TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Obat Tidur Tidak Boleh Sering Diminum

Menjadi sulit dalam mengingat adalah salah satu contohnya

ilustrasi efek samping obat tidur (freepik.com/jcomp)

Dokter kerap memberikan resep obat tidur untuk membantu seseorang yang sulit tidur di malam hari (insomnia). Beberapa contoh obat yang sering diberikan untuk mengobati insomnia antara lain seperti Eszopiclone/ Lunesta dan Estazolam.

Tidak ada yang salah dengan minum obat tidur dengan tujuan agar dapat tidur nyenyak di malam hari. Akan tetapi perlu diketahui bahwa mengonsumsi obat tidur terlalu sering tanpa disertai dengan terapi atau latihan pola tidur yang baik dapat membahayakan kesehatan tubuh. Seperti apakah akibat dari mengonsumsi obat tidur bagi tubuh untuk jangka panjang? Berikut penjelasannya.

1. Meningkatkan risiko gangguan pada ingatan serta konsentrasi

ilustrasi sulit konsentrasi (pexels.com/cottonbro)

Benzodiazepine adalah golongan obat yang selain digunakan untuk mengobati gejala kecemasan juga dipakai untuk mengobati insomnia. Contoh jenis Benzodiazepine yang mempunyai fungsi mengurangi kecemasan dan membantu untuk tidur adalah Ativan, Xanax, dan Valium.

Dilansir dari WebMD, benzodiazepine dapat menyebabkan gangguan dalam mengingat (memory problem) dan kecanduan bila dikonsumsi secara terus menerus. Selain kesulitan dalam mengingat, mereka yang minum obat tidur secara berlebihan dan terus menerus juga akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Oleh karena itu benzodiazepine tidak disarankan sebagai metode pengobatan untuk insomnia dalam jangka waktu yang lama.

2.  Tidak dianjurkan untuk mereka yang memiliki emfisema, bronkitis dan asma

ilustrasi alat inhalasi untuk asma (pixabay.com/coltsfan)

Laman American Academy of Sleep Medicine (AASM) menyarankan seseorang yang memiliki riwayat penyakit seperti emfisema, bronkitis, dan asma untuk tidak mengonsumsi obat tidur yang termasuk dalam golongan benzodiazepine. Hal ini dikarenakan efek samping yang dapat merusak fungsi saluran pernapasan.

Mengacu kepada sumber yang sama, seseorang yang memiliki penyakit paru-paru seperti bronkitis dan emfisema dan sulit tidur di malam hari, sebaiknya memberitahu dokter mengenai kondisi medis yang dimiliki. Apabila memang perlu mengonsumsi obat tidur, maka orang yang bersangkutan sebaiknya minum dengan dosis yang kecil sambil mengikuti terapi kognitif perilaku (CBT). Penggunaan obat perlahan-lahan dihentikan seiring dengan kondisi tidur yang membaik.

Baca Juga: 12 Fakta Perbedaan Obat Generik dengan Obat Paten, Kamu Wajib Tahu!

3. Efek mengantuk masih terasa hingga pagi hari sehingga mengganggu aktivitas

ilustrasi mengantuk saat hendak menyetir (freepik.com/aleksandarlittlewolf)

Ada beberapa obat tidur yang efek mengantuknya belum sepenuhnya hilang di pagi hari. Akibatnya orang yang minum obat ini menjadi mengantuk dan tidak bisa beraktifitas seperti biasa. Everyday Health menyebutkan obat tidur Zolpidem yang dipasarkan dengan nama Ambien adalah contoh obat yang efek mengantuknya masih terasa di hari berikutnya.

Orang perempuan dan mereka yang mengonsumsi Zolpidem dalam bentuk extended release capsule adalah yang paling berisiko mengalami efek mengantuk di pagi hari. Guna mencegah hal ini, Everyday Health menyarankan untuk minum obat ini sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter dan memastikan dapat istirahat minimum 7 jam tanpa gangguan, misalnya harus menyetir atau bekerja.

4. Rebound insomnia

ilustrasi rebound insomnia (freepik.com/karlyukav)

Seseorang yang mengonsumsi obat tidur dan kemudian ingin berhenti sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Tujuannya agar dokter dapat mengurangi dosis obat secara bertahap untuk mencegah efek withdrawal dan rebound insomnia.

Dikutip dari VeryWell Health, rebound insomnia adalah sebuah kondisi di mana seseorang sulit untuk tidur sebagai akibat dari penghentian konsumsi obat tidur secara mendadak. Efek sulit tidur yang dirasakan jauh lebih berat dari sebelum mengonsumsi obat tidur. Hal ini disebabkan sistem otak menunggu kehadiran senyawa kimia dari obat tidur yang kita minum. Begitu kita mendadak berhenti minum obat tersebut, sistem otak yang mengatur aktivitas tidur menjadi tidak berfungsi dengan benar.

Baca Juga: Obat HIV Bisa Jadi Obat Kanker Stadium 4? Ini Hasil Penelitiannya

Verified Writer

Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya