TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Virus Corona Terdeteksi pada Tinja Bayi Baru Lahir

Ibunya memiliki riwayat COVID-19 selama hamil

ilustrasi bayi baru lahir (unsplash.com/Christian Bowen)

Beberapa bayi baru lahir (newborn) dinyatakan positif COVID-19 tak lama setelah lahir ke dunia. Cara penularan paling dominan adalah lewat droplet dari ibu yang terkonfirmasi COVID-19.

Terkini, ilmuwan mengkaji cara penularan lain. Temuan terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Pediatric Research pada 19 Agustus 2022 menunjukkan adanya RNA virus dan protein spike SARS CoV-2 pada tinja bayi baru lahir. Simak penjelasannya!

1. Meneliti 14 bayi baru lahir yang ibunya pernah terjangkit COVID-19 selama hamil

Studi ini menyelidiki tinja atau kotoran dari 14 bayi baru lahir yang dilahirkan ketika usia kandungan menginjak 25–41 minggu. Artinya, ada yang prematur dan ada yang tidak. Mereka lahir antara Juli 2020 hingga Mei 2021.

Bayi-bayi tersebut dirawat di NewYork-Presbyterian/Weill Cornell, Amerika Serikat. Setelah digali lebih dalam, mereka dilahirkan dari ibu yang pernah terinfeksi COVID-19 selama hamil. Ada 13 ibu yang diteliti, salah satunya melahirkan anak kembar.

Sebelas ibu diketahui sembuh dari COVID-19 lebih dari 10 minggu sebelum melahirkan. Dua ibu dengan infeksi aktif memiliki gejala saat melahirkan.

2. SARS CoV-2 terdeteksi pada tinja 11 dari 14 bayi baru lahir

ilustrasi virus corona (pixabay.com/TheDigitalArtist)

Ketika sampel diambil dari hidung bayi untuk tes PCR, hasilnya negatif. Namun, ketika tinjanya diteliti, ditemukan RNA virus dan protein spike SARS CoV-2 pada 11 dari 14 bayi baru lahir.

Sebagian besar bayi dalam kondisi yang baik. Namun, ada satu bayi yang mengalami enterokolitis nekrotikans dan satu lagi meninggal karena penyakit hati autoimun gestasional.

Sebagai informasi, spesimen tinja dikumpulkan sejak hari pertama kehidupan dari setiap bayi baru lahir. Lalu, dilanjutkan setiap minggu jika spesimen tinja tersedia, maksimal hingga hari ke-87.

Baca Juga: Mutasi Virus Meningkatkan Risiko Reinfeksi COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya