Benarkah Hipertensi Termasuk Penyakit Keturunan?
Apakah salah satu atau kedua ortu kamu punya hipertensi?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat umum. Penyakit ini sering kali membuat penderitanya berurusan dengan komplikasi berbahaya yang tak jarang mengancam nyawa.
Tekanan darah tinggi biasanya berkembang dari waktu ke waktu. Ini bisa terjadi karena pilihan gaya hidup yang tidak sehat, seperti tidak cukup melakukan aktivitas fisik secara teratur. Kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes dan obesitas, juga meningkatkan risiko hipertensi, mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Lantas, bagaimana dengan faktor genetik? Apakah hipertensi bisa diturunkan jika salah satu atau kedua orang tua memiliki kondisi ini? Cek jawabannya lewat uraian di bawah ini, ya!
1. Mengenal hipertensi familial
Hipertensi cenderung menjadi kondisi yang dikaitkan dengan gaya hidup sedenter (minim aktivitas fisik) atau penuaan. Akan tetapi, tekanan darah tinggi juga bisa menjadi kondisi genetik dan memengaruhi orang yang sehat dan bugar.
Orang tua dengan hipertensi bisa mewariskan gen kepada keturunannya, meningkatkan risiko orang tersebut mengembangkan hipertensi di masa mendatang. Kondisi yang disebut hipertensi familial ini juga bisa terjadi akibat gaya hidup keluarga yang mencakup faktor risiko hipertensi, seperti merokok atau pola makan yang tidak sehat.
Studi dalam jurnal Frontiers in Pediatrics tahun 2017 menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi dihasilkan dari kombinasi faktor, termasuk komponen genetik, lingkungan, dan perilaku. Tidak seperti beberapa penyakit dengan hanya satu atau beberapa gen sebagai faktor risiko, menurut studi dalam jurnal Nature tahun 2018 terhadap 750.000 orang, hipertensi familial dapat disebabkan oleh variasi ratusan gen yang berbeda. Hal ini membuat sulit untuk menentukan gen tertentu yang bisa menjadi target pengobatan.
Selain itu, keluarga juga bisa memengaruhi risiko hipertensi seseorang karena lingkungan tempat tinggal. Merokok atau bahkan menghirup asapnya bisa meningkatkan risiko hipertensi. Pola makan tinggi natrium dan lemak jenuh juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jika aktivitas fisik dan kebiasaan tidur yang baik bukan bagian dari dinamika keluarga, tekanan darah juga dapat terdampak secara negatif.
Baca Juga: Hipertensi Sekunder: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Baca Juga: Anak Muda Rentan Kena Hipertensi? Ini Kata Dokter
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.