TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pil KB Kurang Cocok untuk Perempuan dengan Riwayat Kesehatan Ini

Salah satunya pada perempuan yang merokok

freepik.com/jcomp

Pil kontrasepsi atau dikenal luas sebagai pil KB adalah salah satu metode pencegahan, umumnya digunakan perempuan, untuk mencegah kehamilan atau kelahiran yang tidak direncanakan. Pil KB juga dikonsumsi untuk mengurangi nyeri perut menjelang dan saat menstruasi, sekaligus mengatur siklus haid supaya teratur.

Namun, perlu diketahui bahwa pil KB kurang cocok dan bahkan bisa berisiko tinggi pada perempuan yang memiliki kondisi dan riwayat kesehatan tertentu. Apa saja? Simak pembahasan di bawah ini sampai akhir, ya!

1. Berusia 35 tahun ke atas dan/atau merokok

unsplash.com/Антон Воробьев

Penggunaan pil KB tidak boleh bersamaan dengan aktivitas merokok. Mengutip dari laman Abington Jefferson Health, pil kontrasepsi bekerja dengan mengubah level hormon pada tubuh, yang kemudian mengakibatkan darah menjadi sedikit kental.

Sementara itu, merokok menyebabkan pembuluh darah menjadi keras yang kemudian dapat menghambat peredaran darah. Kombinasi dari penggunaan pil KB dan merokok dapat berisiko menyebabkan stroke dan serangan jantung.

Perempuan usia 35 tahun ke atas juga diajurkan untuk tidak minum pil KB dan dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai alternatif alat kontrasepsi lainnya. Ini karena seiring bertambahnya usia, secara tidak langsung dapat membuat jantung jadi rentan terhadap penyakit.

Artikel berjudul "Aging and Diseases of the Heart" yang diterbitkan dalam jurnal Circulation tahun 2003 menyebutkan bahwa elastisitas dan kemampuan untuk merespons perubahan tekanan di sistem arteri berubah seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini kemudian memengaruhi jantung dalam memompa dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

Laporan berjudul "Oral Contraceptive Pills" yang dipublikasikan oleh StatPearls pada Agustus 2020 lalu juga menjelaskan bahwa perempuan yang berusia 35 tahun ke atas yang merokok tidak dianjurkan untuk mengonsumsi pil KB karena risiko tinggi terkena penyakit jantung dan trombosis vena dalam (deep vein thrombosis atau DVT, yaitu penggumpalan darah di saluran pembuluh terutama di bagian kaki).

Baca Juga: Penjelasan 7 Mitos Pil KB yang Bikin Wanita Khawatir, Ini Realitasnya!

2. Memiliki hipertensi, riwayat serangan jantung, dan transient ischaemic attack

pixabay.com/rawpixel

Seperti dijelaskan di laman Verywell Health, perempuan yang punya tekanan darah tinggi atau hipertensi, kolesterol tinggi, dan pernah mengalami serangan jantung juga tidak dianjurkan untuk mengonsumsi pil kontrasepsi. Hal ini untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah yang kemudian menyerang kesehatan jantung. Demikian juga dengan perempuan yang pernah mengalami transient ischaemic attack (TIA) atau stroke ringan.

3. Sedang dalam masa penyembuhan dan akan menjalani operasi

freepik.com/peoplecreations

Apabila sedang dalam masa penyembuhan, misalnya dari cedera yang mengharuskan pakai gipsum, pasien tersebut wajib memberi tahu dokter perihal penggunaan pil KB. Ini penting untuk mencegah penggumpalan darah pada saluran pembuluh darah karena anggota tubuh tidak dapat bergerak secara leluasa sewaktu memakai gipsum.

Laman Center for Young Women’s Health (CYWH) juga menyebut bahwa pasien perempuan untuk memberi tahu dokter tentang penggunaan pil KB sebelum menjalani operasi. Nantinya, dokter akan meminta penghentian pil tersebut sebelum 3-4 minggu sebelum dan sesudah jadwal operasi karena keterbatasan pasien dalam bergerak pascaoperasi.

4. Memiliki penyakit kejiwaan  

pixabay.com/Free-Photos

Mengonsumsi pil kontrasepsi dapat memengaruhi suasana emosi atau kejiwaan. Karena banyaknya pro dan kontra akan penggunaan pil KB dan gejala depresi, disarankan bila punya penyakit kejiwaan seperti depresi dan mood swing untuk konsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum mengonsumsi pil KB.

Selain, dirangkum dari berbagai sumber, perempuan yang menggunakan pil KB dianjurkan untuk memperhatikan perubahan mood pada diri. Apabila merasa putus asa, mendadak tidak tertarik untuk melakukan aktivitas yang sebelumnya disenangi, wajib menghubungi dokter dan membahas perubahan tersebut agar dosis obat atau alternatif metode kontrasepsi lainnya bisa diterapkan.

Baca Juga: 10 Cara Mencegah Kehamilan Secara Alami Tanpa Alat Kontrasepsi

Verified Writer

Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya