TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Infeksi Paru-Paru, Penyakit yang Diidap Tjahjo Kumolo

Memiliki jenis dan penyebab yang beragam

ilustrasi organ dalam manusia (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Banyak orang yang sudah tidak asing dengan gejala infeksi paru-paru seperti batuk dan demam. Akan tetapi, infeksi paru-paru memiliki banyak jenis dan penyebab yang berbeda-beda pula.

Baru-baru ini, infeksi paru-paru dikabarkan merenggut nyawa Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Tjahjo Kumolo, pada Jumat (1/7/2022) pukul 11.10 WIB.

Apa sebenarnya infeksi paru-paru dan bagaimana cara penanganannya? Simak penjelasannya di sini. 

1. Apa itu infeksi paru-paru?

ilustrasi infeksi paru-paru (unsplash.com/CDC)

Infeksi paru-paru adalah suatu kondisi ketika mikroorganisme penyebab penyakit mengakibatkan kerusakan dan peradangan di saluran pernapasan atau jaringan paru-paru. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit. 

Dalam beberapa kasus, penyebab infeksi bisa diakibatkan oleh lebih dari satu jenis mikroorganisme. Penyakit ini bisa ringan atau berkembang parah, dan dapat menyerang siapa pun dari segala usia. 

2. Gejala umum

ilustrasi batuk (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Dilansir Verywell Health, infeksi paru-paru memiliki sejumlah gejala yang umum yang bervariasi, mulai dari kondisi ringan hingga berat. Gejala yang dialami dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk usia, kesehatan tubuh, dan penyebab dari infeksi itu sendiri. 

Beberapa gejala umum infeksi paru-paru termasuk:

  • Batuk: Bisa batuk kering atau basah, dan bisa ringan atau berat.
  • Produksi lendir: Lendir bisa terlihat jernih, kuning, hijau, cokelat, atau berwarna karat. Lendir yang dihasilkan bisa tidak berbau atau berbau busuk.
  • Mengi: Ini adalah suara khas yang dihasilkan saat saat saluran udara menyempit. Penderita infeksi paru-paru mungkin mengeluarkan suara seperti siulan saat bernapas.
  • Demam: Suhu badan bisa rendah (kurang dari 37 derajat Celcius), tinggi, atau sangat tinggi.
  • Menggigil: Ini bisa terjadi saat demam tinggi.
  • Gejala saluran pernapasan atas: Ini termasuk hidung tersumbat, sakit tenggorokan, suara serak, radang tenggorokan, dan sakit kepala. 

Gejala infeksi paru-paru yang kurang umum juga termasuk:

  • Batuk berdarah
  • Sesak napas.
  • Laju pernapasan yang meningkat.
  • Nyeri dada yang umumnya terasa sakit saat menarik napas.
  • Sianosis (warna kebiruan pada bibir, jari tangan, dan kaki).

Baca Juga: 10 Gejala Infeksi Paru-Paru, Diidap Tjahjo Kumolo sebelum Meninggal

3. Jenis infeksi paru-paru

ilustrasi virus infeksi paru-paru (unsplash.com/Viktor Forgacs)

Jenis infeksi paru-paru dapat dibedakan berdasarkan lokasi pernapasan yang diserang dan bagaimana infeksi memengaruhi paru-paru. Sementara itu, beberapa organisme akan lebih mungkin menyebabkan jenis infeksi tertentu dan bisa memiliki keterkaitan yang signifikan. 

Beberapa jenis infeksi paru-paru yang umum terjadi meliputi:

  • Bronkitis: Infeksi pada saluran bronkus.
  • Pneumonia: Kondisi inflamasi pada paru-paru.
  • Bronkiolitis: Infeksi yang menyerang bronkiolus, saluran penghubung antara bronkus dan alveoli.
  • Common cold: Disebut juga dengan selesma atau pilek, infeksi virus yang menyerang hidung dan tenggorokan.
  • Influenza: Infeksi saluran pernapasan oleh virus influenza.
  • Tuberkulosis (TBC): Infeksi pernapasan yang disebabkan oleh bakteri dan bisa menular. 

4. Diagnosis

ilustrasi stetoskop untuk diagnosis infeksi paru-paru (unsplash.com/Hush Naidoo Jade Photography)

Dokter akan mengawali diagnosis infeksi paru-paru dengan mencatat riwayat medis dan bertanya tentang gejala yang dialami. Kamu mungkin akan ditanyai terkait pekerjaan, perjalanan yang baru dilakukan, atau paparan dengan hewan tertentu.

Dokter akan mengukur suhu dan mendengarkan suara pada dada menggunakan stetoskop. Selain itu, cara umum untuk diagnosis infeksi paru-paru meliputi:

  • Alat pencitraan: Contohnya seperti rontgen dada atau CT scan.
  • Spirometri: Alat yang mengukur seberapa banyak dan seberapa cepat pernapasan seseorang.
  • Oksimetri nadi: Alat untuk mengukur tingkat oksigen dalam darah.
  • Pengambilan sampel lendir atau cairan hidung untuk pengujian lebih lanjut.
  • Swab tenggorokan.
  • Pemeriksaan darah lengkap.
  • Kultur darah: Metode untuk mendeteksi mikroorganisme dalam darah.

Baca Juga: Waspadai Hepatitis Akut Misterius, Kenali Gejalanya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya