TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Adopsi untuk Pancingan agar Cepat Hamil, Mitos atau Fakta?

Memang ada statistik hamil setelah adopsi, tetapi ...

ilustrasi mengadopsi anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Banyak pasangan suami istri yang menginginkan keturunan. Namun, banyak pula yang sudah mencoba bertahun-tahun dan menempuh banyak cara tetapi belum juga hamil. Pada saat ini, orang-orang sekitar umumnya memberikan berbagai saran. Salah satunya adalah saran untuk adopsi anak sebagai pancingan agar bisa cepat hamil.

Apa benar adopsi bisa membuat seseorang cepat hamil? Kalau kamu sedang mempertimbangkannya, baca dulu artikel ini, ya!

Baca Juga: 14 Penyebab Kemandulan pada Pria, Bikin Khawatir!

Seberapa sering kehamilan terjadi setelah mengadopsi?

ilustrasi mengadopsi anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Memang, ada statistik tentang kehamilan setelah adopsi. Akan tetapi, ini merupakan statistik dari studi lampau.

Sebagai contoh, studi terbatas bertajuk "Occurrence of Pregnancy Following Adoption" tahun 1960 menganalisis 100 kuesioner dari orang tua yang mengadopsi anak di Vista Del Mar Child Care, Amerika Serikat (AS).

Hasil studi ini menunjukkan, berdasarkan analisis kritis, 10 kehamilan terjadi di antara perempuan, yang sebelumnya tidak pernah hamil, setelah adopsi (10,4 persen dari pasangan). Dua kehamilan tambahan terjadi pada perempuan yang sebelumnya pernah hamil.

Para ahli berpendapat bahwa tidak satu pun angka-angka yang didapat mendukung keyakinan bahwa adopsi sering menyebabkan kehamilan.

Studi lainnya bertajuk "Study of the Incidence of Pregnancy Following Adoption" pada tahun 1963 melakukan survei terhadap 1.400 pasangan yang mengadopsi anak antara tahun 1946 dan 1956 dari tiga tempat adopsi anak di AS.

Dari 1.400 kuesioner, hanya 388 pasangan yang merespons. Dari jumlah ini, 185 kasus infertilitas dianggap memiliki latar belakang organik dan ini dihilangkan, menyisakan 203 kasus yang mana infertilitas mungkin fungsional. Sebanyak 42 dari jumlah tersebut dilaporkan hamil setelah adopsi. Kasus infertilitas sekunder (pernah hamil sebelumnya lalu sulit hamil lagi) dihilangkan, menyisakan 35 kasus infertilitas primer (belum pernah hamil). Sebanyak 14 di antaranya tersingkir karena terapi medis atau perubahan fisiologis, dan 15 lainnya disingkirkan karena masa infertilitas kurang dari 5 tahun atau karena kehamilan terjadi lebih dari 2 tahun setelah adopsi. Jadi, ada 6 kasus (2,9 persen) yang mana hubungan sebab akibat mungkin diperoleh antara adopsi dan kehamilan.

Studi lainnya dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology tahun 1979 mencoba menguji hipotensis adopsi dapat meningkatkan kesuburan. Para peneliti melakukan analisis data tindak lanjut yang diperoleh dari 895 pasangan yang "berisiko" hamil (tidak mengadopsi) dan mengadopsi setelah mendaftar di Stanford Infertility Clinic, AS, antara tahun 1963 dan 1977.

Dari 767 pasangan yang tidak mengadopsi, sebanyak 329 pasangan memiliki kehamilan; dari 128 yang mengadopsi, sebanyak 41 pasangan kemudian memiliki kehamilan. Perbandingan yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan berkurangnya kesuburan setelah adopsi. Namun, ini mungkin efek palsu terkait sejumlah faktor yang berbeda antara dua kelompok. Menurut para peneliti, data yang didapat tidak mendukung hipotesis bahwa adopsi memengaruhi kesuburan setelahnya.

Perlu diingat bahwa dari statistik yang dipaparkan di atas, itu semua merupakan temuan penelitian masa lampau, sebelum adanya kemajuan medis modern dalam mengobati fertilitas. Data terkini tentang topik ini tidak ditemukan.

Selain itu, perlu dipertimbangkan juga fakta bahwa beberapa orang memilih untuk mengadopsi walaupun mereka tidak mandul dan makin banyak orang tua angkat yang kembali mendapatkan pengobatan infertilitas setelah mengadopsi.

Studi tahun 2012 menemukan bahwa 17 persen perempuan yang hamil dan melahirkan setelah perawatan fertilisasi in vitro (IVF) hamil lagi tanpa perawatan dalam waktu 6 tahun. Untuk perempuan yang tidak berhasil dengan IVF, sebanyak 24 persen hamil dengan sendirinya setelah menghentikan pengobatan. Penelitian lainnya menemukan bahwa 16 persen perempuan tidak subur hamil secara alami setelah menghentikan perawatan, mengutip laman Creating a Family.

Banyak ahli menduga mereka yang hamil setelah adopsi termasuk dalam persentase kehamilan spontan tersebut. Tergantung diagnosis infertilitas seseorang, kalau kamu berhubungan seks pada waktu yang tepat, kamu mungkin akan hamil, baik itu setelah mengadopsi anak maupun tidak.

Menurut data dari National Infertility Association Resolve, persentase tingkat kehamilan setelah mengadopsi dan yang tidak mengadopsi adalah sama. Jadi, bisa dibilang tidak ada hubungan antara adopsi dan kehamilan. Selain itu, belum ada penelitian yang menunjukkan kaitan antara adopsi anak dengan terjadinya kehamilan.

Baca Juga: Penyebab Infertilitas pada Perempuan dan Faktor Risikonya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya