TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kapan Harus Minum Obat Pencahar? Ini yang Perlu Diperhatikan

Amati perubahan kebiasaan BAB sebelum minum pencahar

ilustrasi sakit sembelit (pexels.com/Sora Shimazaki)

Obat pencahar (laksatif) pada umumnya digunakan untuk membantu mengosongkan usus dan meredakan sembelit. Namun, faktanya sebagian orang masih belum paham kapan penggunaan obat pencahar yang tepat.

Penting untuk mengetahui perubahan pola kebiaasaan buang air besar untuk penentuan penggunaan obat pencahar. Tren penggunaan obat pencahar untuk tujuan menurunkan berat badan dinilai berbahaya karena bisa menyebabkan dehidrasi akut. Bagaimana seharusnya penggunaan obat pencahar yang aman? Berikut penjelasannya.

1. Mengenal obat pencahar

ilustrasi obat pencahar (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Obat pencahar merupakan salah satu jenis obat yang dapat mengatasi sembelit. Dilansir Verywell Health, obat tersebut direkomendasikan jika kondisi sembelit tidak teratasi melalui perubahan gaya hidup, seperti dengan meningkatkan jumlah serat dalam makanan, minum banyak cairan, dan berolahraga teratur.

Sebagian besar pencahar tersedia untuk dibeli di apotek dan supermarket. Obat ini bisa digunakan secara oral dalam bentuk cairan, tablet, atau kapsul. Ada pula jenis yang harus dimasukkan melalui rektum, misalnya dalam bentuk supositoria atau enema.

Baca Juga: Enema Picu Serangan Jantung pada Pasien yang Sembelit 10 Hari

2. Indikasi

ilustrasi sembelit (pexels.com/cottonbro studio)

Sembelit adalah indikasi utama obat pencahar. Menurut Medical News Today, sembelit dapat menyebabkan kram perut dan membuat seseorang merasa begah atau kembung.

Terdapat beberapa macam sembelit, meliputi sembelit primer dan sekunder.

Sembelit primer berkaitan dengan lambatnya pergerakan usus yang disebabkan oleh masalah anatomi. Hal ini sering dihubungkan dengan kurangnya asupan serat dan kurang cairan.

Sementara itu, sembelit sekunder berkaitan kondisi medis seperti diabetes, stroke, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, atau gangguan makan. 

Beberapa obat yang dapat menyebabkan sembelit meliputi antidepresan, antikolinergik, opioid, antasida, calcium channel blocker, obat antiinflamasi nonsteroid, simpatomimetik, dan antipsikotik.

3. Jenis

ilustrasi jenis obat pencahar (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Dijelaskan dalam laman National Health Service, terdapat empat jenis obat pencahar utama. Ini meliputi obat pencahar massal, obat pencahar osmotik, obat pencahar simultan, obat pencahar pelunak kotoran.

Obat pencahar massal bekerja dengan meningkatkan berat kotoran yang nantinya menstimulus usus besar. Jenis ini membutuhkan waktu 2 atau 3 hari untuk bekerja. Contoh obat pencahar massal yaitu fybogel dan metilselulosa.

Obat pencahar osmotik bekerja dengan cara menarik air dari seluruh tubuh ke dalam usus untuk melunakkan kotoran dan membuatnya lebih mudah dikeluarkan. Jenis ini membutuhkan waktu selama 2 atau 3 hari untuk bekerja. Contoh obat pencahar osmotik yaitu laktulosa, makrogal, dan polietilen glikol.

Obat pencahar stimulan memiliki mekanisme menstimulasi otot, yaitu otot yang melapisi usus dan membantu memindahkan kotoran ke bagian usus terendah. Obat pencahar jenis ini butuh waktu selama 6 hingga 12 jam untuk bekerja. Contohnya bisacodyl, senna, dan natrium pikosulfat.

Obat pencahar pelunak kotoran memiliki mekanisme dengan membiarkan air masuk ke dalam kotoran untuk membuatnya lunak dan memudahkan untuk pengeluaran. Contoh obat pencahar pelunak kotoran yaitu arachis oil dan docusate.

4. Efek samping

ilustrasi dehidrasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Seperti halnya obat apa pun, obat pencahar juga mempunyai efek samping. Pada umumnya efek samping obat pencahar yaitu perut kembung, kram perut, dan dehidrasi yang mengakibatkan sakit kepala ringan dan warna urine menjadi lebih gelap.

Sebagian besar efek samping akan hilang setelah berhenti minum obat. Efek samping dapat diminimalkan dengan memulai penggunaan obat dosis rendah dan meningkatkan dosis secara bertahap.

Terdapat efek samping serius yang mungkin terjadi jika penggunaan obat pencahar berlebihan dan berkepanjangan, seperti tinja menjadi besar dan kering serta adanya pergeseran elektrolit tubuh.

Baca Juga: 7 Komplikasi Sembelit yang Perlu Diwaspadai, Jangan Terus Dibiarkan

Writer

Riski Hidayaturrohkim

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya