TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ambroxol: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Samping

Merupakan obat pelancar dahak dan dapat meringankan batuk

ilustrasi minum obat (unsplash.com/towfiqu barbhuiya)

Ambroxol adalah obat oral yang diberikan pada pasien dengan kondisi batuk berdahak akibat bronkitis atau emfisema. Obat ini dapat dikombinasikan dengan antibiotik guna mengatasi batuk berdahak yang disebabkan oleh infeksi bakteri. 

Tersedia dalam bentuk tablet dan sirop, ambroxol atau ambroksol merupakan obat resep yang diberikan berdasarkan rekomendasi dokter. Hindari mendapatkan obat tanpa rekomendasi medis. 

1. Manfaat

Termasuk jenis obat mukolitik, ambroxol bekerja dengan cara memecah serat asam mukopolisakarida yang membuat dahak lebih tipis. Dilansir Pedriatrioncalls, ambroxol berperan mengurangi dahak, sehingga bermanfaat meningkatkan pembersihan lendir dalam saluran napas.

Ambroxol juga membantu mengurangi rasa lengket dahak pada dinding bronkus. Hasilnya, dahak akan lebih mudah keluar dan memberikan perlindungan dari infeksi dan agen iritasi. Di lain sisi, ambroxol memberikan efek anestesi ringan yang dapat meredakan rasa sakit pada radang tenggorokan atau faringitis.

Ketika diberikan secara oral, onset kerja obat terjadi setelah sekitar 30 menit. Obat ini diberikan pada kondisi kesehatan trakeobronkitis, emfisema dengan bronkitis pneumokoniosis, kondisi paru inflamasi kronis, bronkiektasis, bronkitis dengan asma bronkospasme.

Baca Juga: Amoxicillin: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

2. Peringatan

ilustrasi obat-obatan (unsplash.com/michal parzuchowski)

Informasikan kepada dokter apabila muncul gejala lain yang mengindikasikan pneumonia atau infeksi paru-paru, termasuk jika mengalami kesulitan bernapas saat istirahat, lendir kental berwarna kuning atau hijau, ada darah dalam lendir, demam tinggi dengan suhu lebih dari 38 derajat Celsius, dan nyeri dada.

Beri tahu dokter terkait riwayat kesehatan yang sedang atau pernah kamu alami, terlebih kondisi paru-paru yang ada seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma parah yang tidak terkontrol.

Konsultasikan dengan dokter sebelum mendapat obat ambroxol jika kamu memiliki daya tahan tubuh yang rendah karena kondisi kesehatan, misalnya HIV. Juga, apabila sedang dalam masa pengobatan seperti kemoterapi dan imunoterapi.

Informasikan juga kepada tenaga kesehatan jika memiliki kondisi tukak lambung yang parah, masalah hati, atau ginjal. Pemberian ambroxol pada individu dengan kondisi kesehatan tersebut mungkin meningkatkan potensi efek samping. 

Obat ini harus dihindari jika kamu memiliki riwayat alergi terhadap ambroxol atau bromhexine, atau bahan lain yang tercantum dalam produk. Beberapa tablet ambroxol mungkin mengandung laktosa sebagai bahan tidak aktif, oleh karena itu tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh individu yang memiliki intoleransi laktosa. 

Ambroxol tidak dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil, terlebih selama trimester pertama kehamilan. Pada ibu menyusui, ambroxol dapat diekskresikan dalam ASI sehingga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi saat menyusui. Pastikan sudah berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum mendapatkan ambroxol.

3. Interaksi

Dilansir MIMS, konsumsi ambroxol bersama dengan antibiotik dapat meningkatkan konsentrasi antibiotik ​​dalam jaringan paru. Ambroxol tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan sefuroksim, doksisiklin, eritromisin, amoksisilin.

Beri tahu dokter apa saja obat-obatan yang sedang dikonsumsi, termasuk obat nonmedis seperti produk herbal dan suplemen.

4. Dosis

ilustrasi dosis obat (unsplash.com/towfiqu barbhuiya)

Pemberian dosis ambroxol disesuaikan pada usia serta kondisi pasien. Ikuti petunjuk dokter atau informasi pada kemasan. Hindari mengurangi, menambah, ataupun mengganti takaran obat tanpa rekomendasi dokter.

Dewasa: 

  • Bentuk tablet: 30 mg dapat ditingkatkan menjadi 60 mg jika perlu. Dosis maksimal harian 120 mg.
  • Bentuk sirop 15 mg atau 30 mg/5 mL: 30 mg dua kali sehari atau 60 mg dua kali sehari. 

Anak-anak: 

  • Usia 6 bulan: 3 mg dua kali sehari.
  • Usia 7 bulan hingga <1 tahun: 6 mg dua kali sehari.
  • Usia 1-2 tahun: 7,5 mg  dua kali sehari.
  • Usia 2-5 tahun: 7,5 mg tiga kali sehari.
  • Usia 6-11 tahun: 15 mg 2-3 kali sehari.

Pemberian ambroxol untuk anak usia 12 tahun atau lebih sama seperti dosis dewasa. Segera hubungi dokter jika gejala tidak kunjung hilang setelah konsumsi obat selama 14 hari.

Obat ini dikonsumsi sesudah makan. Hindari menggandakan dosis ambroxol apabila melewatkan jadwal minum obat. Jika lupa, segera minum setelah ingat, tetapi lewatkan dosis apabila sudah mendekati jadwal minum obat berikutnya.

Baca Juga: Diazepam: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya