TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hernia Hiatus: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, Pengobatan

Kondisi saat bagian lambung menonjol ke area dada

ilustrasi nyeri perut (freepik.com/benzoix)

Lambung berperan penting dalam sistem pencernaan, sehingga kesehatannya penting untuk dijaga. Sayangnya, ada gangguan yang melibatkan lambung, salah satunya adalah hernia hiatus atau hernia hiatal.

Hernia hiatus terjadi ketika bagian atas lambung menonjol ke area dada. Lantas, seperti apa kondisi ini dan apa saja gejala, penyebab, serta cara menanganinya? Simak ulasan berikut, ya!

1. Apa itu hernia hiatus?

hernia hiatus atau hernia hiatal (tlchoustonheartburncenter.com)

Lambung terletak di bawah diafragma. Diafragma merupakan otot yang memisahkan antara rongga perut dan rongga dada. Dilansir Mayo Clinic, hernia hiatus adalah kondisi ketika bagian atas lambung masuk atau menonjol ke rongga dada melalui bukaan atau lubang pada diafragma (hiatus).

Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada usia di atas 50 tahun. Hernia hiatus yang ukurannya kecil biasanya tidak menimbulkan masalah. Namun, pada hernia hiatus yang besar, makanan dan asam lambung dapat kembali ke esofagus (kerongkongan) dan menyebabkan sensasi terbakar di dada atau heartburn.

Baca Juga: Hernia Umbilikalis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

2. Gejala

ilustrasi heartburn (pixabay.com/naturalherbsclinic)

Hernia hiatus yang ukurannya kecil tidak selalu menunjukkan tanda atau gejala. Namun, apabila ukurannya lebih besar besar, gejala yang muncul bisa berupa:

  • Sensasi terbakar di dada atau heartburn.
  • Regurgitasi, yaitu naiknya makanan atau cairan ke rongga mulut.
  • Refluks asam, yaitu aliran balik asam lambung ke esofagus.
  • Kesulitan menelan.
  • Nyeri dada atau perut.
  • Cepat merasa kenyang setelah makan.
  • Sesak napas.
  • Perut kembung.
  • Sering serdawa.
  • Bau mulut.
  • Muntah darah atau buang air besar berwarna gelap, yang dapat mengindikasikan terjadi pendarahan saluran pencernaan. Jika terjadi, segera periksa ke dokter untuk mendapat penanganan medis.

3. Penyebab dan faktor risiko

ilustrasi mengangkat benda berat (freepik.com/asier_relampagoestudio)

Penyebab pasti dari hernia hiatus belum diketahui. Dilansir Healthline, pada sebagian orang, cedera atau kerusakan lainnya dapat melemahkan jaringan otot. Hal ini memungkinkan lambung terdorong melalui diafragma.

Faktor penyebab lainnya yaitu terlalu banyak tekanan pada otot di sekitar rongga perut. Kondisi ini dapat terjadi ketika batuk, muntah, mengejan saat buang air besar, dan mengangkat benda yang berat.

Beberapa orang juga terlahir dengan ukuran hiatus yang lebih besar, sehingga lambung lebih mudah terdorong melewatinya. Selain itu, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko hernia hiatus meliputi obesitas, usia lebih dari 50 tahun, dan kebiasaan merokok.

4. Jenis

jenis hernia hiatus (herniagallbladderwa.com.au)

Secara umum, terdapat dua tipe hernia hiatus yaitu sliding hernia hiatus dan fixed hernia hiatus.

  • Sliding hernia hiatus. Tipe ini adalah tipe hernia hiatus paling umum. Kondisi ini terjadi ketika lambung dan esofagus bergerak masuk dan keluar rongga dada melalui hiatus. Hernia tipe ini cenderung kecil dan biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, sehingga tidak memerlukan perawatan khusus.
  • Fixed hernia hiatus (paraesophageal hernia). Hernia tipe ini lebih jarang terjadi. Pada tipe ini, bagian lambung terdorong melalui diafragma dan menetap di sana. Sebagian besar kasusnya tidak serius, tetapi ada risiko aliran darah ke lambung menjadi tersumbat. Apabila hal tersebut terjadi, maka dapat menyebabkan kerusakan serius dan dianggap kondisi darurat medis.

Dilansir Verywell Health, kasus sliding hernia hiatus terhitung sekitar 95 persen dari semua diagnosis, sedangkan fixed hernia hiatus memiliki potensi yang lebih serius.

5. Diagnosis

ilustrasi endoskopi saluran cerna bagian atas atau upper endoscopy (hopkinsmedicine.org)

Hernia hiatus sering ditemukan selama tes atau prosedur untuk menentukan penyebab mulas atau nyeri dada atau perut bagian atas. Tes atau prosedur ini meliputi:

  • Sinar-X dari sistem pencernaan bagian atas. Sinar-X diambil setelah pasien minum cairan berkapur yang melapisi dan mengisi lapisan dalam saluran pencernaan. Lapisan ini membantu dokter untuk melihat siluet kerongkongan, lambung, dan usus bagian.
  • Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dokter akan memasukkan tabung tipis dan fleksibel yang dilengkapi lampu dan kamera (endoskop) ke tenggorokan untuk memeriksa bagian dalam kerongkongan dan perut serta memeriksa bila ada peradangan.
  • Manometri esofagus. Tes ini mengukur kontraksi otot berirama di kerongkongan saat pasien menelan. Manometri esofagus juga mengukur koordinasi dan kekuatan otot-otot kerongkongan.

6. Pengobatan hernia hiatus

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Sebagian besar orang dengan hernia hiatus tidak mengalami gejala dan tidak memerlukan perawatan khusus. Jika merasakan gejala, seperti heartburn yang berulang dan refluks asam, maka butuh penanganan yang meliputi:

  • Obat-obatan. Untuk penderita yang mengalami heartburn dan acid reflux, dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti antasida untuk menetralkan asam lambung, obat untuk mengurangi produksi asam lambung, obat untuk menghambat produksi asam lambung sehingga memberikan waktu bagi penyembuhan esofagus.
  • Operasi. Terkadang, pengobatan hernia hiatus memerlukan tindakan operasi. Operasi umumnya dilakukan pada penderita yang tidak kunjung membaik dengan pemberian obat-obatan. Operasi hernia hiatus untuk mengembalikan posisi lambung ke rongga perut dan mengecilkan celah pada diafragma atau merekonstruksi sfingter esofagus.

Baca Juga: Gastroparesis atau Kelumpuhan Lambung, Penyakit yang Harus Diwaspadai

Verified Writer

Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya