10 Masalah Kesehatan yang Menyebabkan Perempuan Sulit Hamil

2. Fibroid rahim

ilustrasi kram perut menjelang menstruasi (pexels.com/Sora Shimazaki)

Fibroid rahim adalah pertumbuhan non kanker yang terbentuk di dalam rahim. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala pada beberapa kasus, tergantung ukuran dan lokasinya. Terbentuknya fibroid masih belum diketahui secara pasti, tetapi diyakini ada faktor genetik.

Fibroid dapat menyebabkan infertilitas dan ditemukan pada 5 hingga 10 persen perempuan tidak subur, mengutip situs Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NICHD).

Fibroid yang terletak di dalam rongga rahim (berbeda dengan fibroid yang tumbuh di dalam dinding rahim) atau yang berdiameter lebih dari 6 sentimeter lebih cenderung berdampak negatif pada kesuburan.

Fibroid lebih mungkin memengaruhi kesuburan perempuan jika:

• Perubahan posisi leher rahim dapat menurunkan jumlah sperma yang masuk ke dalam rahim.
• Perubahan bentuk rahim yang dapat mengganggu pergerakan sperma atau implantasi.
• Menghalangi saluran tuba, yang mencegah sperma mencapai sel telur dan mencegah sel telur yang telah dibuahi bergerak ke rahim.
• Mengganggu aliran darah ke rahim, yang dapat mencegah implantasi embrio.

3. Endometriosis

Endometriosis terjadi ketika sel-sel yang biasanya melapisi rongga rahim (endometrium) malah ditemukan di luar rahim.

Penelitian telah menemukan hubungan antara infertilitas dan endometriosis. Studi menunjukkan bahwa antara 25 dan 50 persen perempuan tidak subur menderita endometriosis dan antara 30 hingga 40 persen perempuan yang memiliki endometriosis tidak subur.

Para ilmuwan belum mengetahui secara pasti penyebab infertilitas pada perempuan dengan endometriosis.

Teori terkini tentang bagaimana endometriosis menyebabkan infertilitas adalah sebagai berikut:

• Perubahan struktur organ reproduksi perempuan mungkin saja terjadi. Endometriosis dapat menyebabkan perlengketan panggul yang terbuat dari jaringan parut yang terbentuk di antara struktur di dekatnya, seperti antara ovarium dan dinding panggul. Hal ini dapat menghambat dan memengaruhi pelepasan sel telur setelah ovulasi. Jaringan parut di tuba fallopi dapat mengganggu pergerakan sel telur melalui tuba fallopi.
• Lapisan perut (peritoneum) mungkin mengalami perubahan yang memengaruhi fungsinya:
  • Pada perempuan dengan endometriosis, jumlah cairan di dalam peritoneum sering kali meningkat.
  • Cairan dalam peritoneum mengandung zat yang dapat berdampak buruk pada fungsi sel telur, sperma, dan saluran tuba.
• Perubahan kimiawi pada lapisan rahim yang terjadi akibat endometriosis dapat memengaruhi kemampuan embrio untuk berimplantasi dengan baik dan menyulitkan perempuan untuk tetap hamil setelah pembuahan.

4. Kegagalan ovulasi

ilustrasi dokter dan pasien (pexels.com/MART PRODUCTION)

Penyebab paling umum dari infertilitas perempuan adalah kegagalan ovulasi, yang terjadi pada 40 persen perempuan dengan masalah infertilitas (American Family Physician, 2007).

Tidak berovulasi dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, seperti:

• Kondisi ovarium atau ginekologi, seperti insufisiensi ovarium primer (POI) atau PCOS.
• Penuaan, termasuk "berkurangnya cadangan ovarium", yang mengacu pada rendahnya jumlah sel telur di ovarium perempuan akibat penuaan normal.
• Gangguan endokrin, seperti penyakit tiroid atau masalah pada hipotalamus, yang memengaruhi hormon yang diproduksi tubuh sehingga mungkin ada terlalu banyak atau terlalu sedikit suatu atau sekelompok hormon.
  Faktor gaya hidup dan lingkungan.

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Melakukan Olahraga Angkat Beban?

5. Infeksi

Infeksi juga dapat menyebabkan kemandulan perempuan.

Gonore dan klamidia yang tidak diobati pada perempuan dapat menyebabkan penyakit radang panggul, yang dapat menyebabkan jaringan parut yang menyumbat saluran tuba.

Sifilis yang tidak diobati meningkatkan risiko ibu hamil mengalami bayi lahir mati. 

Infeksi kronis pada serviks dan perawatan bedah pada lesi serviks yang berhubungan dengan infeksi human papillomavirus (HPV) juga dapat menurunkan jumlah atau kualitas lendir serviks. Masalah zat lengket atau licin yang terkumpul di leher rahim dan vagina ini bisa membuat perempuan sulit hamil (American Family Physician, 2007).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan:

• Jadwal satu atau dua dosis untuk anak perempuan berusia 9–14 tahun.
• Jadwal satu atau dua dosis untuk anak perempuan dan perempuan berusia 15–20 tahun.
• Dua dosis dengan selang enam bulan bagi perempuan yang berusia di atas 21 tahun.

6. Penyakit autoimun

ilustrasi dokter dan pasien sedang berbicara (pexels.com/SHVETS production)

Penyakit autoimun menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh normal yang biasanya diabaikan.

Gangguan autoimun, seperti lupus, penyakit Hashimoto, dan jenis tiroiditis lainnya, atau artritis reumatoid, dapat memengaruhi kesuburan.

Alasan terjadinya hal ini tidak sepenuhnya dipahami dan berbeda antar penyakit, tetapi diperkirakan disebabkan oleh peradangan pada rahim dan plasenta atau obat yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebut.

Baik laki-laki maupun perempuan dapat membuat antibodi yang menyerang sperma atau organ reproduksi, dilansir American College for Advancement in Medicine.

7. Kegagalan ovarium prematur

Kegagalan ovarium prematur atau premature ovarian failure (POF) sering dikira menopause dini karena memiliki gejala yang sama, seperti hot flashes, vagina kering, dan tidak mengalami menstruasi. Rata-rata perempuan didiagnosis POF pada usia 27 tahun, dan kondisi tersebut memengaruhi 1 dari 1.000 orang.

Saat mengidap POF, ovarium berhenti berfungsi dan sebagai hasilnya, perempuan mungkin mengalami infertilitas. Setelah POF terdiagnosis, pasien biasanya diberi perawatan berupa terapi penggantian hormon, suplemen vitamin D, dan kalsium. Meskipun perawatan ini tidak menjamin kesuburan dapat kembali, tetapi pasien masih dapat hamil melalui fertilisasi in vitro.

8. Masalah struktural pada sistem reproduksi

ilustrasi kesehatan reproduksi perempuan (freepik.com/freepik)

Masalah struktural biasanya melibatkan adanya jaringan abnormal pada saluran tuba atau rahim.

Jika saluran tuba tersumbat, sel telur tidak dapat berpindah dari ovarium ke rahim dan sperma tidak dapat mencapai sel telur untuk pembuahan. Masalah struktural pada rahim, seperti masalah yang dapat mengganggu implantasi, juga dapat menyebabkan kemandulan.

Beberapa masalah struktural tertentu yang dapat menyebabkan infertilitas antara lain:

• Endometriosis, ketika jaringan yang biasanya melapisi bagian dalam rahim ditemukan di tempat lain, seperti menghalangi saluran tuba.
• Fibroid rahim, pertumbuhan yang muncul di dalam dan sekitar dinding rahim, meskipun sebagian besar perempuan penderita fibroid tidak memiliki masalah kesuburan dan bisa hamil. Namun, beberapa perempuan dengan fibroid mungkin tidak dapat hamil secara alami atau mungkin mengalami keguguran berulang atau persalinan prematur.
• Polip, yaitu pertumbuhan non kanker di permukaan bagian dalam rahim. Polip dapat mengganggu fungsi rahim dan menyulitkan perempuan untuk tetap hamil setelah pembuahan. Operasi pengangkatan polip dapat meningkatkan peluang hamil.
• Jaringan parut di rahim akibat cedera, infeksi, atau pembedahan sebelumnya. Jaringan parut dapat meningkatkan risiko keguguran dan mengganggu implantasi, sehingga menyebabkan kemandulan.
• Bentuk rahim yang tidak biasa, yang dapat memengaruhi implantasi dan kemampuan untuk hamil sampai cukup bulan.

9. Kegagalan sel telur untuk matang dengan baik

Sel telur mungkin tidak matang dengan baik karena berbagai alasan, mulai dari kondisi seperti PCOS, obesitas, hingga kurangnya protein spesifik yang dibutuhkan sel telur untuk matang.

Sel telur yang belum matang mungkin tidak dilepaskan pada waktu yang tepat, tidak berhasil mencapai saluran tuba, atau mungkin tidak dapat dibuahi.

10. Kegagalan implantasi

ilustrasi test pack (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kegagalan implantasi mengacu pada kegagalan sel telur yang telah dibuahi untuk ditanamkan di dinding rahim untuk memulai kehamilan. Meskipun penyebab spesifik dari kegagalan implantasi sering kali tidak diketahui, tetapi kemungkinannya meliputi:

• Cacat genetik pada embrio.
• Endometrium tipis.
• Cacat embrio.
• Endometriosis.
• Resistansi progesteron.
• Jaringan parut di rongga endometrium.

Jika kamu curiga memiliki salah satu dari kondisi kesehatan di atas dan khawatir dengan peluangmu untuk hamil, cobalah untuk berbicara dengan dokter. Nantinya, dokter akan memberi tahu semua opsi yang tepat untukmu, baik dalam hal pengobatan maupun metode kehamilan terbaik.

Baca Juga: Minum Asetaminofen saat Hamil Dikaitkan dengan Speech Delay Anak