TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Benarkah Merokok Bisa Menenangkan dan Meredakan Stres?

Lama-lama rokok malah dapat memicu kecemasan

ilustrasi asap rokok (pexels.com/Jill Burrow)

Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk karena dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti stroke, serangan jantung, kanker, penyakit paru kronis, belum lagi bisa merusak gigi. Namun, makin bertambah saja orang yang tergiur mengisapnya.

Beberapa orang percaya bahwa rokok membantu menenangkan dan mengurangi stres, dan di sisi lain mereka khawatir bahwa berhenti merokok akan memicu stres dan kecemasan. Padahal, menurut temuan penelitian yang dilakukan oleh Cochrane Tobacco Addiction Group, berhenti merokok justru meningkatkan kesejahteraan mental. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

1. Partisipan penelitian

ilustrasi perokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Studi yang merangkum 102 studi observasional ini melibatkan lebih dari 169.500 orang dan menggabungkan hasil penelitian yang mengukur perubahan gejala kesehatan mental pada orang yang berhenti merokok, dan membandingkan dengan orang yang masih merokok.

Studi ini juga melibatkan orang dengan kondisi mental yang tidak stabil dan orang dengan penyakit fisik jangka panjang. Selain itu, lama studi observasi sekitar 6 minggu sampai 6 tahun, karena itu bukti dari penelitian ini berkisar dari sangat rendah hingga sedang.

Baca Juga: Benarkah Rokok Elektrik Lebih Aman dari Rokok Konvensional?

2. Hasil studi yang diperoleh

ilustrasi seseorang tampak bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hasil studi menunjukkan bahwa berhenti merokok berdampak baik pada suasana hati. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada alasan bahwa berhenti merokok akan memicu stres dan menurunkan kondisi mental.

Orang yang berhenti merokok selama 6 minggu lebih sedikit mengalami depresi, cemas, dan stres dibandingkan dengan perokok aktif. Selain itu, berhenti merokok juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan sosial.

Orang yang berhenti merokok memiliki perasaan yang lebih positif dan memiliki kesejahteraan psikologis yang lebih baik dibandingkan dengan perokok.

3. Apakah rokok dapat menenangkan dan meredakan gejala stres?

ilustrasi merokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebagian besar perokok mengatakan ingin berhenti merokok namun pada akhirnya tetap melanjutkan kebiasaan tersebut dengan alasan untuk menghilangkan stres dan cemas. 

Pertanyaannya, apa benar merokok dapat memberikan efek menenangkan?

Pada awal penggunaan rokok, ini memang bisa membantu menenangkan dengan cara memengaruhi zat kimia tertentu, sehingga merangsang pelepasan hormon pemicu perasaan rileks.

Perasaan cemas dan stres dapat diredakan sementara ketika merokok karena meningkatkan suasana hati. Faktanya, efek ini lama-kelamaan justru dapat menyebabkan kecemasan

4. Hal-hal buruk yang bisa terjadi akibat rokok

ilustrasi pasien diopname di rumah sakit (unsplash.com/Olga Kononenko)

Bukan daftar lengkap, berikut ini hal-hal buruk yang bisa kamu alami akibat merokok:

  • Perokok cenderung meninggal 10–20 tahun lebih awal dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Ini terkait juga dengan risiko penyakit fisik yang meningkatkan angka kematian.
  • Ketika perokok mengalami masalah kesehatan mental, maka akan dibutuhkan dosis obat antipsikotik dan antidepresan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Ini karena rokok dapat mengganggu mekanisme kerja obat tersebut.
  • Berhenti merokok sama efektifnya dengan penggunaan antidepresan, karena orang dengan masalah kesehatan mental cenderung merasa jauh lebih tenang dan positif serta memiliki kualitas hidup lebih baik setelah berhenti merokok.

Baca Juga: 7 Efek Negatif Rokok pada Sistem Pencernaan, Ngeri!

Verified Writer

Rifka Naila

Serotonin needed~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya