TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bahaya Diabetes Gestasional pada Bumil dan Bayi, Cegah, yuk!

Ibu hamil patut waspada dengan diabetes gestasional

Ilustrasi diabetes (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kehamilan merupakan momen yang indah dan mengharukan bagi setiap pasangan yang sedang mendambakan kelahiran si kecil. Namun, momen tersebut bisa menjadi menegangkan dan menakutkan saat sang ibu ternyata menderita diabetes gestasional.

Melansir data International Diabetes Federation, pada tahun 2021 ditemukan setidaknya 21.1 juta atau 16.7 persen kelahiran bayi mengalami hiperglikemia akibat dari diabetes gestasional yang diderita ibunya. Kasus ini sangat umum ditemukan pada negara dengan penghasilan rendah dan kesulitan mengakses fasilitas kesehatan.

Diabetes gestasional sendiri memiliki potensi berbahaya bagi kesehatan ibu dan anak yang dilahirkan. Tak hanya selama proses mengandung dan melahirkan saja, namun hingga si anak dewasa. Lalu, apa saja bahaya diabetes gestasional untuk ibu dan bayi? Yuk, kita cari tahu bersama!

1. Meningkatkan risiko bumil terkena penyakit ginjal di masa depan

Ilustrasi ginjal (Unsplash.com/Robina Weermeijer)

Diabetes gestasional adalah kondisi di mana seorang perempuan mengalami masalah mengendalikan kadar gula darah selama kehamilan. Sayangnya, jika seorang ibu mengalami diabetes gestasional, ada beberapa dampak buruk yang dapat mempengaruhi kesehatannya di masa depan.

Seperti yang ditemukan dalam hasil studi oleh The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, penelitian ini dilakukan dari tahun 1988 hingga 2013, dengan melakukan follow up rata-rata selama 11,2 tahun. Hasilnya ditemukan bahwa ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional memiliki risiko mengalami gangguan kesehatan pada ginjal sebesar 2,3 kali lipat daripada ibu hamil yang tidak mengalami diabetes gestasional.

Ketika seorang ibu mengalami diabetes gestasional, tubuhnya tidak bisa mengolah gula dengan baik, dan gula darahnya cenderung tinggi. Seiring waktu, tingginya kadar gula darah ini bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ penting, termasuk ginjal.

Saat gula darah tinggi merusak pembuluh darah kecil di ginjal, maka ginjal tidak dapat melakukan tugasnya secara maksimal. Hal ini bisa menyebabkan penumpukan limbah dan cairan di dalam tubuh, yang akhirnya menyebabkan masalah kesehatan pada ginjal.

Tentu saja, setiap orang berbeda dan tidak semua ibu yang mengalami diabetes gestasional akan mengalami masalah ginjal di masa depan. Namun penelitian telah menunjukkan bahwa ibu yang pernah mengalami diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah ginjal, terutama ketika mereka telah melampaui usia kehamilan dan memasuki usia yang lebih tua.

2. Peningkatan risiko kematian perinatal pada bayi

Ilustrasi hamil (Pexels.com/Amina Filkins)

Kematian perinatal mengacu pada kasus kematian bayi yang terjadi pada saat lahir atau dalam beberapa minggu pertama setelah kelahiran. Tentu saja hal ini terlalu mengerikan untuk dibayangkan oleh para calon ibu.

Melansir hasil temuan para peneliti di jurnal Diabetologia, kematian perinatal pada bayi dengan ibu penderita diabetes gestasional yang tidak mendapatkan pengobatan insulin meningkat sebanyak 30 persen. Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan.

Penting untuk segera mendeteksi dan mengatasi diabetes gestasional dengan insulin karena insulin adalah hormon yang membantu mengatur kadar gula darah. Jika tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif, gula darah dapat meningkat secara berlebihan.

Tingginya kadar gula darah pada ibu hamil dapat menyebabkan masalah pada plasenta, yaitu organ yang menyediakan nutrisi dan oksigen untuk bayi dalam kandungan.Ketika plasenta mengalami masalah, pasokan nutrisi dan oksigen untuk bayi bisa terganggu.

Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan bayi bisa terhambat, dan risiko kematian perinatal pun meningkat. Selain itu, kadar gula darah yang tinggi pada ibu hamil juga dapat mempengaruhi perkembangan dan fungsi organ-organ vital bayi, seperti jantung dan paru-paru.

Baca Juga: Cara Membuat Beras Merah untuk Diabetes, Perhatikan Hal Ini!

3. Anak berisiko terkena kanker ganas di masa depan

Ilustrasi kanker (Pexels.com/Anna Tarazevich)

Kanker ganas adalah jenis penyakit serius yang melibatkan pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dan merusak tubuh. Mengutip hasil penelitian oleh jurnal PLoS ONE, ketika anak-anak terpapar diabetes gestasional di dalam kandungan, kemungkinan mereka mengalami risiko lebih tinggi terkena jenis kanker tertentu ketika mereka dewasa.

Tim peneliti dari jurnal PLoS ONE telah meneliti lebih dari 1,7 juta anak yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional di Denmark. Mereka mengikuti anak-anak ini hingga 30 tahun untuk melihat dampak dari kondisi diabetes pada ibu selama kehamilan terhadap kesehatan anak-anak di masa depan.

Hasilnya sungguh mengejutkan, penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker ganas dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terpapar kondisi tersebut. Tim peneliti mencatat bahwa risiko ini khususnya terkait dengan diabetes gestasional pada ibu, bukan pada diabetes yang diderita ayah mereka.

Meskipun para peneliti masih belum sepenuhnya memahami mekanisme persisnya, mereka berpendapat bahwa kadar gula darah yang tinggi pada ibu selama kehamilan mungkin berperan dalam meningkatkan risiko ini. Selain itu, pengaruh lingkungan di dalam rahim juga dapat memainkan peran dalam mempengaruhi pertumbuhan sel-sel anak-anak dan meningkatkan risiko kanker ganas.

Ini menunjukkan bahwa kondisi diabetes pada ibu selama kehamilan dapat memiliki efek jangka panjang pada kesehatan anak-anak, khususnya dalam hal risiko kanker ganas. Sangat penting melakukan upaya untuk menjaga kadar gula darah yang stabil selama kehamilan dapat membantu mengurangi risiko kesehatan pada anak-anak di masa depan.

4. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular anak saat dewasa

Ilustrasi jantung (Unsplash.com/jesse orrico)

Melansir hasil studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, penelitian yang dilakukan pada ibu dan anak di Finlandia ini menemukan bahwa anak yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes gestasional cenderung memiliki tingkat resistensi insulin yang lebih tinggi dan peningkatan profil lipid menjadi aterogenik.

Profil lipid sendiri mencakup kolesterol dan lemak dalam darah, yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah anak di masa dewasa. Ketika profil lipid anak cenderung lebih aterogenik, berkemungkinan tinggi mengalami peningkatan kolesterol jahat (LDL) dan penurunan kolesterol baik (HDL).

LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri, yang dapat menyumbat aliran darah ke jantung dan menyebabkan serangan jantung. Sementara itu, HDL yang rendah dapat membuat tubuh kesulitan dalam membersihkan kolesterol jahat dari pembuluh darah.

Ketika anak berisiko mengalami profil lipid yang lebih aterogenik, penting bagi mereka untuk mempertahankan gaya hidup yang sehat, seperti makan makanan bergizi dan berolahraga secara teratur. Selain itu, peran ibu dalam menjaga kesehatan selama kehamilan juga sangat penting, karena kondisi kesehatan ibu dapat mempengaruhi kesehatan anak di masa mendatang.

Baca Juga: 5 Alasan Diabetes Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Alzheimer

Verified Writer

Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya