TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Kelainan Penis dan Saluran Kemih Pria, Lihat Lebih Dekat!

Ada yang bawaan lahir, ada yang tidak

ilustrasi penis (unsplash.com/Scott Sanker)

Sama seperti organ tubuh lainnya, penis dan saluran kemih bisa mengalami kelainan. Sebagian bersifat ringan dan tidak menimbulkan banyak masalah, dan sisanya adalah kondisi medis serius yang perlu segera ditangani.

Spesialis urologi dari Eka Hospital Cibubur, dr. Gampo Alam Irdam, SpU, menjelaskan lebih detail tentang beberapa kelainan penis dan saluran kemih yang sering dialami oleh laki-laki. Baca sampai tuntas, ya!

1. Hipospadia

Menurut dr. Gampo, hipospadia adalah kelainan sejak lahir ketika pembukaan uretra atau lubang kencing terletak di bagian bawah penis.

Prevalensi total internasional hipospadia dari tahun 1980–2010 dari 27 program surveilans di seluruh dunia adalah 20,9 per 10.000 kelahiran, dengan prevalensi berkisar antara 2,1 hingga 39,1 per 10.000 kelahiran, mengutip laporan dalam European Urology tahun 2019. 

Gejalanya adalah lubang uretra yang tidak normal (terletak di bawah buah zakar), penis melengkung ke bawah, dan semprotan urine yang tidak normal saat buang air kecil. Pembedahan diperlukan untuk mengoreksi dan memposisikan kembali lubang uretra ke ujung penis.

"Pembedahan akan lebih mudah dilakukan pada usia 6 hingga 18 bulan. Proses pembedahan pada usia dewasa cenderung lebih sulit, dengan komplikasi yang lebih tinggi dan angka keberhasilan yang lebih rendah," jelasnya dalam pernyataan tertulis.

Baca Juga: Penis Terasa Gatal? Mungkin 9 Hal ini Pemicunya!

2. Penyakit Peyronie

ilustrasi penis melengkung (pexels.com/Deon Black)

Selanjutnya adalah penyakit Peyronie yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut di dalam penis. Penyebabnya adalah nyeri pada penis dan diperparah dengan riwayat keluarga, riwayat merokok, serta diabetes.

Gejalanya adalah terdapat jaringan parut di bawah kulit penis yang terasa ketika diraba, penis melengkung ke sisi tertentu, perubahan bentuk dan pemendekan penis, hingga gangguan ereksi.

Pembedahan diperlukan pada kasus yang parah. Tujuannya untuk mengurangi kelengkungan penis dan membuang jaringan parut. Menurut dr. Gampo, tindakan bedah umumnya dilakukan jika penyakitnya sudah stabil dan tidak bertambah parah, minimal selama 3 bulan.

3. Kurvatura penis kongenital

Dikenal sebagai chordee, ini adalah kelainan ketika bentuk penis melengkung sejak lahir. Walau tidak berdampak negatif semasa kanak-kanak, chordee bisa menghambat fungsi seksual ketika dewasa.

Pembedahan hanya dilakukan pada kondisi yang cukup parah. Dokter akan melakukan insisi atau menyayat kulit, lalu dijahit. Operasi bisa dilakukan sejak anak berusia 6 bulan.

Baca Juga: Penile Dysmorphic Disorder: Minder dengan Ukuran dan Bentuk Penis

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya