TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Juvenile Idiopathic Arthritis, Radang Sendi yang Menyerang Anak-Anak

Umumnya terjadi pada usia di bawah 16 tahun

ilustrasi anak menderita juvenile idiopathic arthritis (freepik.com/freepik)

Artritis atau radang sendi tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga dapat menyerang anak-anak. Kondisi ini disebut juvenile idiopathic arthritis (JIA), atau yang sebelumnya dikenal sebagai juvenile rheumatoid arthritis.

JIA umumnya terjadi pada anak-anak yang usianya di bawah 16 tahun. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri, pembengkakan, dan kekakuan pada sendi, seperti dilansir Mayo Clinic.

Sebagian anak mungkin mengalami gejala hanya beberapa bulan, tetapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Beberapa jenis artritis ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti masalah pertumbuhan, kerusakan sendi, dan peradangan mata. Untuk lebih mengetahuinya, yuk, simak ulasan berikut ini!

1. Penyebab

ilustrasi anak mengalami nyeri sendi lutut (freepik.com/zinkevych)

Mengutip penjelasan laman Arthritis Foundation, JIA termasuk penyakit autoimun. Kondisi tersebut terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan yang sehat.

Hal ini menyebabkan tubuh melepaskan bahan kimia inflamasi yang menyerang sinovium (jaringan yang melapisi sendi). Sinovium yang meradang dapat membuat sendi terasa nyeri, tampak merah, bengkak atau sulit digerakkan.

Seperti namanya, istilah "idiopatik" berarti tidak diketahui. Penyebab JIA belum diketahui secara pasti.

Baca Juga: Perbedaan antara Artritis Reumatoid dan Osteoartritis

2. Apa saja gejalanya?

ilustrasi anak menderita juvenile idiopathic arthritis (freepik.com/freepik)

Secara umum, gejala JIA antara lain:

  • Nyeri sendi.
  • Kekakuan sendi.
  • Area sendi tampak kemerahan, bengkak, terasa hangat.
  • Kelelahan.
  • Nafsu makan berkurang.
  • Peradangan pada mata.
  • Dalam beberapa kasus, demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam pada kulit dapat terjadi.

3. Jenis

ilustrasi anak menderita juvenile idiopathic arthritis (freepik.com/freepik)

JIA dapat memengaruhi satu atau banyak sendi. Kondisi ini memiliki beberapa jenis, tergantung pada gejala dan jumlah sendi yang terkena:

Oligoartritis

Oligoartritis menyerang kurang dari lima sendi, paling sering di lutut, pergelangan kaki dan siku. Kondisi ini dapat menyebabkan uveitis, peradangan pada lapisan tengah mata (uvea).

Sekitar setengah dari jumlah anak dengan JIA mengalami oligoartritis. Artritis ini lebih sering terjadi pada anak perempuan.

Poliartritis

Poliartritis memengaruhi lima atau lebih sendi, sering kali di kedua sisi tubuh. Poliartritis juga dapat memengaruhi leher dan rahang serta sendi yang lebih kecil, seperti pada tangan dan kaki.

Artritis psoriatik

Artritis psoriatik menyerang anak-anak yang menderita artritis atau radang sendi dan penyakit kulit psoriasis. Kondisi juga dapat menimbulkan perubahan pada kuku yang terlihat seperti berlekuk atau berlubang (nail pitting).

Enthesitis-related arthritis

Jenis artritis ini sering melibatkan tulang belakang, pinggul, dan entheses (area di mana tendon dan ligamen menempel pada tulang). Mata juga sering terpengaruh pada artritis jenis ini, sehingga dapat menjadi nyeri atau merah.

Artritis sistemik

Kondisi ini dapat memengaruhi seluruh tubuh. Selain radang sendi, artritis sistemik biasanya menyebabkan demam tinggi dan ruam pada kulit. Artritis sistemik juga dapat menyerang organ dalam, seperti jantung, hati, limpa dan kelenjar getah bening.

Undifferentiated arthritis

Kondisi ketika gejala tidak sesuai dengan tipe mana pun, tetapi peradangan terjadi pada satu atau lebih persendian.

4. Diagnosis

ilustrasi pemeriksaan oleh dokter (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Diagnosis JIA cukup sulit karena nyeri sendi dapat disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan. Belum ada tes spesifik untuk diagnosis JIA. Dokter akan menanyakan gejala, riwayat kesehatan pasien maupun keluarga dan melakukan pemeriksaan fisik.

Selain itu, dokter mungkin juga melakukan tes lainnya, seperti:

  • Tes darah lengkap.
  • Tes Erythrocyte sedimentation rate (ESR) dan C-reactive protein (CRP): Tingkat ESR dan kadar CRP yang tinggi menandakan adanya peradangan di tubuh.
  • Tes antibodi antinuklear (antinuclear antibody test): Antinuclear antibody merupakan protein yang biasanya diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh orang dengan penyakit autoimun tertentu, termasuk artritis.
  • Tes rheumatoid factor (RF): Dapat muncul pada anak-anak dengan poliartritis. Faktor reumatoid yang positif dapat menandakan penyakit yang lebih serius.
  • Tes HLA-B27: Tes ini mendeteksi penanda genetik yang terkait dengan jenis radang sendi yang berhubungan dengan enthesitis.
  • Tes pencitraan, seperti sinar-X atau magnetic resonance imaging (MRI) dilakukan untuk menyingkirkan kondisi lain yang dapat menyebabkan peradangan sendi, misalnya patah tulang dan infeksi. 

Baca Juga: 6 Olahraga yang Aman untuk Sendi Penderita Artritis

Verified Writer

Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya