11 Jenis Kontrasepsi Non Hormonal, Beberapa Dijual Bebas
Beberapa alat kontrasepsi ini dijual bebas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah kehamilan. Ini bisa bersifat sementara maupun permanen. Kontrasepsi merupakan salah satu pencegahan untuk mengurangi angka kelahiran.
Metode kontrasepsi terbagi menjadi hormonal dan non hormonal. Kontrasepsi hormonal mengandung kombinasi dari estrogen dan progesteron. Jenisnya bisa berupa pil, injeksi, dan implan. Sementara itu, kontrasepsi non hormonal tidak mengandung hormon, yang berfungsi untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina, yang akan mencegah terjadinya fertilisasi. Jenis kontrasepsi non hormonal yaitu metode operasi pria, metode operasi perempuan, dan alat kontrasepsi dalam rahim.
Kontrasepsi hormonal tidak untuk semua orang. Kabar baiknya, ada banyak pilihan alat kontrasepsi non hormonal. Lanjutkan membaca artikel ini sampai akhir untuk mengetahui apa saja pilihannya, ya.
Opsi alat kontrasepsi non hormonal resep
Ada beberapa pilihan kontrasepsi non hormonal yang memerlukan resep dari dokter.
1. Phexxi
Tahun 2020, U.S. Food and Drug Administration (FDA) menyetujui Phexxi. Alat kontrasepsi ini berupa gel yang dimasukkan dalam waktu 1 jam setelah berhubungan intim. Gel ini membantu menjaga pH vagina tetap asam. Lingkungan asam tidak layak huni bagi sperma, sehingga tidak akan mencapai dan membuahi sel telur.
Dilansir National Women’s Health Network, formulasinya berbeda dengan spermisida karena mengandung asam laktat, asam sitrat, dan kalium bitartrat, bukan nonoxynol-9. Ini telah ditemukan kurang merusak sel-sel vagina.
Tingkat keberhasilan alat kontrasepsi ini adalah 79 hingga 86 persen. Meski demikian, produk ini belum tersedia di Indonesia.
2. Cervical cap
Cervical cap atau sumbat rahim adalah penutup silikon untuk serviks. Sumbat ini dimasukkan sebelum berhubungan seks dan bisa dibiarkan hingga dua hari. Ini memberikan penghalang sehingga sperma tidak bisa mencapai sel telur.
Alat kontrasepsi ini paling efektif jika digunakan dengan spermisida. Bersama-sama, efektivitasnya melawan kehamilan adalah 71 hingga 86 persen.
Tidak semua serviks memiliki ukuran yang sama, sehingga dokter perlu mengukur serviks dan meresepkan ukuran yang tepat.
3. Diafragma
Diafragma sangat mirip cervical cap, tetapi ukurannya lebih besar. Diafragma adalah alat kontrasepsi berbentuk cangkir dangkal yang terbuat dari silikon lembut, dan menutupi leher rahim saat dimasukkan ke dalam vagina. Diafragma bertindak sebagai penghalang antara sperma dan sel telur.
Untuk perlindungan terbaik, gunakan diafragma bersama spermisida. Saat digunakan bersamaan, efikasinya 87 persen.
4. IUD tembaga
Ini merupakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR atau IUD), berupa alat plastik berbentuk T yang kecil dan lentur dengan pembungkus tembaga. Sperma menghindari tembaga, sehingga saat alat kontrasepsi terpasang, sperma tidak bisa berenang menuju sel telur dan tidak akan membuahi sel telur.
Dokter memasukkan AKDR ke dalam rahim melalui serviks. Ada jenis AKDR lain, tetapi ini satu-satunya pilihan non hormonal. Bentuk kontrasepsi non hormonal ini memiliki tingkat kemanjuran yang sangat tinggi, yaitu 99 persen, dan bisa bertahan hingga 10 tahun, dilansir GoodRx Health.
Baca Juga: Studi: Pil Kontrasepsi Pria Menunjukkan Hasil yang Menjanjikan
Baca Juga: Kenali 7 Kelebihan Kontrasepsi IUD, Tertarik Pasang?