TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Trikiasis: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan

Kondisi abnormal bulu mata yang tumbuh ke dalam

ilustrasi trikiasis atau trichiasis (aao.org)

Normalnya, bulu mata akan tumbuh ke arah luar. Namun, bagaimana jika bulu mata tumbuh mengarah ke dalam atau ke arah bola mata? Pastinya sangat mengganggu dan terasa tidak nyaman. Kondisi ini disebut trikiasis atau trichiasis.

Bulu mata yang tumbuh ke arah dalam tersebut dapat bergesekan dengan bola mata dan memicu iritasi. Oleh sebab itu, kondisi ini sebaiknya jangan dibiarkan. Nah, untuk lebih mewaspadainya, berikut beberapa hal seputar trikiasis yang perlu kamu ketahui.

1. Apa itu trikiasis?

ilustrasi trikiasis (allaboutvision.com)

Dilansir All About Vision, trikiasis adalah kondisi pertumbuhan bulu mata yang tidak normal atau tumbuh ke arah dalam. Hal ini menyebabkan bulu mata bergesekan dengan kornea atau konjungtiva, sehingga menimbulkan iritasi pada bola mata. Trikiasis dapat terjadi pada kelopak mata atas maupun bawah.

Meskipun dapat menyerang anak-anak, trikiasis lebih sering ditemukan pada orang dewasa. Terkadang, kondisi ini juga terkait dengan perubahan yang terjadi pada kelopak mata dan tepi kelopak mata selama penuaan.

Baca Juga: Studi: Polusi Udara Tingkatkan Risiko Kerusakan Mata

2. Gejala

ilustrasi mata merah (freepik.com/user18526052)

Beberapa gejala yang dapat dialami penderita trikiasis yaitu:

  • Sensasi mengganjal seperti ada benda asing pada mata
  • Mata lebih mudah berair
  • Mata tampak kemerahan
  • Lebih sensitif terhadap cahaya atau fotofobia
  • Terjadi iritasi
  • Terasa nyeri pada mata
  • Penderita mungkin juga mengalami penglihatan yang kabur

3. Penyebab

ilustrasi seseorang yang mengalami trikiasis (unsplash.com/ahmad gunnaivi)

Menurut American Academy of Ophthalmology, terkadang orang menderita trikiasis dan tidak diketahui penyebabnya. Siapa pun dapat mengalami kondisi ini, tetapi memang trikiasis lebih sering terjadi pada orang dewasa. Beberapa penyebab trikiasis antara lain:

  • Infeksi mata
  • Peradangan kelopak mata
  • Kondisi autoimun
  • Mengalami trauma pada mata

Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena trikiasis, seperti:

  • Epiblefaron, yaitu kondisi di mana kulit di sekitar mata membentuk lipatan dan mendorong bulu mata ke posisi vertikal. Kondisi ini umumnya ditemukan pada anak-anak Asia.
  • Penyakit mata herpes zoster.
  • Trauma yang terjadi pada mata, seperti luka bakar.
  • Blefaritis kronis, yang menyebabkan kelopak mata menjadi bengkak. Partikel berminyak dan bakteri menutupi tepi kelopak mata di dekat pangkal bulu mata, sehingga memungkinkan pertumbuhan bulu mata terganggu dan terjadi trikiasis.
  • Trakoma termasuk infeksi mata yang parah. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan dapat menular.
  • Gangguan langka pada kulit dan selaput lendir, seperti Sindrom Stevens-Johnson dan cicatricial pemphigoid.

4. Diagnosis

ilustrasi pemeriksaan mata (medicalnewstoday.com)

Mengutip Verywell Health, dokter biasanya akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan melakukan pemeriksaan fisik mata. Dokter akan menggunakan slit lamp untuk melakukan pemeriksaan pada bagian depan mata untuk mengetahui apakah pasien benar-benar menderita trikiasis.

Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui potensi kerusakan yang mungkin terjadi pada kornea mata akibat iritasi berulang.

5. Pengobatan

ilustrasi operasi mata (pixabay.com/newarta)

Terkadang, trikiasis hanya memengaruhi beberapa bulu mata. Dokter mungkin hanya mencabut bulu mata yang bermasalah dengan pinset. Namun, ada kemungkinan bulu mata dapat tumbuh kembali ke arah yang salah yaitu mengarah ke bola mata.

Jika pasien memiliki banyak bulu mata yang tumbuh ke arah dalam, tindakan operasi dapat mengangkat bulu mata secara permanen.

  • Operasi ablasi: yaitu dengan menggunakan frekuensi radio atau laser untuk menghilangkan bulu mata dan folikel rambut yang tumbuh tidak normal.
  • Elektrolisis: proses ini menggunakan listrik untuk menghilangkan bulu mata secara permanen. Meskipun efektif, elektrolisis memakan banyak waktu dan terkadang menyakitkan.
  • Cryosurgery: prosedur ini menghilangkan bulu mata dan folikel dengan cara membekukannya terlebih dahulu. Prosedur ini dinilai efektif, tetapi berpotensi menimbulkan komplikasi tertentu
  • Operasi: dokter mata juga mungkin merekomendasikan operasi untuk memposisikan ulang atau reposisi bulu mata.

Selain itu, perawatan yang dapat dilakukan di rumah, seperti obat tetes mata dan salep yang diresepkan oleh dokter dapat mengurangi iritasi dan melindungi permukaan mata dari kerusakan lebih lanjut. Pasien juga dapat menggunakan kompres hangat ke area yang teriritasi selama 10 menit.

Baca Juga: 7 Masalah pada Mata yang Disebabkan oleh Kebiasaan Merokok

Verified Writer

Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya