TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mastitis Periductal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Termasuk penyakit payudara langka dan tidak bersifat kanker

ilustrasi mastitis periductal (pexels.com/Klaus Nielsen)

Termasuk penyakit payudara langka dan tidak bersifat kanker (non-cancerous), mastitis periductal atau periductal mastitis adalah infeksi dan pembengkakan yang terjadi di saluran di bawah puting susu (subareoral duct). Kondisi ini berbeda dari mastitis laktasi yang sering dialami oleh ibu menyusui.

Mastitis periductal banyak ditemukan pada perempuan usia produktif dan gejala umumnya muncul mendekati usia 40 tahun. Faktor apa sajakah yang menyebabkan kondisi ini? Bagaimana cara mengobati dan pencegahannya? Kita bahas bersama, yuk!

1. Penyebab

ilustrasi merokok (freepik.com/montypeter)

Merangkum artikel ilmiah berjudul "Acute Mastitis" dalam publikasi StatPearls tahun 2022, penyebab pasti mastitis periductal belum diketahui. Akan tetapi, merokok dan bakteri seperti Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Enterococcus, Bacteroides, dan Proteus species dapat memicu kerusakan pada saluran payudara yang kemudian menyebabkan pembengkakan.

Mastitis periductal dialami oleh 5 persen hingga 9 persen perempuan di dunia dan mayoritas merupakan perokok aktif. Ini karena zat dalam asap rokok dapat merusak saluran di belakang puting. Merokok juga dapat memperlambat proses penyembuhan setelah pengobatan. Obesitas dan diabetes juga bisa menjadi faktor risiko.

Tindik puting dapat meningkatkan kemungkinan infeksi dan membuat mastitis periduktal lebih sulit diobati. Mastitis periductal juga sering terjadi pada perempuan yang sedang menyusui atau baru melahirkan.

Mengutip Breast Cancer Now, mastitis periductal dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia, meskipun jauh lebih sering terjadi pada perempuan yang lebih muda. Laki-laki juga bisa terkena, tetapi ini sangat jarang terjadi.

Baca Juga: Banyak Dialami Ibu Menyusui, Ini 5 Cara Mengobati Mastitis di Rumah

2. Gejala dan diagnosis

ilustrasi mastitis periductal (pexels.com/Евгения Карпова)

Berdasarkan laporan dalam jurnal Thoracic Diseases tahun 2018, gejala mastitis periductal berupa:

  • Keluarnya cairan dari puting susu.
  • Sedikit area di sekitar puting susu masuk ke dalam (retracted nipple).
  • Benjolan di areola (bagian berwarna gelap yang mengelilingi puting susu) yang bisa terasa sakit maupun tidak.
  • Abses di daerah sekitar puting (periareolar abscess).

Gejala lain yang dapat muncul bersamaan dengan ciri-ciri fisik di atas adalah demam dan payudara terasa panas atau berwarna kemerahan. Orang yang bersangkutan perlu melakukan tes breast ultrasound dan fine needle aspiration guna memastikan apakah memiliki mastitis periductal.

3. Pengobatan

ilustrasi dokter melakukan operasi (unsplash.com/philippe spitalier)

Pengobatan mastitis periductal disesuaikan dengan kondisi pasien. Ada yang hanya memerlukan obat antibiotik dari dokter, tetapi ada pula yang membutuhkan perawatan khusus, misalnya penyedotan untuk mengeluarkan cairan di dalam abses disertai resep antibiotik dari dokter.

Namun, bila penggunaan obat antibiotik dan/atau pengeluaran cairan tidak berhasil, dokter akan melakukan operasi. Berdasarkan laporan dari jurnal BMC Surgery tahun 2022, dokter akan melakukan operasi untuk mengobati pasien yang menderita mastitis periductal.

Ada beberapa teknik operasi yang dapat dilakukan oleh dokter, contohnya round block method dan periareolar combined radial incision.

4. Hal medis lain yang patut diwaspadai

ilustrasi perempuan (pexels.com/Elina Fairytale)

Karena mastitis periductal bisa terjadi berulang kali, maka permukaan kulit pasien bisa mengalami bekas luka atau jahitan dari operasi serta terjadi kerusakan pada jaringan payudara. Sebaliknya, mastitis periductal yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan infeksi meluas.

Sebuah penelitian di Taiwan yang diterbitkan dalam jurnal Nature Research Scientific Report tahun 2019 mendapati bahwa mereka yang memiliki kondisi mastitis non-laktasi, seperti mastitis periductal dan idiopathic granulomatous mastitis (IGM) dan terjadinya berulang kali berisiko mengalami gejala yang mengarah ke kanker payudara.

Baca Juga: 5 Fakta Penyakit Mastitis, Penyakit yang Banyak Diderita Ibu Menyusui

Verified Writer

Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya