TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Atasi Obesitas dengan Operasi Bariatrik, Ini Manfaatnya

Bisa mengatasi penyakit lain yang berkaitan dengan obesitas

ilustrasi obesitas (freepik.com/jcomp)

Menurut UNICEF, kasus obesitas pada kalangan dewasa di Indonesia terus meningkat selama dua dekade terakhir. Gaya hidup yang tidak sehat serta kurangnya aktivitas fisik menjadi alasan terjadinya peningkatan kasus obesitas yang signifikan.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi obesitas, salah satunya adalah dengan operasi bariatrik. Rumah Sakit Pondok Indah Group baru saja mengadakan Konferensi Pers Melawan Obesitas dengan Operasi Bariatrik pada Jumat (11/11/2022).

Acara ini menghadirkan Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp.B.SubBDig, Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Digestif RS Pondok Indah – Pondok Indah, untuk menjelaskan manfaat dan jenis-jenis operasi bariatrik.

1. Apa itu operasi bariatrik?

ilustrasi pengobatan jantung (unsplash.com/Piron Guillaume)

Operasi bariatrik adalah proses pembedahan yang dilakukan untuk menolong orang yang mengalami obesitas. Dokter Peter menjelaskan bahwa prosedur ini dilakukan dengan cara memodifikasi saluran pencernaan.

Metode ini bertujuan untuk mengontrol jumlah makanan yang dapat ditampung oleh lambung serta mengurangi penyerapan nutrisi di usus halus. Hal ini diharapkan dapat memberikan pola makan yang lebih baik untuk pasien obesitas di kemudian hari.

"Bedah bariatrik hadir sebagai opsi lebih efektif untuk menangani kasus obesitas," ucap Dr. Peter. 

2. Jenis-jenis operasi bariatrik

ilustrasi tindakan operasi bariatrik (pexels.com/Anna Shvets)

Dokter Peter menjelaskan bahwa operasi bariatrik dapat dibagi menjadi tiga jenis utama, yaitu sleeve gastrectomy, Roux en Y gastric bypass, dan single anastomosis duodeno-ileal bypass with sleeve gastrectomy (SADI-S). Ketiga metode ini ditujukan untuk kasus obesitas yang berbeda. 

  • Sleeve gastrectomy: Metode ini umumnya digunakan untuk kasus obesitas yang tidak terlalu parah.
  • Roux-en-Y gastric bypass: Cara ini digunakan untuk kasus obesitas yang lebih parah dan untuk pasien yang mengalami masalah metabolik, seperti diabetes atau hipertensi.
  • Single anastomosis duodeno-ileal bypass with sleeve gastrectomy (SADI-S): Prosedur ini digunakan untuk kasus obesitas yang sangat parah.

Ketiga tindakan ini memiliki hasil akhir penurunan berat badan karena adanya modifikasi saluran pencernaan pasien.

"Jadi tiga metode itu masing-masing memiliki indikasinya dan untuk siapa saja. Disesuaikan dengan kondisi pasien," kata Dr. Peter.

Baca Juga: Memiliki Tingkat Obesitas Terendah di Dunia, Apa Rahasia Jepang?

3. Operasi bariatrik berbeda dengan bedah kosmetik

ilustrasi obesitas (pixabay.com/jarmoluk)

Dokter Peter menekankan bahwa operasi bariatrik sangat berbeda dengan bedah kosmetik, seperti tummy tuck atau sedot lemak. Bedah bariatrik menangani akar persoalan obesitas sekaligus penyakit penyertanya, sedangkan bedah kosmetik hanya memperbaiki penampilan. 

Dengan memodifikasi saluran cerna pasien, makanan tidak akan melewati usus dua belas jari (Roux-en-Y gastric bypass) atau melewati saluran penceraan dengan lebih cepat (sleeve gastrectomy). 

Proses ini akan menyebabkan peningkatan hormon GLP-1 yang dapat memberbaiki metabolisme gula oleh insulin. Pada akhirnya, ini akan membantu menghilangkan rasa lapar pasien, memodifikasi profil hormon yang lebih efektif, serta membantu mengurangi kalori yang diserap tubuh. 

4. Persiapan operasi bariatrik

ilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Sebelum melakukan prosedur bariatrik, langkah awal meliputi pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan jantung, dan USG dengan teropong (endoskopi). Ini dilakukan untuk melihat kondisi kerongkongan dan lambung, serta mengidentifikasi ada tidaknya kondisi sleep apnea pada pasien. 

Saat hasil pemeriksaan didapatkan, pasien akan diwajibkan berkonsultasi dengan beberapa dokter, seperti spesialis gizi klinik, dokter spesialis penyakit dalam, dan lainnya. Proses ini akan menentukan kelayakan pasien untuk melakukan operasi bariatrik serta menentukan jenis operasi yang akan dilakukan. 

Pasien juga dihimbau untuk menjalani diet rendah kalori sekitar dua minggu sebelum operasi bariatrik dilakukan. 

"Jadi kita harus ekstra hati-hati. Bagaimana keadaan jantungnya, bagaimana kerongkongannya, dan lain-lain. Masing-masing teknik itu memiliki perhatian khusus yang harus diberikan," jelas Dr. Peter. 

Baca Juga: 22 Persen Penduduk Dunia Diprediksi Menjadi Obesitas Tahun 2045

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya