TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Makanan Ultra-Proses Bisa Tingkatkan Risiko Depresi?

Ada banyak sekali makanan ultra-proses di sekitar kita

ilustrasi makanan ultra-proses (pexels.com/RF._.studio)

Makanan ultra-proses adalah makanan yang biasanya dibuat dari lima atau lebih bahan dan cenderung memiliki umur simpan yang panjang. Makanan ini diolah dengan beberapa proses sehingga dapat disimpan lama dan sebagian besar mengandung pengawet.

Sebuah penelitian membuktikan sering makan makanan ultra-proses bisa berdampak pada kesehatan mental, terutama depresi. Bagaimana pengaruhnya? Yuk, simak pemaparannya di bawah ini!

1. Partisipan yang terlibat

ilustrasi warga beraktivitas (pexels.com/Kaique Rocha)

Sebuah studi kohort di Australia mengamati data selama 15 tahun pada lebih dari 23.000 partisipan di Melbourne. Peneliti mengamati pengaruh pola makan dan gaya hidup terhadap risiko penyakit kronis. Dalam penelitian ini, tidak ada partisipan yang mengonsumsi antidepresan.

Karakteristik yang diamati berupa sosiodemorgafi, gaya hidup, dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Melissa Lane dari Institute for Mental and Psysical Health and Clinical Translation (IMPACT), salah satu penulis studi, menyebutkan bahwa faktor seperti merokok, tingkat pendidikan, pendapatan dan aktivitas fisik yang terkait dengan hasil kesehatan yang buruk, diperhitungkan dalam penelitian ini, seperti dilansir Medical News Today.

Baca Juga: 7 Pekerjaan Ini Rentan terhadap Depresi, Mental Health Itu Penting

2. Partisipan yang sering makan makanan ultra-proses cenderung berisiko lebih tinggi terkena depresi

ilustrasi depresi (pexels.com/Alex Green)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang sering mengonsumsi makanan ultra-proses cenderung berisiko lebih tinggi terkena depresi. Makanan ultra-proses umumnya tinggi karbohidrat, lemak jenuh, serta rendah protein dan serat. Semuanya itu bisa meningkatkan peradangan atau inflamasi yang berhubungan dengan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya.

Selain itu, makanan ultra-proses juga sering kali rendah mikronutrien seperti vitamin B12, D, E, B3, dan B6 yang berpengaruh dalam kesehatan mental. Mikronutrieun ini berperan dalam membantu mencegah depresi melalui mekanisme pengurangan peradangan, kerusakan oksidatif, dan peningkatan mikrobiota usus.

3. Contoh makanan ultra-proses

Pexels/Angele J

Dilansir Cambridge University Press, banyak makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata dikategorikan sebagai makanan ultra-proses, bahkan beberapa di antaranya dilabeli "sehat". Ini dapat meliputi:

  • Minuman bersoda dan jus yang diberi pemanis.
  • Makanan ringan yang manis maupun gurih.
  • Cokelat, permen, dan es krim.
  • Roti, kue kering, pastry, dan cake produksi massal.
  • Margarin dan olesan lainnya.
  • Sereal sarapan dan sereal bar.
  • Pai dan hidangan pasta dan piza yang sudah disiapkan sebelumnya.
  • Nuget, sosis, burger, hot dog, dan lain-lain.
  • Produk daging seperti pasta atau cairan yang dihasilkan dari daging giling (reconstituted meat).
  • Sup, mi, dan makanan penutup instan.

4. Terlalu sering makan makanan ultra-proses juga meningkatkan risiko penyakit lainnya

ilustrasi hot dog (pexels.com/Caleb Oquendo)

Penelitian telah mengangkat kekhawatiran tentang efek pola makan tinggi makanan ultra-proses terhadap banyak kondisi kesehatan.

Selain meningkatkan risiko obesitas, terlalu sering makan makanan ultra-proses juga merupakan faktor risiko untuk banyak masalah kesehatan, seperti peningkatan risiko semua penyebab kematian dan penyakit kardiovaskular, kanker kolorektal, dan kematian akibat semua kanker, terutama kanker payudara dan ovarium.

Baca Juga: Depresi Eksistensial, Apakah Ini Kondisi Mental yang Nyata?

Verified Writer

Rifka Naila

Serotonin needed~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya