4 Masalah pada Penis yang Serius dan Harus Segera Ditindaklanjuti

Menjaga kebersihan dan kesehatan itu jangan ditoleransi!

Gangguan pada penis tentu membuat perasaan tidak nyaman dan mengganggu berbagai aktivitas, termasuk hubungan seksual. Meski tidak ada yang pernah mengharapkan kondisi ini, tetapi setiap pria tetap saja memiliki risiko tersebut.

Penyebab dan faktor risikonya pun berbeda antara gangguan yang satu dengan gangguan yang lainnya. Sebelum terlambat, kenali dulu jenis-jenis gangguan penis yang paling umum terjadi berikut penyebab, gejala, dan cara mengatasinya.

1. Kanker penis

4 Masalah pada Penis yang Serius dan Harus Segera Ditindaklanjutimedicalnewstoday.com

Kanker pada genital pria ini memang termasuk penyakit yang jarang ditemui. Walau begitu, bukan lantas kamu mengabaikannya begitu saja. Pasalnya, tingkat kesembuhan penderita kanker penis sebenarnya cukup tinggi, tetapi banyaknya pasien yang mengabaikan gejala awal justru memberi kesempatan bagi sel-sel kanker untuk mengganggu fungsi tubuh lebih lama.

Hingga kini para ahli pun belum dapat benar-benar menemukan penyebab kanker penis. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang terkena HPV jenis tertentu berisiko lebih besar untuk mengalami kanker penis. Mereka yang tidak disunat pun memiliki risiko serupa lantaran terperangkapnya cairan tubuh di kulit khatan. Tak lupa, kanker ini juga lebih besar kemungkinannya diderita oleh laki-laki perokok dan yang memiliki daya imun rendah.

Adapun beberapa gejala yang biasanya ditimbulkan dan perlu diperhatikan antara lain:

  • perubahan warna kulit pada penis;
  • perubahan ketebalan pada kulit penis;
  • terdapat benjolan di penis;
  • pembengkakan pada bagian ujung penis;
  • terdapat benjolan di bawah kulit pada area selangkangan;
  • rasa nyeri pada penis (bahkan bisa terjadi pendarahan);
  • bau busuk di bawah kulup penis; dan
  • ruam pada penis.

2. Fimosis

4 Masalah pada Penis yang Serius dan Harus Segera Ditindaklanjutipsychologytoday.com

Secara umum, fimosis tidak menimbulkan gejala tertentu. Walau begitu, penderita fimosis justru rentan terkena infeksi lantaran sulit membersihkan kotoran yang berada di bawah kulup penis. Selain itu, gangguan ini menyebabkan penderitanya menjadi sulit buang air kecil, kulit permukaan penis yang pecah-pecah, atau adanya rasa nyeri maupun kurangnya sensasi saat melakukan hubungan seksual.

Pada dasarnya, fimosis keadaan kulup penis yang melekat kencang pada kepala penis sehingga tidak dapat ditarik ke belakang. Kondisi ini cukup wajar bila terjadi pada anak-anak terutama yang belum disunat. Namun, seiring berjalannya waktu, kulup penis semestinya mulai terpisah secara alami.

Ada beberapa hal yang menyebabkan fimosis pada pria. Pertama adalah usia yang sangat berperan penting dalam kadar kelenturan kulup penis. Kedua adalah isu medis seperti diabetes yang justru menimbulkan jaringan parut pada kulup penis. Ketiga adalah adanya tarikan atau peregangan yang keras sehingga membuat kulit kulup penis robek dan memicu fimosis.

Baca Juga: Bro, Kenali 7 Tanda Penyakit dari Benjolan Putih yang Tumbuh di Penis

3. Balanitis

4 Masalah pada Penis yang Serius dan Harus Segera Ditindaklanjutilifealth.com

Salah satu efek panjang dari fimosis adalah balanitis. Menurut sebuah studi, 25 dari 30 laki-laki yang tidak dikhitan mengalami balanitis. Bagian kulup yang menutupi penis membuat bagian organ ini jadi kurang terjaga kebersihannya sehingga lebih rentang terkena infeksi jamur, bakteri, iritasi, dan lain-lain.

Di samping kurangnya menjaga kebersihan di genital, balanitis juga bisa disebabkan oleh infeksi menular seksual seperti gonorea, herpes genital, dan klamidia. Ada pula kondisi medis yang memicu terjadinya balinitis seperti diabetes melitus, daya imun yang rendah. dan penggunaan antibiotik oral.

Cukup banyak gejala yang ditimbulkan dari kondisi ini, antara lain:

  • pembengkakan pada kepala penis;
  • adanya bercak merah atau justru bagian kepala penis memerah seluruhnya;
  • rasa nyeri bahkan keluar cairan bila disebabkan oleh gonorea;
  • terasa gatal berkepanjangan;
  • rasa tidak nyaman saat buang air kecil;
  • impotensi;
  • dan lain-lain.

4. Priapisme

4 Masalah pada Penis yang Serius dan Harus Segera Ditindaklanjutithesun.co.uk

Seorang pria tidak akan bisa ejakulasi tanpa aliran darah yang tepat. Bila aliran darah tidak sesuai, maka bukan tidak mungkin pria akan mengalami priapisme, yakni kenodisi ereksi yang terus terjadi selama berjam-jam (lebih dari 4 jam) dan menyebabkan nyeri. Yang perlu menjadi catatan, kondisi ereksi abnormal ini terjadi tanpa harus adanya rangsangan atau hubungan seksual.

Pripisme bisa menyerang pria pada usia berapa pun, bahkan pada anak-anak. Penyebabnya antara lain konsumsi obat-obatan tertentu, konsumsi marijuana dan kokain, anemia sel sabit, cedera pada tulang belakang atau area genital, keracunan karbon monoksida, dan sengatan kalajengking atau laba-laba.

Secara umum, priapisme dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

  • Pripapisme Iskemik, yakni pripapisme yang disertai nyeri dan darah tidak dapat keluar dari penis. Penis menjadi keras, tetapi bagian ujungnya lembut.
  • Priapisme Non-Iskemik, yakni priapisme yang tidak disertai nyeri dengan kondisi penis tegak tetapi tidak mengeras. Hal ini dikarenakan terlalu banyak darah yang mengalir ke penis.

Mengkhawatirkan, bukan? Karena itu, selalu jaga kebersihan organ genital dan kesehatan tubuh. Bila ada hal yang mencurigakan, jangan bersikap abai dan mengentangkan. Segera konsultasi ke dokter sebelum hal lebih buruk terjadi.

Baca Juga: Apa Guna Rambut di Sekitar Pusar dan Penis? Hati-hati saat Mencukurnya

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya