TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bisakah Antikogulan Mengatasi Keguguran pada Trombofilia Bawaan?

Antikoagulan ternyata kurang efektif pada keguguran berulang

ilustasi obat antikoagulan (pexels.com/RF._.studio)

Trombofilia merupakan kondisi saat darah menjadi mudah membeku sehingga membentuk gumpalan (trombosis) di pembuluh darah. Trombofilia terjadi akibat turunan atau akibat kondisi tertentu.

Pada ibu hamil dengan trombofilia, biasanya trombosis atau gumpalan darah ini terjadi di pembuluh darah plasenta yang menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan dapat menyebabkan keguguran.

Trombofilia menjadi penyebab umum keguguran berulang, terjadi pada 40–50 persen kasus keguguran. Biasanya, terapi yang diberikan adalah obat antikoagulan seperti suntikan heparin. Perawatan antikogulan ini terbukti efektif untuk perempuan hamil dengan trombofilia, tetapi belum jelas apakah efektif untuk perempuan hamil dengan trombofilia turunan atau bawaan. Yuk, simak penjelasan lebih lengkapnya!

1. Partisipan yang terlibat

ilustrasi obat suntik (pexels/cottonbro studio)

Studi dilakukan dengan menyuntikkan heparin setiap hari pada perempuan hamil dengan trombofilia bawaan. Studi ini dipimpin oleh Prof. Siobhan Quenby, wakil direktur Tommy's National Centre for Miscarriage Research. Studi dilakukan pada 326 perempuan hamil dengan trombofilia bawaan yang direkrut dari 40 rumah sakit di Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Belgia dan Slovenia.

Sebanyak 164 perempuan hamil menerima heparin, dimulai saat dinyatakan positif hamil dan berakhir pada masa awal persalinan. Sisanya, 162 perempuan hamil dengan trombofilia turunan tidak diberikan suntikan heparin. Semua partisipan dipantau dokter kandungan dan diberikan asam folat.

Baca Juga: 5 Fakta Penyakit Kelainan Darah Kental (Trombofilia), Wajib Tahu!

2. Hasil penelitian

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Leah Kelley

Sebanyak 28 persen perempuan yang berpartisipasi kehilangan kehamilannya atau mengalami keguguran. Hal ini menjadi saran untuk penelitian selanjutnya, harus lebih dalam mencari tahu pengobatan untuk pencegahan keguguran dini atau bahkan dapat menemukan alternatif obat lainnya yang lebih murah.

Hasil studi menunjukan bahwa antikogulan tidak terlalu efektif untuk mencegah keguguran pada pasien trombofilia bawaan yang sudah mengalami keguguran berulang. Diterbitkan dalam The Lancet, disebutkan bahwa penggunaan heparin setiap hari tidak meningkatkan kemungkinan kelahiran hidup pada perempuan dengan trombofilia bawaan yang telah mengalami dua atau lebih keguguran. 

"Banyak perempuan dengan trombofilia bawaan yang telah mengalami keguguran berulang diobati dengan heparin setiap hari, akan tetapi tidak efektif dan hanya memberikan harapan palsu," ucap Prof. Quenby

Tingkat kelahiran hidup untuk setiap kelompok penelitian hampir sama, dengan risiko komplikasi kehamilan lainnya seperti bayi berat lahir rendah (BBLR) dan kelahiran prematur atau preeklamsia.

3. Penelitian lain yang sejalan

ilustrasi bayi baru lahir (pexels.com/Rene Asmussen)

Studi yang dilakukan oleh Scottish Pregnancy Intervention mencoba membagi kelompok penelitian, yaitu kelompok 1 mendapatkan kombinasi 40 mg enoxaparin dan 75 mg aspirin setiap hari sampai usia kandungan 36 minggu dengan pengawasan intensif, sedangkan kelompok 2 hanya mendapatkan pengawasan intensif selama kehamilan.

Diperoleh hasil bahwa 22 persen perempuan pada kelompok 1 mengalami keguguran sedangkan kelompok 2 sebanyak 20 persen. 

Adapun penelitian lain menyebutkan bahwa terapi antikogulan (enoxaparin) terbukti meningkatkan angka kelahiran hidup dibandingkan aspirin. Namun, pada perempuan dengan keguguran berulang, enoxaparin dapat digunakan sejak usia kehamilan 6 minggu hingga usia kehamilan 34–36 minggu untuk mengurangi risiko keguguran dini.

4. Faktor yang memengaruhi terjadinya keguguran akibat trombofilia

ilustrasi hamil muda (pexels.com/Pixabay)

Berikut faktor yang memengaruhi atau berisiko tinggi mengalami keguguran dan kematian lahir pada perempuan dengan trombofilia:

  • Trombofilia turunan atau bukan, trombofilia turunan terutama yang memiliki defisiensi antitrombin dan memiliki cacat gabungan berisiko lebih tinggi mengalami keguguran atau kematian janin dibanding trombofilia akibat penyakit.
  • Trombofilia dengan mutasi protombin II, FVL dan protrombin G20210A berisiko lebih tinggi mengalami lahir mati.
  • Trombofilia dengan keguguran berulang.

Baca Juga: Keguguran Tidak Lengkap: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Verified Writer

Rifka Naila

Serotonin needed~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya