TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Multiple Myeloma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Kanker ini memengaruhi sel plasma

ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (flickr.com/NIH Clinical Center)

Dalam tubuh, darah punya banyak fungsi penting bagi keberlangsungan hidup. Adanya kelainan atau penyakit darah tentunya bisa membahayakan kesehatan. Salah satu penyakit berbahaya yang mengancam fungsi darah adalah kanker darah, yakni ketika sel darah merah menjadi abnormal atau ganas.

Ada tiga jenis kanker darah, yaitu leukemia, limfoma, dan multiple myeloma. Untuk jenis yang terakhir, mungkin kamu masih asing. Nah, simak terus artikel ini agar kamu lebih memahami jenis kanker darah tersebut.ini.

1. Apa itu multiple myeloma?

ilustrasi multiple myeloma (cancersupportcommunity.org)

Multiple myeloma adalah kanker yang memengaruhi sel plasma. Sel plasma adalah salah satu sel darah putih yang berfungsi menghasilkan antibodi untuk membantu tubuh dalam melawan penyakit dan infeksi. Sel plasma diproduksi di sumsum tulang.

Multiple myeloma terjadi ketika sel plasma abnormal berkembang dan tumbuh sangat cepat secara berlebihan di sumsum tulang. Ini menyebabkan sel plasma menumpuk dan menghalangi sel darah merah dan sel darah putih yang sehat. Sel kanker tersebut menghasilkan antibodi abnormal, yaitu protein M, yang bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan masalah serius lainnya.

Awalnya sel ini berkembang di sumsum tulang belakang lalu masuk ke dalam aliran darah, kemudian bergerak ke sumsum tulang di bagian tubuh lainnya.

Sel-sel tersebut berkumpul di sumsum tulang dan bagian luar tulang yang keras. Dalam perkembangannya, sel plasma ini dapat menyebabkan banyak tumor dan memengaruhi beberapa bagian tubuh, sehingga itu menjadikannya disebut sebagai multiple myeloma.

2. Jenis-jenis multiple myeloma

ilustrasi multiple myeloma (darzalex.com)

Mengutip Healthline, berdasarkan efeknya pada tubuh, terdapat dua jenis utama multiple myeloma, yaitu: indolent myeloma dan solitary plasmacytoma.

Pada indolent myeloma, umumnya jenis tidak menimbulkan gejala. Biasanya jenis ini berkembang secara perlahan dan tidak menyebabkan tumor tulang. Hanya sedikit peningkatan protein M dan sel plasma M yang terlihat.

Sementara itu, jenis solitary plasmacytoma menyebabkan pembentukan tumor, biasanya pada tulang. Jenis multiple myeloma ini memerlukan pemantauan yang ketat.

Baca Juga: Mengenal Kanker Limfoma yang Diderita Mark Hoppus, Bassis Blink-182

3. Apa saja gejala multiple myeloma yang harus diwaspadai?

ilustrasi nyeri tulang belakang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Dilansir Mayo Clinic, tanda dan gejala yang timbul bisa berbeda-beda. Awalnya, penderita tidak akan merasakan gejala apa pun. Namun, saat kanker ini sudah berkembang, mungkin akan muncul gejala-gejala berikut ini: 

  • Nyeri tulang, terutama bagian tulang belakang atau dada
  • Mual
  • Konstipasi
  • Kehilangan nafsu makan
  • Tungkai terasa lemas atau mati rasa
  • Kebingungan
  • Kelelahan
  • Sering infeksi
  • Penurunan berat badan
  • Kehausan atau dehidrasi

4. Penyebab dan faktor risiko multiple myeloma

pexels.com/Chevanon Photography

Penyebab pasti multiple myeloma belum diketahui pasti. Namun, para peneliti mengetahui kalau jenis kanker darah ini dimulai dengan pertumbuhan sel plasma abnormal di sumsum tulang, yang selanjutnya berkembang dengan cepat. Ini tertuang dalam jurnal American Family Physician tahun 2017. Penyebabnya bisa karena kelainan genetik, kelainan sumsum tulang, dan faktor lingkungan seperti paparan kimia tertentu atau radiasi.

Faktor risiko lainnya adalah faktor genetik. Dilansir Verywell Health, kebanyakan kanker terjadi akibat mutasi genetik yang terjadi setelah lahir, dan dipengaruhi berbagai faktor seperti karsinogen. 

Gaya hidup juga berpengaruh. Beberapa jenis kanker diketahui memiliki faktor risikonya sendiri, seperti rokok yang bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru, serta paparan sinar matahari berlebih bisa menyebabkan kanker kulit. Walau begitu, beberapa orang bisa mengembangkan kanker tanda memiliki faktor risiko tersebut.

Secara umum, ada dua tipe faktor risiko, yaitu yang bisa dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Menurut American Cancer Society, faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi adalah:

  • Usia: biasanya multiple myeloma muncul pada orang-orang berusia 60 tahun ke atas. Hanya 1 persen yang terdiagnosis di bawah usia 35 tahun. Rata-rata jenis kanker darah ini terdiagnosis pada usia 65 tahun.

  • Jenis kelamin: laki-laki lebih berisiko mengalami multiple myeloma ketimbang perempuan.

  • Ras: jenis kanker ini lebih umum ditemukan di Timur Tengah, Afrika Utara, dan daerah Mediterania. Meski penyebabnya tak diketahui, tetapi angka kejadiannya lebih sering pada ras Afrika-Amerika ketimbang Kaukasia.

  • Riwayat keluarga: menurut laporan dari American Society of Clinical Oncology (ASCO), ada peningkatan risiko jika ada salah satu anggota keluarga inti (saudara kandung atau orang tua) yang menderita multiple myeloma.

 Untuk faktor risiko yang bisa dimodifikasi mulai hari ini adalah:

  • Paparan kimia: hindari paparan asbestos dan pestisida, begitu juga benzena, beberapa jenis plastik, debu logam berat, herbisida, pewarna rambut, dan lain-lain.

  • Paparan radiasi: menurut studi dalam jurnal BioOne Complete tahun 2013, orang-orang yang terekspos radiasi dari bom atom selama Perang Dunia II (di Nagasaki dan Hiroshima) ditemukan memiliki insiden multiple myeloma yang lebih tinggi dibanding populasi umum.

  • Paparan pekerjaan: seperti orang-orang yang bekerja di industri kosmetik, pengolahan kulit binatang, plastik, dan minyak. Pekerjaan lainnya yang juga berisiko adalah pembuat furnitur, kertas, tukang kayu, petani, dan petugas pemadam kebakaran.

  • Obesitas: kelebihan berat badan dihubungkan dengan peningkatan risiko sebagian besar kanker, termasuk multiple myeloma

Faktor risiko lainnya yang juga mesti diperhatikan adalah riwayat kesehatan, misalnya pernah mengalami gangguan sel plasma dan monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS).

5. Diagnosis multiple myeloma

ilustrasi pasien menjalani pemeriksaan PET scan (huntregional.org)

Kadang multiple myeloma terdiagnosis saat dokter mendeteksinya secara tidak sengaja saat melakukan tes darah untuk beberapa kondisi lain. Ini juga bisa didiagnosis bila dokter mencurigai pasien memiliki multiple myeloma berdasarkan tanda dan gejalanya.

Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis multiple myeloma meliputi:

  • Tes darah. Analisis laboratorium darah dapat mendeteksi protein M yang diproduksi oleh sel mieloma. Protein abnormal lain yang diproduksi oleh sel mieloma, yaitu beta-2-microglobulin, dapat dideteksi dalam darah dan memberi petunjuk kepada dokter tentang agresivitas mieloma pasien. Selain itu, tes darah juga bisa memeriksa fungsi ginjal, jumlah sel darah, kadar kalsium, dan kadar asam urat untuk membantu proses diagnosis.

  • Tes urine. Analisis urine mungkin menunjukkan protein M, yang disebut sebagai protein Bence Jones ketika mereka terdeteksi dalam urine.

  • Pemeriksaan sumsum tulang. Dokter mungkin mengambil sampel sumsum tulang untuk pengujian laboratorium. Sampel dikumpulkan dengan jarum panjang yang dimasukkan ke dalam tulang (aspirasi sumsum tulang dan biopsi). Di laboratorium, sampel diperiksa untuk sel mieloma. Tes khusus, seperti hibridisasi in situ fluoresensi (FISH) dapat menganalisis sel mieloma untuk mengidentifikasi mutasi gen.

  • Tes pencitraan. Tes pencitraan mungkin direkomendasikan untuk mendeteksi masalah tulang yang terkait dengan multiple myeloma. Tes mungkin termasuk sinar-X, MRI, CT, atau positron emission tomography (PET).

6. Pengobatan multiple myeloma

ilustrasi pembedahan atau operasi (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Sayangnya, hingga detik ini multiple myeloma belum dapat disembuhkan. Namun, pengobatan bisa membantu mengendalikan perkembangan penyakit dan meredakan gejala.

Biasanya, pengobatan tidak dibutuhkan jika tidak ada gejala. Jika gejala sudah muncul, dokter akan memberikan pengobatan bergantung pada kondisi kesehatan tiap pasien dan tingkat keparahan penyakit.

Opsi pengobatan yang bisa diberikan antara lain:

  • Kemoterapi untuk menghancurkan sel kanker.
  • Kortikosteroid, contohnya dexamethasone atau prednisone.
  • Terapi biologis untuk menghambat atau mencegah pertumbuhan tumor dengan memengaruhi sistem imun.
  • Terapi target dengan obat-obatan yang menargetkan protein, gen, atau jaringan dan mencegah pertumbuhan kanker.
  • Transplantasi stem cell atau sel punca, baik dari sel dari tubuh sendiri maupun donor.
  • Operasi dan terapi radiasi.

Baca Juga: Laki-laki Juga Berisiko Terkena Kanker Payudara, Ini 7 Fakta Medisnya

Verified Writer

Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya