TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Adenosine: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Samping

Injeksi hanya boleh dilakukan oleh dokter dan tim medis

ilustrasi obat adenosine (commons.wikimedia.org/Intropin (Mark Oniffrey))

Adenosine atau adenocard adalah obat resep yang diberikan kepada pasien guna mengobati gejala paroxysmal supraventricular tachycardia (PVST). Ini merupakan tipe ritme jantung tidak normal. Selain itu, adenosine juga dapat berperan sebagai stress testing.

Berbentuk injeksi, adenosine bisa digunakan dengan atau tanpa obat lain. Pemberian obat adenosine hanya boleh dilakukan oleh dokter maupun tim medis yang berada di bawah pantauan dokter. 

1. Manfaat

Sejatinya, adenosine merupakan zat yang bisa ditemukan dalam tubuh. Ada tiga bentuk adenosine yakni adenosin, adenosin monofosfat (AMP), dan adenosin trifosfat (ATP). Adenosine memiliki peran diagnostik dan terapeutik. 

Sebagai agen diagnostik, adenosine dapat berperan sebagai stress tester karena memiliki efek vasodilator atau pelebaran pembuluh darah. Sebagai agen diagnostik, adenosine bersifat antiaritmia atau memperbaiki irama jantung pada PSVT. 

Saat ada sinyal listrik ke jantung yang mengakibatkan irama jantung tidak teratur, adenosine berperan sebagai penghalang sinyal tersebut. Hasilnya, detak jantung lebih normal daripada sebelum pengobatan. Adenosine juga dapat digunakan untuk mengukur penyumbatan pada arteri di organ hati.

Baca Juga: Adalimumab: Manfaat, Peringatan, Dosis, dan Efek Samping

2. Peringatan

ilustrasi jarum suntik adenosine (pixabay.com/MasterTux)

Ada beberapa peringatan terkait penggunaan adenosine. Salah satunya yakni adanya kemungkinan pengobatan efektif guna mengatasi berat badan yang tidak disengaja pada pasien dengan penyakit parah. Pemberian adenosine trifosfat meningkatkan nafsu makan pada orang dengan kanker paru-paru nontumor. 

Efek adenosine bekerja dengan mengurangi konduksi dan dapat menyebabkan blok jantung tingkat pertama, kedua, dan ketiga. Beri tahukan kepada dokter apabila pernah memiliki riwayat penyakit jantung, hipotensi, serangan jantung, juga denyut jantung lambat. 

Beri tahu dokter juga apabila sedang atau pernah mengalami asma, sick synus syndrome, dan bradikardia simtomatik, termasuk jika pernah mengalami AV block atau blok jantung. Adenosine tidak dianjurkan dikonsumsi oleh pasien dengan riwayat penyakit tersebut. 

Konsultasikan kepada dokter apabila memiliki riwayat alergi obat, terutama alergi terhadap adenosine. Gejala alergi seperti mual, muntah, hingga sesak bisa terjadi akibat reaksi ketidakcocokan terhadap kandungan obat.

Informasikan juga apabila sedang atau berencana hamil. Dokter akan mempertimbangkan apakah pemberian adenosine lebih membawa manfaat daripada efek samping. Aturan ini juga berlaku untuk ibu menyusui.

Sampaikan pula kepada ahli medis terkait konsumsi obat apabila sedang mendapatkan perawatan lain, termasuk obat medis, nonmedis, vitamin, juga obat herbal. Hal ini penting demi mengurangi risiko interaksi obat.

3. Interaksi dengan obat lain

WebMD memberikan daftar obat atau bahan lain yang mungkin berinteraksi dengan adenosine. Ini terbagi menjadi tiga kategori yakni kontraindikasi, interaksi sedang, dan kemungkinan interaksi ringan.

Kontraindikasi

Jangan ambil atau konsumsi obat adenosine dengan dipyridamole (persantine) yang berfungsi menghalangi pembentukan gumpalan darah. Memadukan keduanya dalam satu waktu dapat menyebabkan tubuh kesulitan mengeluarkan adenosine. Akibatnya, terjadi peningkatan risiko efek samping serius. 

Interaksi sedang

Carbamazepine memiliki fungsi serupa dengan adenosine yakni mengurangi detak jantung cepat. Kombinasi keduanya dapat meningkatkan potensi jantung berdetak terlampau lambat yang dapat membahayakan tubuh.

Interaksi ringan

Sebisa mungkin hindari penggunaan adenosine bersamaan dengan methylxanthines. Meski tidak berujung fatal, methylxanthines dapat memblokir fungsi adenosine. Hentikan penggunaan methylxanthines setidaknya 24 jam sebelum mendapatkan adenosine. 

Menambahkan dari Reference Medscape, ada beberapa bahan yang mungkin sebaiknya dihindari, termasuk teh hijau yang dapat menurunkan fungsi adenosine, nikotin hirup yang dapat meningkatkan peran adenosine, hingga teofilin yang dapat mengurangi efektivitas adenosine secara antagonisme farmakodinamik.

4. Dosis dan aturan pakai

ilustrasi dosis adenosine (pixabay.com/Myriams-Fotos)

Merupakan jenis obat injeksi, adenosine diberikan melalui injeksi ke pembuluh darah atau intravena (IV). Adapun pemberian dosisnya disesuaikan dengan tujuan penggunaan obat serta usia pasien. Dilansir MIMS, gambaran umum dosis adenosine, yaitu:

Tujuan: Myocardial imaging (IV)

Dewasa: Diberikan sebanyak 140 mcg/kg/menit selama 6 menit melalui pompa infus secara kontinu dengan dosis total 0,84 mg/kg. Adapun pada pertengahan (menit ketiga), dilakukan penyuntikan radionuklida.

Tujuan: Takikardia supraventrikular paroksismal (IV)

Dewasa: Dosis awal sebanyak 3 mg diberikan melalui injeksi cepat ke dalam vena perifer sentral selama 2 detik. Berjarak 1-2 menit, ditambahkan 6 mg jika perlu. Jeda 1-2 menit berikutnya, kembali diberikan 12 mg. 

Adapun takaran alternatif yakni pemberian dosis awal 6 mg, diikuti oleh 2 dosis selanjutnya 12 mg jika perlu. Penyuntikan dilakukan dengan interval 1-2 menit. 

Anak-anak berat badan kurang dari 50 kg: Pemberian dosis awal 50-100mcg/kgBB dengan injeksi cepat. Jeda 1-2 menit diberikan dosis tambahan sebanyak 50-100mcg/kgBB sampai irama detak jantung stabil. Pemberian dosis maksimal yakni 300mcg/kgBB. 

Baca Juga: Irama Jantung Tidak Teratur Meningkatkan Risiko Stroke?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya