TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penyebab Sudah Dewasa tetapi Masih Punya Gigi Susu

Perlu dicabut atau tidak, ya?

ilustrasi gigi susu pada orang dewasa (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Anak-anak memulai hidupnya dengan gigi susu atau gigi sulung yang hampir sepenuhnya terbentuk. Jumlahnya 20. Gigi susu tidak permanen dan biasanya mulai tanggal pada usia 6 atau 7 tahun.

Gigi susu tanggal secara bertahap berlangsung sepanjang masa kanak-kanak, memberi ruang bagi gigi permanen untuk muncul. Sebagian besar anak kehilangan gigi susu terakhir mereka saat usianya 13 tahun. Akan tetapi, kadang saat seseorang sudah dewasa gigi susunya belum tanggal. 

Beberapa orang dewasa mempertahankan satu atau lebih gigi susu, yang dikenal sebagai gigi susu yang dipertahankan (retained deciduous teeth). Sekitar 25 persen orang memiliki gigi susu lebih lama dari usia yang diharapkan bagi gigi susu untuk tanggal (Dental Press Journal of Orthodontics, 2016).

Gigi susu pada orang dewasa dapat bertahan selama bertahun-tahun, tetapi gigi tersebut mungkin menjadi tidak berfungsi seiring waktu.

1. Bagaimana cara mengetahui kita masih punya gigi susu?

Perbedaan paling jelas antara gigi dewasa dan gigi susu adalah ukurannya. Gigi susu lebih kecil dari gigi dewasa. Gigi susu juga biasanya lebih putih karena memiliki enamel yang lebih tipis daripada gigi dewasa.

Gigi susu terkadang memiliki tepi yang lebih halus dan membulat. Ketika gigi dewasa mulai muncul, mereka memiliki tonjolan khas di tepi paling atas, yang dianggap membantu mereka keluar melalui gusi. Tonjolan yang disebut mamelon ini sering kali aus seiring waktu, mengutip Medical News Today.

Baca Juga: Gigi Tidak Rapi Bisa Tingkatkan Risiko Gigi Berlubang

2. Apa itu gigi susu pada orang dewasa?

ilustrasi gigi susu yang tanggal pada masa kanak-kanak (pexels.com/RODNAE Productions)

Gigi susu pada orang dewasa ternyata cukup umum. Gigi geraham kedua kemungkinan besar adalah gigi susu yang "tertinggal". Sering kali ini karena tidak ada gigi permanen yang tumbuh di belakangnya.

Studi menemukan jika gigi geraham kedua dipertahankan hingga usia 20 tahun, kecil kemungkinannya menyebabkan komplikasi gigi di masa depan (British Dental Journal, 2009). Namun, kebalikannya berlaku untuk retensi gigi seri dan gigi geraham pertama, karena mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut.

3. Penyebab

Penyebab paling umum gigi susu bertahan hingga dewasa adalah karena kurangnya gigi permanen untuk menggantikannya.

Beberapa kondisi yang melibatkan perkembangan gigi dapat menyebabkan gigi susu pada orang dewasa, seperti:

  • Hiperdonsia: Adanya gigi ekstra dan tidak ada cukup ruang bagi gigi permanen untuk erupsi atau muncul.
  • Hipodonsia: Satu sampai lima gigi permanen hilang.
  • Oligodonsia: Enam atau lebih gigi permanen hilang.
  • Anodonsia: Sebagian besar atau semua gigi permanen hilang.

Bahkan jika gigi permanen ada, itu mungkin tidak tumbuh. Sejumlah faktor yang dapat menyebabkan hal ini meliputi:

  • Ankilosis: Kelainan langka yang menyatukan gigi ke tulang, mencegah gerakan apa pun.
  • Genetika: Contohnya riwayat keluarga dengan penetrasi gigi yang tidak lengkap.
  • Kondisi lain yang terkait dengan perkembangan gigi: Seperti displasia ektodermal dan gangguan endokrin.
  • Trauma atau infeksi mulut.

4. Potensi risiko

ilustrasi orang dewasa yang masih memiliki gigi susu (pexels.com/Shiny Diamond)

Dilansir Byte, gigi susu yang tidak tanggal saat dewasa mungkin tidak menyebabkan masalah fungsional atau kosmetik. Dalam hal ini, gigi susu dapat dipertahankan asalkan tetap dalam kondisi sehat.

Namun, gigi susu pada orang dewasa masih merupakan kelainan mulut, sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah jika tidak mendapat perawatan. Inilah hal-hal yang perlu diwaspadai jika kamu masih punya gigi susu saat sudah dewasa:

  • Infraoklusi: Ini terjadi ketika permukaan gigitan dari gigi susu pada orang dewasa yang lebih kecil tidak dapat melakukan kontak dengan gigi dewasa yang berlawanan. Ankilosis pada gigi susu dapat menyebabkan masalah ini.
  • Celah antara gigi (diastema): Celah ini dapat memengaruhi penampilan senyum dan dapat menyebabkan kesulitan makan dan berbicara.
  • Resorpsi akar: Akar gigi susu yang tertinggal pada akhirnya dapat diserap kembali ke dalam tulang rahang. Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan gigi.
  • Trauma oklusal: Gigi sulung yang tertinggal dan gigi permanen yang berlawanan sering kali tidak sejajar dengan benar ketika rahang tertutup. Ketidaksejajaran ini dapat menyebabkan kerusakan pada gigi saat mengunyah.

Baca Juga: Memutihkan Gigi, Apa Efek Samping dari Bleaching Gigi?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya