TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nefropati Diabetik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Kerusakan ginjal yang terjadi akibat komplikasi diabetes

ilustrasi nefropati diabetik (renalandurologynews.com)

Diabetes melitus adalah kondisi kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula (glukosa) darah yang melebihi batas normal. Glukosa yang didapat dari makanan digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh. Hormon insulin membantu glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh untuk dijadikan energi.

Pada diabetes, tubuh tidak menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadi penumpukan glukosa dalam darah. Diabetes yang tidak ditangani dengan benar dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya nefropati diabetik.

Nefropati diabetik adalah komplikasi diabetes yang menyerang ginjal. Pada kasus yang parah, kondisi ini bisa berkembang menjadi gagal ginjal. Nah, berikut ini beberapa hal mengenai nefropati diabetik yang perlu kamu ketahui. Disimak, ya!

1. Apa itu nefropati diabetik?

ilustrasi kerusakan pada ginjal (mayoclinic.org)

Dilansir Mayo Clinic, nefropati diabetik adalah komplikasi serius terkait ginjal yang bisa terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2. Sekitar 25 persen orang dengan diabetes mengembangkan penyakit ginjal. Nefropati diabetik memengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang produk sisa atau limbah dan kelebihan cairan dari tubuh.

Perkembangan nefropati diabetik biasanya berlangsung lambat. Selama bertahun-tahun, kondisi ini secara perlahan merusak sistem penyaringan pada ginjal. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi gagal ginjal atau penyakit ginjal tahap akhir (end-stage kidney disease). Perawatan dini dapat mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit serta mengurangi kemungkinan komplikasi.

Namun, menurut keterangan dari American Diabetes Association, tidak semua orang dengan diabetes mengalami penyakit ginjal. Ada beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan penyakit ini, seperti genetik, kontrol gula darah, dan tekanan darah.

Makin baik seseorang mengendalikan diabetes dan tekanan darah, maka makin kecil kemungkinannya untuk terkena penyakit ginjal.

Baca Juga: 7 Makanan dengan Indeks Glikemik Rendah, Cocok untuk Pasien Diabetes

2. Gejala muncul pada tahap lanjut

ilustrasi sakit perut (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pada tahap awal, nefropati diabetik sering kali tidak menunjukkan gejala. Pada tahap lanjut, gejala yang bisa muncul meliputi:

  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, tangan atau mata
  • Terdapat protein di dalam darah
  • Meningkatnya keinginan untuk buang air kecil
  • Kebingungan atau sulit konsentrasi
  • Sesak napas
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kelelahan
  • Mual dan muntah
  • Gatal-gatal

3. Penyebab dan faktor risiko nefropati diabetik

ilustrasi diabetes (pixabay.com/Stevepb)

Pada setiap ginjal terdapat sekitar satu juta nefron. Nefron adalah struktur kecil yang berfungsi menyaring produk limbah dari darah. Dilansir Healthline, diabetes dapat menyebabkan nefron menebal dan membentuk jaringan parut, sehingga menurunkan fungsinya.

Di samping itu, kondisi tersebut menyebabkan protein, yang disebut albumin, ikut terbuang ke dalam urine. Pengukuran albumin dalam urine dapat membantu mendiagnosis dan menentukan perkembangan nefropati diabetik.

Alasan pasti kondisi ini terjadi pada penderita diabetes belum diketahui, tetapi diduga berkaitan dengan kadar gula darah dan tekanan darah yang tinggi—dua kondisi yang dapat merusak ginjal. Selain itu, faktor lainnya yang meningkatkan risiko nefropati diabetik di antaranya :

  • Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ginjal
  • Mengidap diabetes tipe 1 sebelum usia 20 tahun
  • Kebiasaan merokok
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Memiliki komplikasi diabetes lainnya, seperti penyakit mata atau kerusakan saraf

4. Terdapat lima tahap penyakit ginjal

ilustrasi tahapan penyakit ginjal (nephcure.org)

Laju filter glomerulus atau glomerular filtration rate (GFR) dapat digunakan untuk membantu menentukan stadium penyakit ginjal serta mengukur fungsi ginjal. Untuk menentukan GFR, dokter akan menggunakan hasil tes kadar kreatinin dalam darah bersama dengan usia, jenis kelamin, dan fisik.

Ada lima tahap atau stadium penyakit ginjal. Stadium 1 (GFR 90 ke atas) adalah tahap paling ringan dan fungsi ginjal dapat dipulihkan dengan pengobatan, sedangkan stadium 5 (GFR < 15) merupakan bentuk gagal ginjal paling parah. Pada stadium 5, ginjal tidak lagi berfungsi dan pasien perlu menjalani dialisis atau transplantasi ginjal.

5. Diagnosis nefropati diabetik

ilustrasi glomerular filtration rate (GFR) test (teens.aboutkidshealth.ca)

Nefropati diabetik biasanya didiagnosis selama pengujian rutin yang merupakan bagian dari manajemen diabetes.

Pada orang-orang dengan diabetes tipe 1, skrining untuk nefropati diabetik direkomendasikan untuk dimulai 5 tahun setelah terdiagnosis. Pada orang-orang dengan diabetes tipe 2, skrining akan dimulai pada saat diagnosis.

Tes skrining rutin mungkin termasuk:

  • Tes albumin urine: dapat mendeteksi albumin protein darah dalam urine. Biasanya, ginjal tidak menyaring albumin dari darah. Terlalu banyak protein dalam urine dapat menunjukkan fungsi ginjal yang buruk.
  • Rasio albumin/kreatinin: kreatinin adalah produk limbah kimia yang disaring oleh ginjal yang sehat dari darah. Rasio albumin/kreatinin, yaitu ukuran berapa banyak albumin dalam sampel urine relatif terhadap berapa banyak kreatinin yang ada, memberikan indikasi lain dari fungsi ginjal.
  • Laju filtrasi glomerulus (GFR): kadar kreatinin dalam sampel darah dapat digunakan untuk memperkirakan seberapa cepat ginjal menyaring darah (laju filtrasi glomerulus). Laju filtrasi yang rendah menunjukkan fungsi ginjal yang buruk.

Tes diagnostik lainnya mungkin termasuk:

  • Tes pencitraan: umumnya menggunakan sinar-X dan ultrasound untuk menilai struktur dan ukuran ginjal. CT scan dan MRI dapat untuk menentukan seberapa baik darah beredar di dalam ginjal. Tes pencitraan lain dapat digunakan dalam beberapa kasus.
  • Biopsi ginjal: dokter mungkin merekomendasikan biopsi ginjal untuk mengambil sampel jaringan ginjal, yang kemudian akan diperiksa.

Baca Juga: 8 Cara Menurunkan Kreatinin secara Alami, Cegah Gangguan Ginjal

Verified Writer

Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya