TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Beda dengan Gondok, Ini 5 Fakta Gondongan yang Perlu Kamu Ketahui

Termasuk penyakit yang bisa menular

ilustrasi seseorang mengalami gondongan (freepik.com/user18526052)

Saat kecil, apakah kamu pernah mengalami gondongan? Penyakit ini menyebabkan bagian pipi dan sekitar rahang membengkak. Selain dapat menimbulkan nyeri, kondisi ini juga membuat penderitanya merasa tidak nyaman.

Walau sering terjadi pada anak-anak, tidak menutup kemungkinan dapat dialami juga oleh orang dewasa. Hal yang juga perlu diketahui adalah gondongan termasuk penyakit yang menular. Untuk lebih mewaspadainya, kamu bisa simak ulasan seputar gondongan berikut ini.

1. Apa itu gondongan?

ilustrasi gondongan (emedihealth.com)

Dilansir Mayo Clinic, gondongan merupakan infeksi virus yang memengaruhi kelenjar penghasil air liur (kelenjar parotis), yang terletak di dekat telinga. Gondongan dapat menyebabkan pembengkakan pada salah satu atau kedua kelenjar tersebut. Penyakit yang juga dikenal dengan parotitis atau mumps ini umumnya lebih sering dialami oleh anak-anak.

Walaupun jarang terjadi, gondongan yang tidak diobati dapat berpotensi menimbulkan beberapa komplikasi. Sebagian besar komplikasi tersebut melibatkan peradangan dan pembengkakan di beberapa bagian tubuh, seperti orchitis (peradangan pada testis), radang otak (ensefalitis), meningitis, pankreatitis, gangguan pendengaran hingga keguguran pada ibu hamil.

2. Disebabkan oleh virus dan menular

ilustrasi virus (pixabay.com/qimono)

Dikutip dari National Health Service (NHS), gondongan disebabkan oleh virus yang termasuk dalam paramyxoviruses. Ketika seseorang mengalami gondongan, virus berpindah dari saluran pernapasan (hidung, mulut, dan tenggorokan) ke kelenjar parotis, di mana virus mulai bereproduksi. Hal ini menyebabkan kelenjar membengkak.

Gondongan juga dapat menular ke orang lain. Penyebaran penyakit ini, misalnya melalui percikan air liur ketika penderitanya bersin atau batuk, menyentuh benda-benda yang terkontaminasi virus atau menggunakan peralatan makan yang sama dengan orang yang terinfeksi.

Baca Juga: 5 Mitos Urine yang Harus Diabaikan, Gak Terbukti secara Medis

3. Gejala gondongan

ilustrasi gondongan (nhs.uk)

Gejala gondongan biasanya muncul dalam waktu dua minggu setelah seseorang terpapar virus. Dilansir Healthline, gejala yang muncul di awal mungkin mirip dengan flu, seperti :

  • Kelelahan
  • Pegal-pegal
  • Sakit kepala
  • Kehilangan nafsu makan
  • Demam ringan

Setelah itu, demam tinggi (mencapai 39 derajat Celcius) dan pembengkakan kelenjar air liur terjadi selama beberapa hari berikutnya. Kelenjar tersebut mungkin tidak membengkak sekaligus, umumnya akan membengkak dan menjadi menyakitkan secara berkala. Penderitanya juga merasa nyeri ketika mengunyah atau menelan.

4. Perbedaan gondongan dengan gondok

ilustrasi gondok (healthline.com)

Sama-sama menimbulkan bengkak di sekitar area leher, gondongan berbeda dengan gondok. Seperti yang telah disebutkan, kondisi ini disebabkan oleh virus dan menyebabkan pembengkakan pada kelenjar penghasil air liur (kelenjar parotis), terletak di dekat telinga.

Sementara itu, gondok atau goiter merupakan pembesaran abnormal yang terjadi pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di pangkal leher, tepat di bawah jakun. Mengutip Mayo Clinic, penyebab paling umum dari penyakit gondok yaitu kekurangan yodium dalam makanan yang dikonsumsi.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut bagi Lansia, Rutin Praktikkan!

Verified Writer

Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya