TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Senyawa Goitrogenik dalam Makanan, Bisa Sebabkan Gondok?

Kenali bahan makanan bersifat goitrogenik

ilustrasi pemeriksaan kelenjar tiroid (freepik.com/bearfotos)

Penyakit gondok atau gangguan akibat kurang yodium (GAKY) masih menjadi salah satu masalah gizi di Indonesia. Program terkait penanggulangan penyakit gondok memang sudah ada di masyarakat, seperti pengawasan konsumsi garam beryodium pada tingkat rumah tangga.

Akan tetapi, ada hal yang tak kalah penting dari konsumsi garam beryodium, yaitu mengetahui senyawa goitrogenik dalam bahan makanan. Kenapa ini penting?

Dilansir Rubrik AKG Gizi, bahan makanan goitrogenik bersifat menghambat penyerapan yodium oleh kelenjar tiroid untuk menyintesis hormon tiroksin. Diawali dari detoksifikasi sianida pada bahan makanan yang nantinya menghasilkan goitrogenik berupa prekusor tiosianat.

Beberapa sayuran juga mengandung glikosida sianogenik yang bersifat goitrogenik.  Dalam penelitian tersebut juga disampaikan bahwa sianida dapat  berkurang hingga lebih dari 50 persen dengan perebusan.

Adapun, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO), batas aman sianida adalah 10 mg/kg (ppm) berat kering. Ini dia beberapa jenis bahan makanan yang mengandung sianida bersifat goitrogenik.

1. Singkong 

ilustrasi singkong (pexels.com/Daniel Dan)

Singkong adalah bahan makanan jenis umbi-umbian yang dikonsumsi secara luas di Tanah Air. Beberapa bentuk olahannya adalah tape, tiwul, gethuk, lemet, keripik, dan lain-lain.

Menurut laporan dalam Jurnal Kesmas, singkong merupakan salah satu bahan makanan dengan kandungan zat goitrogenik tertinggi. Dilansir Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, singkong kukus memiliki kadar sianida 0,18 ppm.

Baca Juga: Hipo atau Hiper? 9 Tanda Kelenjar Gondokmu Tidak Bekerja Secara Normal

2. Terung ungu

ilustrasi terung ungu (pexels.com/Alexandr Podvalny)

Siapa tidak tahu terung, jenis lauk biasanya digoreng lalu disajikan dengan sambal atau diolah menjadi terung bakar. 

DilansirBuletin Penelitian Sistem Kesehatan, terung ungu segar mengandung 0,022 ppm sianida, dan menjadi 0,0004 ppm setelah diolah dengan cara digoreng.

3. Kecipir 

ilustrasi kecipir (freepik.com/Sommail)

Kecipir juga sayuran yang biasa diolah dengan ditumis atau dikukus biasa. Kecipir segar mengandung 0,056 ppm sianida, dan menjadi 0,0042 ppm setelah ditumis.

4. Selada air 

ilustrasi selada air (pixabay.com/Shutterbug75)

Selada air adalah jenis sayuran yang biasa dikonsumsi dengan diolah, umumnya direbus, lalu dicampurkan dengan parutan kelapa. Dalam selada air dikatakan mengandung 0,018 ppm sianida, dan menjadi 0,0001 ppm setelah diolah.

5. Sawi hijau 

ilustrasi sawi (pexels.com/Cats coming)

Sawi hijau memiliki kadar sianida lebih tinggi dibandingkan sawi putih. Disebutkan bahwa sawi hijau segar mengandung 0,025 ppm sianida, dan setelah diolah kadarnya berubah menjadi 0,0012 ppm. 

6. Rebung  

ilustrasi rebung (pixabay.com/Spiagol56)

Rebung atau dikenal dengan tunas muda bambu ternyata juga memiliki zat goitrogenik, lo. Rebung segar mengandung 0,020 ppm. Biasanya rebung diolah dengan santan. Rebung yang diolah dengan cara direbus berkuah membuat kadar sianidanya berkurang menjadi 0,0038 ppm.

7. Daun singkong  

ilustrasi daun singkong (pixabay.com/Maya Pujiati)

Daun singkong juga menjadi daun yang banyak diolah di Indonesia. Biasa direbus atau dimasak dengan santan. Dikatakan bahwa daun singkong segar mengandung 0,024 ppm sianida, dan menjadi 0,0052 ppm dengan pengolahan rebus berkuah.

Baca Juga: Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Faktanya

Writer

Putri Yulianingtyas

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya