TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Cedera yang Paling Umum Dialami oleh Pelari dan Cara Mengatasinya 

Kebanyakan cedera terjadi di kaki

dailyburn.com

Lari adalah olahraga favorit banyak orang. Ini karena lari tidak membutuhkan banyak modal, cukup memakai pakaian dan sepatu lari yang nyaman, lalu kita bisa mulai berlari di mana saja. Namun, jika kamu tidak berhati-hati, lari akan menimbulkan cedera pada beberapa bagian tubuh, lho!

Mau tahu, cedera apa saja yang paling sering terjadi ketika berlari? Dan bagaimana cara untuk mengatasi dan menyembuhkannya? Simak jawabannya di bawah ini!

1. Sindrom nyeri patellofemoral

runningmagazine.ca

Tahukah kamu apa itu sindrom nyeri patellofemoral? Ini adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan nyeri di bagian depan lutut dan di sekitar patela atau tempurung lutut, ungkap laman Ortho Info. Sindrom ini biasa terjadi pada atlet dewasa, khususnya pelari. Rasa sakit yang ditimbulkan membuat kita kesulitan naik tangga dan berlutut.

Biasanya, sindrom nyeri patellofemoral akan terjadi jika seseorang terlalu sering dan terlalu keras berlatih berlari. Termasuk, menambah intensitas berlari atau jarak tempuh. Akhirnya, saraf merasakan nyeri pada tendon dan tulang di sekitar tempurung lutut, ujar laman Rockay memberi penjelasan.

2. Radang tendon Achilles

casablancaclub.co.id

Sekitar 11 persen dari keseluruhan cedera lari adalah radang tendon Achilles. FYI, tendon menghubungkan otot betis ke bagian belakang pergelangan kaki. Peran tendon sangat penting dalam berjalan atau berlari karena membantu mengangkat tumit dari tanah, tutur laman Rockay. Diperkirakan, radang ini terjadi pada 5-10 orang dari 100.000 populasi.

Apa penyebab radang tendon Achilles? Cedera ini terjadi saat terlalu banyak tekanan, lalu menyebabkan peradangan. Menurut Luke Greenberg, pelatih gerakan pada laman GQ.com, ia merekomendasikan untuk memeriksakan diri ke terapis fisik dan vakum berlari sampai sembuh. Latihan calf strengthening dianggap bisa membantu agar cepat pulih.

3. Cedera hamstring

pennmedicine.org

Cedera hamstring adalah cedera yang paling umum dialami oleh pemain sepakbola atau atletik. Ciri-cirinya adalah mengalami sesak berlebihan di bagian belakang paha. Ini adalah indikasi bahwa hamstring kelebihan beban. Cedera ini disebabkan ketika kita berlari terlalu cepat, berlari saat kelelahan dan kegagalan otot lainnya, ungkap laman GQ.com.

Jika mengalami cedera hamstring, hentikan sprint atau lari cepat. Waktu istirahat untuk cedera ini adalah 6-8 minggu. Untuk mengatasinya, Luke Greenberg menyarankan agar kita melakukan latihan isometrik dengan cara yang lembut. Dengan latihan ini, akan mempercepat proses penyembuhan dan meminimalkan penumpukan jaringan parut.

Baca Juga: 5 Penyebab Cedera Olahraga yang Kadang Tidak Kamu Sadari

4. Nyeri betis

pthealth.ca

Nyeri betis adalah cedera yang umum dialami pelari dan atlet. Sekitar 4-19 persen atlet mengalaminya, begitu pula pada 4-35 persen orang dari latar belakang militer. Ciri-cirinya adalah rasa sakit di sepanjang tulang kering di bagian bawah depan kaki, tutur laman GQ.com. Cedera ini biasa terjadi pada pelari baru atau karena alas kaki yang buruk.

Ketika kita mengalami nyeri betis, lebih baik hentikan lari untuk sementara. Apabila dipaksakan, nyeri ini akan meradang, menjadi lebih sakit dan lebih lama sembuh. Kamu juga bisa mengompres kaki dengan es batu untuk mengurangi pembengkakan. Bisa juga mengonsumsi obat anti inflamasi seperti ibuprofen, saran laman Healthline.

5. Sindrom piriformis

vivehealth.com

Masih ada banyak cedera yang bisa timbul akibat berlari. Salah satunya adalah sindrom piriformis. Ciri-cirinya adalah rasa sakit yang membakar di bagian tengah pantat karena otot piriformis menekan saraf skiatik, jelas laman GQ.com. Menurut laman Medscape, rasio antara perempuan dan laki-laki yang mengalami sindrom ini adalah 6:1.

Biasanya, kita akan merasa lebih baik jika melakukan pemanasan, karena bisa menghilangkan ketegangan. Para terapis fisik akan merekomendasikan peregangan untuk membantu mengurangi kompresi saraf skiatik, ujar laman Web MD. Bisa juga memakai obat anti-inflamasi, pelemas otot atau suntikan kortikosteroid.

6. Sindrom ligamen iliotibial

tone-and-tighten.com

Sekitar 2-25 persen individu yang aktif berolahraga akan mengalami sindrom ligamen iliotibial. Cedera ini memang lebih sering terjadi pada pelari yang lebih berpengalaman yang mulai meningkatkan jarak tempuh mereka, terang laman Rockay. Akibatnya, kita akan mengalami rasa sakit di pinggul setelah berlari.

Menurut laman Medical News Today, ada beberapa cara untuk mengatasi sindrom ligamen iliotibial, yaitu dengan beristirahat, mengurangi aktivitas fisik untuk sementara, mengompres area yang sakit dengan es, memijat, mengonsumsi obat anti inflamasi dan elektroterapi untuk mengurangi ketegangan. Setidaknya, istirahatlah selama 6 minggu!

Baca Juga: 7 Jenis Cedera yang Umum Dialami oleh Pemain Sepakbola, Kenali yuk!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya