TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Diskriminasi di Tempat Kerja Tingkatkan Risiko Darah Tinggi

Stres akan meningkatkan hormon kortisol

ilustrasi stres (pexels.com/Anna Shvets)

Diskriminasi di tempat kerja merupakan masalah yang terjadi di berbagai industri dan lapisan masyarakat. Pada tahun 2020, Glasdoor melaporkan 61 persen karyawan di Amerika Serikat (AS) pernah mengalami diskriminasi terkait dengan ras, usia, jenis kelamin, dan identitas seksual di tempat kerja.

Stres, kecemasan, dan depresi yang ditimbulkan dari diskriminasi bisa berdampak luas bagi kesehatan.

Studi baru yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association menunjukkan bahwa orang yang mengalami diskriminasi di tempat kerja mengalami peningkatan risiko tekanan darah tinggi.

1. Studi melibatkan 1.246 orang dewasa

ilustrasi tempat kerja (unsplash.com/Alex Kotliarskyi)

Untuk studi ini, para peneliti meninjau data dari Midlife in the United States Study (MIDUS) terhadap orang dewasa AS. Mereka melihat data dari 1.246 orang dewasa yang tidak menunjukkan tekanan darah tinggi antara tahun 2004 dan 2006 pada awal penelitian.

Kemudian, dilakukan dokumentasi hingga tahun 2013–2014. Sebagian besar dari data yang diteliti adalah orang berkulit putih. Data tersebut dibagi menjadi kategori usia yang meliputi:

  • Lebih muda dari 45.
  • Usia 46 hingga 55 tahun.
  • 56 dan lebih tua. 

Tim peneliti mendefinisikan diskriminasi di tempat kerja sebagai "kondisi tidak adil atau perlakuan tidak menyenangkan di tempat kerja karena karakteristik pribadi, khususnya ras, jenis kelamin, atau usia."

Untuk menentukan apakah mereka mengalami diskriminasi atau tidak, para peserta diminta menjawab survei tentang apa yang mereka alami di tempat kerja.

Baca Juga: Studi: Polusi Udara Berdampak pada Setiap Tahap Kehidupan Manusia

2. Sebanyak 319 partisipan mengalami tekanan darah tinggi

ilustrasi stres (pexels.com/Kelly Lacy)

Setelah dilakukan analisis, peneliti menemukan bahwa 319 peserta mengalami tekanan darah tinggi setelah sekitar delapan tahun masa tindak lanjut di akhir penelitian.

Mereka yang memiliki skor "menengah" untuk paparan diskriminasi tempat kerja 22 persen lebih mungkin untuk melaporkan tekanan darah tinggi daripada mereka yang memiliki skor "rendah" untuk diskriminasi tempat kerja.

Selain itu, orang dengan skor paparan diskriminasi tempat kerja yang tinggi sebanyak 54 persen lebih mungkin untuk melaporkan tekanan darah tinggi selama masa studi tindak lanjut dibandingkan dengan mereka yang melaporkan skor diskriminasi tempat kerja yang rendah.

Baca Juga: Studi: Remaja Minoritas Seksual Lebih Rentan Terkena Masalah Tidur

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya