TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Efek Samping Amoxicillin, Salah Satunya Diare

Antibiotik pilihan pertama untuk beberapa penyakit

ilustrasi amoxicillin atau amoksisilin (vecteezy.com/Artinun Prekmoung)

Selama bertahun-tahun amoxicillin atau amoksisilin telah direkomendasikan sebagai antibiotik pilihan pertama untuk beberapa penyakit, dan secara luas tersedia di banyak negara.

Amoksisilin digunakan untuk mengobati beberapa jenis infeksi bakteri pada anak dan orang dewasa, seperti:

  • Infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan, termasuk radang tenggorokan (strep throat).
  • Infeksi saluran kemih.
  • Infeksi saluran pernapasan bagian bawah.
  • Infeksi kulit.
  • Infeksi Helicobacter pylori (hanya untuk orang dewasa).

Amoksisilin juga bisa digunakan dalam kombinasi dengan antibiotik clavulanate. Kombinasi ini mengobati banyak infeksi bakteri yang sama seperti amoksisilin, tetapi clavulanate membantu amoksisilin bekerja lebih baik melawan beberapa bakteri. Kombinasi ini dikenal dengan merek Augmentin.

Amoksisilin termasuk dalam kelompok obat yang disebut antibiotik penisilin karena mengandung struktur kimia yang disebut cincin beta-laktam, yang juga dimiliki oleh penisilin. Cincin beta-laktam membantu membunuh bakteri sehingga tubuh dapat mulai pulih.

Secara umum umum, amoksisilin bisa ditoleransi dengan baik. Namun, seperti obat lainnya, amoksisilin memiliki sejumlah efek samping yang bisa bervariasi dari ringan hingga sedikit serius. Jadi, kalau kamu diresepkan amoksisilin untuk infeksi bakteri, kamu perlu mewaspadai potensi efek samping berikut ini.

1. Mual

Mual adalah salah satu efek samping amoksisilin yang paling umum, tetapi biasanya ringan, menurut laporan dalam jurnal CMAJ tahun 2015. Mengonsumsi obat dengan makanan dapat membantu mengurangi atau mencegah mual.

Ada juga obat bebas yang tersedia untuk membantu mengatasi mual, seperti dimenhydrinate dan meclizine.

2. Muntah

ilustrasi mual dan muntah (freepik.com/stoccking)

Mual dan muntah cenderung terjadi bersamaan. Muntah juga merupakan salah satu efek samping amoksisilin yang lebih umum.

Mengonsumsi amoksisilin dengan makanan dapat membantu mencegah dan mengendalikan muntah. Pertimbangkan juga untuk minum minuman elektrolit jika mengalami muntah. Ini dapat membantu mengisi kembali elektrolit yang mungkin hilang dari tubuh.

Kalau langsung muntah segera setelah minum amoksisilin, hubungi dokter tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Perlu atau tidaknya minum dosis lain tergantung beberapa faktor, seperti seberapa cepat muntah terjadi setelah minum dosis amoksisilin terakhir.

Baca Juga: 8 Obat yang Bisa Menyebabkan Hipotiroidisme

3. Ruam

Menurut American Academy of Allergy, Asthma and Immunology, ruam kulit dapat terjadi pada hingga 10 persen orang yang meminumnya. Untungnya, ruam ini biasanya tidak serius, cenderung hilang setelah beberapa hari.

Ruam amoksisilin yang khas terlihat seperti bercak merah datar di kulit. Diphenhydramine dan krim hidrokortison adalah obat bebas yang dapat membantu mengatasi ruam kulit.

Namun, jika mengalami biduran, ini bisa menjadi tanda reaksi alergi.

4. Sakit kepala

ilustrasi sakit kepala. (pexels.com/Ron Lach)

Sebagian besar obat, termasuk amoksisilin, berpotensi menyebabkan sakit kepala sampai taraf tertentu. Akan tetapi, dengan amoksisilin, sakit kepala biasanya ringan dan hilang setelah kamu menyelesaikan perawatan. 

Jika diperlukan, obat bebas seperti asetaminofen dapat membantu mengatasi sakit kepala.

5. Diare

Diare adalah efek samping umum lainnya dari antibiotik seperti amoksisilin. Menurut laporan dalam The Journal of Pediatric Pharmacology and Therapeutics tahun 2015, Augmentin telah dilaporkan menyebabkan diare lebih sering daripada amoksisilin saja, tetapi masih mungkin hanya dengan amoksisilin.

Amoksisilin umumnya menyebabkan diare ringan, tetapi mengonsumsi amoksisilin dengan makanan dapat membantu mencegahnya terjadi sejak awal. 

Kalau mengalami diare, kamu bisa mengonsumsi makanan yang lembut di perut, seperti nasi, pisang, atau roti. Minuman elektrolit dan air juga membantu hidrasi. Bila diperlukan, obat diare yang dibuang bebas juga bisa bertindak sebagai sumber pereda nyeri. Loperamide adalah salah satu opsi populer untuk dipertimbangkan.

Dalam kasus yang jarang, diare bisa menjadi parah. Antibiotik seperti amoksisilin dapat menyebabkan diare yang parah dan menular yang perlu perhatian medis segera. Ini dikenal sebagai diare Clostridioides difficile. Gejala ini meliputi:

  • Diare parah.
  • Mual.
  • Sakit perut atau nyeri tekan.
  • Kehilangan selera makan.
  • Demam.

6. Perubahan rasa dan bau

ilustrasi mencium bau tidak sedap (freepik.com/karlyukav)

Dalam studi klinis, beberapa orang mengalami rasa logam atau asam di mulut saat mengonsumsi amoksisilin. Perubahan rasa dan bau yang serupa juga dilaporkan ke U.S. Food and Drug Administration (FDA) oleh beberapa orang, mengutip laporan dalam jurnal Scientific Reports tahun 2021.

Efek samping ini mungkin tampak mengkhawatirkan, tetapi tidak dianggap permanen. Rasa dan bau akan kembali normal setelah pengobatan selesai.

Baca Juga: Mengalami Heartburn setelah Minum Obat? Mungkin 8 Obat Ini Penyebabnya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya