Waspadai Hepatitis Akut Misterius, Kenali Gejalanya!

Menyerang anak di bawah 16 tahun

Setelah ditemukan pada anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia, kasus hepatitis akut misterius mulai masuk ke Indonesia. Tercatat ada tiga anak yang meninggal dunia yang sempat dirawat di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo atau RSCM akibat penyakit ini.

Karena kasus ini dinilai mengkhawatirkan, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengadakan Temu Media yang dilakukan secara virtual pada Kamis (5/5/2022). Acara ini menghadirkan Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K) untuk menjelaskan informasi terkini terkait kasus hepatitis akut misterius ini.

1. Berbeda dengan hepatitis lainnya

Waspadai Hepatitis Akut Misterius, Kenali Gejalanya!ilustrasi anak-anak (unsplash.com/Ben Wicks)

Profesor Hanifah menjelaskan bahwa kasus hepatitis ini berbeda dengan penyakit hepatitis lainnya. Ini disebabkan karena kasus hepatitis ini tidak disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D atau E. 

Hepatitis ini juga khusus menyerang anak-anak di bawah umur 16 tahun, dan lebih banyak menyerang anak usia di bawah 10 tahun. Hingga saat ini, penyebab pasti dari hepatitis ini masih belum diketahui. 

2. Gejala

Waspadai Hepatitis Akut Misterius, Kenali Gejalanya!ilustrasi gejala hepatitis akut (unsplash.com/Annie Spratt)

Dari data yang telah didapatkan, Prof. Hanifah menjelaskan bahwa gejala hepatitis ini dimulai dengan gangguan pencernaan. Contohnya diare, mual, muntah, atau sakit perut yang bisa disertai dengan demam ringan. 

Setelah itu, gejala lanjutan dari kasus ini mencakup gejala umum hepatitis, yaitu anak mengeluarkan urine seperti teh, feses yang terlihat pucat, serta mata atau kulit yang berwarna kuning.

Untuk kasus yang parah, pasien akan mengalami pembekuan darah, kehilangan kesadaran, dan bisa menyebabkan kematian. 

"Dari laporan-laporan kasus yang sudah ada, kasus ini dimulai dengan gejala gastrointestinal" jelas Prof. Hanifah.

3. Selalu waspada terhadap gejala awal

Waspadai Hepatitis Akut Misterius, Kenali Gejalanya!ilustrasi imunisasi hepatitis B pada bayi (cdc.gov)

Profesor Hanifah menekankan kepada orang tua untuk selalu waspada akan gejala awal hepatitis akut ini. Hal utama yang harus dilakukan adalah menanamkan mindset bahwa ada penyakit berbahaya yang mengintai.

Jika orang tua mendapatkan anaknya mengalami gangguan pencernaan, diharapkan untuk segera dibawa ke puskemas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Hal ini sangat penting agar hepatitis akut tidak makin parah. 

"Diharapkan kita tidak mendapatkan anak-anak kita dalam kondisi yang berat, tetapi mendapatkan kondisi yang awal yang memberi ruang untuk dokter menolong pasien lebih banyak," ujar Prof. Hanifah. 

Baca Juga: Penanganan Hemofilia di Indonesia Perlu Kolaborasi Kita Semua

4. Pencegahan

Waspadai Hepatitis Akut Misterius, Kenali Gejalanya!ilustrasi protokol kesehatan pada anak (unsplash.com/Izzy Park)

Menurut Prof. Hanifah, walaupun penyebab hepatitis akut ini masih belum diketahui, penularan kasus ini diduga melalui saluran napas dan pencernaan. Maka dari itu, pencegahan bisa dilakukan dengan cara menjaga kebersihan serta menerapkan protokol kesehatan yang umumnya dilakukan untuk pencegahan COVID-19

Contoh pencegahan yang bisa dilakukan adalah mencuci tangan dengan sabun secara teratur, memastikan kematangan makanan, menggunakan masker, serta menjauhi anak-anak dari orang yang sakit agar terhindar dari infeksi. 

"Meskipun belum diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa virus yang diduga berperan. Beberapa virus itu ada adenovirus tipe 41, SARS-CoV, TBC, CMV, dan lain-lain. Kebanyakan dari virus-virus yang diduga ini penularannya melalui saluran cerna dan saluran napas," kata Prof. Hanifah. 

5. Tidak ada kaitan dengan vaksin COVID-19

Waspadai Hepatitis Akut Misterius, Kenali Gejalanya!ilustrasi virus COVID-19 (unsplash.com/Fusion Medical Animation)

Profesor Hanifah mengklarifikasi bahwa kasus hepatitis akut ini tidak berhubungan dengan vaksin COVID-19. Hal ini penting untuk diluruskan karena ada beberapa berita palsu yang mengaitkan kasus ini dengan vaksin COVID-19. 

Walaupun virus COVID-19 diduga berperan dalam kasus hepatitis akut ini, tidak ada bukti bahwa virus maupun vaksin COVID-19 memiliki hubungan langsung dengan kasus ini. Orang tua diharapkan untuk lebih bijak dalam mendapatkan dan menyebarkan informasi terkait dengan kasus hepatitis akut ini. 

"Virus-virus yang sudah kita sebutkan itu diduga karena masih mungkin coincidence. Masih mungkin itu kejadian yang bersamaan, tetapi bukan penyebab langsungnya." jelas Prof. Hanifah. 

Walaupun kasus hepatitis akut misterius ini dinilai berbahaya, tetapi masyarakat Indonesia diimbau untuk tidak panik. Pastikan untuk tetap melakukan protokol kesehatan agar terhindar dari infeksi virus dan penyakit lainnya. 

Baca Juga: COVID Toes: Inflamasi Jari Kaki akibat Infeksi COVID-19

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya