, tidak ada kaitan antara infeksi HPV dengan penyebab keguguran, kelahiran prematur atau komplikasi kehamilan lainnya. Walaupun bisa menular ke janin, akan tetapi peluang transmisinya cukup rendah.
Baca Juga: 7 Penyebab Amnesia yang Perlu Diwaspadai, Cedera hingga Infeksi Virus
Infeksi klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamidya trachomatis, yang bisa menyerang pria maupun wanita. Menurut Ibupedia, bakteri ini dianggap berkaitan dengan keguguran, kelahiran prematur hingga infeksi kantung dan cairan ketuban.
Bahkan juga bisa menyebabkan pecah ketuban sebelum waktunya. Jika infeksi klamidia ini tidak segera diobati, ibu akan rentan terinfeksi HIV dan penyakit menular seksual lain. Selain itu juga dapat meningkatkan risiko infeksi vagina saat melahirkan.
Ketika ibu terkena klamidia saat persalinan, besar risikonya menular ke si kecil. Kemungkinan bayi mengalami infeksi pada mata atau pneumonia. Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil untuk mendeteksi dan mengobati klamidia sesegera mungkin. Umumnya gejala muncul pada minggu pertama hingga ketiga setelah terinfeksi.
Pada wanita, gejala yang muncul meliputi sakit saat kencing, vagina mengeluarkan nanah dan rasa sakit pada perut bawah. Jika tidak segera diobati kondisi akan semakin parah, seperti merasa sakit dan mengalami pendarahan saat berhubungan seksual, serta rasa sakit yang berat di area panggul. Jika ini terjadi artinya infeksi telah menyebar ke organ reproduksi yang menyebabkan peradangan serviks dan infeksi rahim.
Baca Juga: 7 Komplikasi Varises Jika Tidak Ditangani, Bisa Sebabkan Infeksi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.