TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Primary Biliary Cirrhosis: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Dapat membuat fungsi organ hati terganggu

ilustrasi primary biliary cirrhosis atau primary biliary cholangitis (pexels.com/cottonbro studio)

Sirosis bilier primer (primary biliary cirrhosis), atau yang sekarang disebut sebagai kolangitis bilier primer (primary biliary cholangitis), adalah penyakit hati kronis akibat kerusakan progresif saluran empedu di hati yang disebut saluran empedu intrahepatik.

Empedu yang diproduksi di hati mengalir melalui saluran empedu intrahepatik ke usus kecil, di mana ia membantu pencernaan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K).

Ketika saluran rusak, empedu menumpuk di hati yang menyebabkan peradangan dan jaringan parut (fibrosis). Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan sirosis dan komplikasi terkait karena jaringan parut menggantikan jaringan hati yang sehat dan fungsi hati makin terganggu.

1. Penyebab

Menurut Penn Medicine, penyebab saluran empedu yang meradang di hati tidak diketahui. Namun, sirosis bilier primer adalah kelainan autoimun. Artinya, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan yang sehat. Penyakit ini mungkin terkait dengan gangguan autoimun, seperti:

  • Penyakit seliak.
  • Fenomena Raynaud.
  • Sindrom Sicca.
  • Penyakit tiroid.

Menambahkan dari Mayo Clinic, beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko mengembangkan kolangitis bilier primer:

  • Jenis kelamin: Kebanyakan orang dengan kolangitis bilier primer adalah perempuan.
  • Usia: Lebih mungkin dialami usia 30 hingga 60 tahun.
  • Genetik: Kamu lebih mungkin memiliki kolangitis bilier primer jika ada anggota keluarga yang memilikinya.
  • Geografi: Lebih umum dialami orang-orang keturunan Eropa, tetapi kolangitis bilier primer bisa menyerang ras apa pun.

Para peneliti berpikir bahwa faktor genetik yang dikombinasikan dengan beberapa faktor lingkungan dapat memicu kolangitis bilier primer. Faktor lingkungan yang dimaksud termasuk:

  • Infeksi, misalnya infeksi saluran kemih.
  • Merokok.
  • Bahan kimia beracun.

Baca Juga: Sirosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Komplikasi, dan Pengobatan

2. Gejala

ilustrasi anatomi saluran empedu di hati (surgery.ucsf.edu)

Pada tahap awal, banyak orang dengan kolangitis bilier primer tidak memiliki gejala. Beberapa orang tahu dirinya memiliki kondisi tersebut ketika dokter menguji mereka untuk masalah lain. Seiring perkembangan kondisi, mungkin akan muncul beberapa gejala seperti:

  • Kelelahan.
  • Kulit gatal (pruritus).
  • Sakit perut.
  • Penggelapan kulit.
  • Benjolan kecil berwarna kuning atau putih di bawah kulit atau di sekitar mata.
  • Mata dan mulut kering.
  • Nyeri otot dan sendi.

Pada tahap selanjutnya, gejala tambahan yang bisa hadir meliputi:

  • Menguningnya kulit dan bagian putih mata (penyakit kuning).
  • Pembengkakan di kaki (edema).
  • Pembengkakan perut akibat penumpukan cairan (asites).
  • Pendarahan internal di perut bagian atas atau kerongkongan bagian bawah dari pembuluh darah yang membesar (varises).
  • Mual.
  • Penurunan berat badan.
  • Urine berwarna gelap.

3. Diagnosis

Dijelaskan dalam laman Better Health Channel, saat gejala sirosis bilier primer menjadi lebih jelas, saluran empedu telah mengalami kerusakan yang signifikan. Sirosis bilier primer tahap awal terkadang didiagnosis selama tes darah dan pemeriksaan lain untuk kondisi medis yang tidak terkait.

Beberapa tes yang bisa dipesan oleh dokter antara lain:

  • Tes darah.
  • Tes fungsi hati.
  • Sinar-X.
  • Pemindaian ultrasonografi (USG).
  • Biopsi hati.

4. Pengobatan

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Tujuan pengobatan adalah untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

Cholestyramine (atau colestipol) dapat mengurangi rasa gatal. Asam ursodeoxycholic dapat meningkatkan pembuangan empedu dari aliran darah. Ini dapat meningkatkan kelangsungan hidup pada beberapa orang. Obat baru yang disebut asam obeticholic (Ocaliva) juga tersedia.

Terapi penggantian vitamin mengembalikan vitamin A, K, E dan D, yang hilang dalam tinja berlemak. Suplemen kalsium atau obat tulang lainnya dapat ditambahkan untuk mencegah atau mengobati tulang yang lemah atau lunak.

Pemantauan jangka panjang dan pengobatan gagal hati diperlukan.

Transplantasi hati mungkin berhasil jika dilakukan sebelum gagal hati terjadi.

Baca Juga: Sempat Diderita Barli Asmara, Ini 7 Penyebab Umum Gangguan Lever

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya