TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyakit Akibat Kabut Asap Karhutla, dari Asma hingga Diabetes

Ada beberapa penyakit kronis yang tidak disangka-sangka

ANTARA FOTO/Rony Muharrman/​​​​​​​aww

Indonesia kini sedang darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kondisi ini meluas di wilayah Sumatra dan Kalimantan, tepatnya di Provinsi Riau, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Akibatnya, kabut asap pun menyelimuti udara di wilayah tersebut dan sekitarnya.

Akibatnya, kualitas udara di wilayah tersebut berbahaya bagi manusia. Data dari Air Visual menyatakan bahwa per hari Rabu (18/9), udara di Palangkaraya, Kalteng mencapai angka 460 US AQI atau beracun. Sedangkan di Pekanbaru, tercatat bahwa kualitas udara mencapai 174 US AQI yang artinya tidak sehat. Daerah di sekitar wilayah tersebut pun tidak kalah parah. 

Lalu apa dampaknya terhadap kesehatan? Penyakit apa saja yang harus diantisipasi? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Asma

gstatic.com

Asap yang dihasilkan oleh kebakaran hutan dapat meningkatkan risiko asma, menurut review pada Science of the Total Environment. Asma  memang dikenal sebagai penyakit genetik, tetapi ternyata kondisi udara yang buruk juga bisa menjadi pemicunya. Tidak hanya itu, mereka yang memiliki riwayat penyakit ini pun akan semakin buruk kondisinya. Hal ini terjadi karena asap membawa partikel halus yang bisa mengganggu sistem pernapasan kita. Gejala asma pun muncul dan bertambah parah. 

2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

nosoglot.ru

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah dampak yang paling banyak dirasakan warga Sumatera dan Kalimantan saat ini. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan bagian atas, yaitu hidung, tenggorokan, laring, dan faring. Sebenarnya ISPA disebabkan oleh virus dan bakteri, tetapi polusi yang parah bisa mempermudah penularannya.

Gejala ISPA meliputi batuk, sulit bernapas, tenggorokan sakit, demam, dan badan pegal. Jika tidak segera ditangani, pasien akan kekurangan oksigen hingga tak sadarkan diri. Tidak hanya itu, ISPA juga bisa menimbulkan komplikasi yang mengarah ke penyakit kronis lainnya.

Menurut data dari Posko Satgas Darurat Karhutla Wilayah Kalteng per Senin (16/9), jumlah warga yang menderita ISPA di daerah tersebut telah mencapai 2.637 jiwa. Sedangkan di Provinsi Riau jumlah tersebut telah mencapai 9.630 jiwa. 

3. Bronkitis

gstatic.com

Bronkitis adalah penyakit lanjutan yang disebabkan oleh ISPA. Hal ini terjadi ketika infeksi telah mencapai bronkus, saluran yang membawa udara ke paru-paru. Gejalanya meliputi batuk, keluarnya lendir bening, putih, kuning, atau hijau, napas pendek, demam, serta ketidaknyamanan pada dada. Pembeda bronkitis dengan ISPA terletak pada keberadaan lendir.

Selain disebabkan oleh virus dan bakteri, bronkitis juga dipicu oleh tingginya tingkat partikel halus di udara akibat kebakaran, menurut Environmental Protection Agency. Jika daya tahan tubuh pasien baik, penyakit ini hanya berlangsung selama beberapa hari. Namun jika sebaliknya, bronkitis bisa diderita selama berbulan-bulan.

Baca Juga: 6 Gejala Penyakit Bronkitis yang Harus Kamu Sadari

4. Pneumonia

gstatic.com

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang bisa sebabnya beragam, bisa bakteri, virus, atau jamur. Terus menerus menghirup asap dan polutan merupakan salah satu pemicunya. Gejala pneumonia kurang lebih sama dengan ISPA tetapi lebih parah karena penyakit ini menyerang paru-paru. 

Pada awalnya pasien akan mengalami sesak napas, batuk-batuk, demam, dehidrasi, sakit di bagian dada, mual, dan sakit kepala. Anak-anak kurang dari lima tahun dan orang lanjut usia lebih rentan terhadap penyakit ini. Tidak jarang, pneumonia berujung pada kematian jika tidak ditangani dengan segera. 

5. Dapat membahayakan jantung

gstatic.com

Tidak hanya berbahaya bagi sistem pernapasan, kabut asap pun juga bisa menyerang jantung kita. Menurut studi dari Journal of the American Heart Association tahun 2015, terdapat hubungan antara paparan asap kebakaran hutan dengan meningkatnya risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan penyakit emboli paru. 

Mengapa bisa begitu? Seperti yang telah disebutkan, asap mengandung gas yang berbahaya dan partikel halus. Ketika kita menghirupnya, zat tersebut masuk ke dalam paru-paru dan juga pembuluh darah. Hasilnya, akan terjadi inflamasi dan penyumbatan terutama pada arteri sehingga serangan jantung pun tak dapat dihindari.

6. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

gstatic.com

Dampak jangka panjang dari paparan kabut asap adalah munculnya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit ini menyebabkan penurunan kondisi paru-paru hingga tidak bisa berfungsi lagi. Seluruh saluran kehilangan kelenturan sehingga tidak bisa mendorong udara. Akhirnya karbon dioksida akan sulit untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.

Gejala PPOK meliputi batuk yang berkepanjangan, produksi lendir berlebihan, sesak napas, serta meningkatnya infeksi pernapasan. Sayangnya hingga saat ini, PPOK tidak ada obatnya. Metode terbaik untuk mengatasinya adalah dengan meredakan gejala, mengobati komplikasi, membiasakan hidup sehat, serta mengurangi paparan terhadap asap dan polusi.

Baca Juga: Mudah Sekali Menular! Ini 6 Fakta Unik tentang Penyakit ISPA

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya