TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi Oxford: Obat Bebas Dexamethasone Ampuh Sembuhkan COVID-19 

Hanya untuk pasien COVID-19 yang perlu bantuan pernapasan

external-preview.redd.it

Kabar baik perkembangan obat untuk COVID-19 kembali terdengar. Peneliti dari University of Oxford baru saja mempublikasikan hasil studi mereka mengenai penggunaan obat dexamethasone untuk pasien COVID-19. Hasil menunjukkan bahwa obat ini efektif untuk meningkatkan survival rate atau tingkat keselamatan pasien. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyambut terobosan ilmiah ini dengan baik. Mereka berharap dexamethasone dapat mengurangi kematian COVID-19 secara global.  Namun apa itu dexamethasone? Apakah obat ini aman digunakan? Simak penjelasannya berikut ini!

1. Dexamethasone merupakan salah satu jenis steroid

newschant.com

Dexamethasone adalah obat telah digunakan sejak tahun 1960-an. Ia termasuk ke dalam golongan corticosteroid yang berfungsi untuk mengatasi peradangan atau inflamasi, alergi, asma, hingga penyakit autoimun. 

Obat ini tersedia dalam banyak bentuk, mulai dari tablet, cair, tetes mata, hingga tetes telinga. Selain itu, dexamethasone juga tersedia sebagai injeksi yang biasa digunakan untuk pasien pasca-operasi. 

Sebelumnya, dexamethasone pernah digunakan untuk mengobati acute respiratory distress syndrome (ARDS), komplikasi infeksi pernapasan seperti COVID-19. Namun hasilnya tidak menentu, ada yang baik ada pula yang buruk. Begitu pula saat dipakai untuk menangani SARS dan MERS.

2. Studi Oxford menyebutkan bahwa obat ini bisa mengurangi kematian pasien COVID-19

npr.org

Dexamethasone diuji melalui metode randomised evaluation of COVID-19 therapy (RECOVERY). Obat ini diberikan kepada 2104 pasien sebanyak 6 miligram sehari dalam sepuluh hari (secara oral maupun injeksi vena). Hasil kemudian dikomparasi dengan 4321 pasien yang menjalani perawatan medis biasa. 

Hasil menunjukkan bahwa obat ini mampu mengurangi kematian sebanyak sepertiga untuk pasien yang menggunakan ventilator dan seperlima untuk pasien yang menggunakan oksigen. Sedangkan pada pasien yang tidak membutuhkan pertolongan pernapasan tak tampak hasil yang serupa. 

Mengutip keterangan dari University of Oxford, tim peneliti menyimpulkan bahwa dexamethasone dapat mencegah satu kematian dari delapan pasien dengan ventilator. Obat ini juga bisa mencegah satu kematian dari 25 pasien yang membutuhkan pertolongan oksigen.

Baca Juga: Ini 8 Jenis Obat COVID-19 yang Terdaftar Secara Resmi pada BPOM

3. Bagaimana mekanisme dexamethasone bekerja?

thewire.in

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang efek obat ini pada pasien COVID-19, IDN Times menghubungi dr. Erlang Samoedro, Sp.P yang saat ini berpraktik di RS Pelni Jakarta sebagai dokter paru-paru. 

"Steroid itu bukan obat yang menghilangkan virus atau menghambat virus tetapi obat tambahan yang bekerja di sistem imun sehingga reaksi berlebih sistem imun dikurangi. Kerjanya mendepresi imunitas jadi sistem imun tidak aktif," kata dr. Erlang. 

Jadi ketika terinfeksi COVID-19, virus akan melipatgandakan dirinya di dalam sel-sel pernapasan. Sebagai pertahanan, sistem imun akan menyebabkan inflamasi atau peradangan. Dexamethasone dalam hal ini bekerja untuk menekan sistem imun sehingga efek inflamasi tidak semakin besar dan menjadi badai sitokin (akibat dari reaksi berlebihan sel darah putih).

4. Obat ini hanya untuk pasien COVID-19 dengan bantuan alat pernapasan

b-cdn.net

Satu poin yang digarisbawahi oleh peneliti adalah dexamethasone hanya bisa bekerja untuk pasien yang memakai bantuan alat pernapasan, yaitu ventilator dan oksigen. Dalam artian lain, hanya orang-orang dengan gejala berat saja yang bisa mengonsumsinya. 

Merujuk pada hasil penelitian, obat ini tidak akan bekerja untuk pasien yang bergejala ringan. Tidak disebutkan alasannya namun ini menjadi peringatan bahwa walaupun dijual secara bebas, obat ini hanya boleh digunakan untuk pasien COVID-19 dalam pantauan dokter. 

5. Efek samping yang mungkin timbul

independent.co.uk

Seperti obat lainnya, dexamethasone memiliki sejumlah efek samping yang perlu diwaspadai. Dilansir dari Healthline, berikut ini di antaranya:

  • Mual dan muntah;
  • Sakit perut;
  • Pembengkakan (edema);
  • Pusing dan sakit kepala;
  • Perubahan mood;
  • Sulit untuk tidur;
  • Gangguan kecemasan;
  • Meningkatkan tekanan darah dan gula darah.

Untuk efek samping lainnya, dr. Erlang mengatakan ada kemungkinan penurunan sistem imun yang terjadi akibat pemakaian jangka panjang. Hal ini berpotensi untuk meningkatkan risiko terkena tuberkulosis, pneumonia, dan penyakit lainnya. 

Baca Juga: Mengenal Tes Serologi, Alternatif Rapid Test COVID-19 yang Lebih Murah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya