TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Folikulitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Kondisi peradangan pada folikel rambut

ilustrasi folikulitis (mymed.com)

Pernahkah kamu mengalami kondisi iritasi kulit yang sangat gatal, kulit memerah, dan bahkan terbentuk benjolan? Jika pernah, bisa jadi itu adalah folikulitis.

Buat yang belum tahu, folikulitis adalah iritasi kulit yang cukup sering terjadi. Biasanya, penyebab utamanya adalah karena adanya bakteri Staphylococcus aureus. Berikut ini fakta medisnya seputar penyebab, gejala, sekaligus cara mencegah dan mengobatinya. 

1. Apa itu folikulitis?

ilustrasi folikulitis (commons.wikimedia.org/Jmarchn)

Folikulitis adalah masalah kulit umum yang terjadi ketika terpapar bakteri atau terjadi penyumbatan di kantong kecil kulit (folikel). Kita memiliki folikel rambut di mana-mana kecuali bibir, telapak tangan, dan telapak kaki. Folikulitis bisa membuat folikel rambut ini merah dan bengkak, seperti dilansir WebMD.

Kamu bisa mendapatkan kondisi ini di mana pun rambut tumbuh, tetapi kemungkinan besar muncul di leher, paha, bokong, atau ketiak. Kondisi ini sering dapat diobati sendiri, tetapi untuk kasus yang lebih parah mungkin butuh bantuan dokter.

 

2. Jenis

ilustrasi folikulitis (dermatologyadvisor.com)

Sebenarnya ada banyak jenis folikulitis. Folikulitis adalah istilah umum dan setiap jenisnya dapat memiliki penampilan, gejala, dan penyebabnya sendiri. Sering kali, hal yang menyebabkan kondisi tersebut adalah salah satu faktor terbesar yang membedakan setiap jenis folikulitis. Lokasi juga dapat berperan.

Dirangkum dari Cleveland Clinic, jenis-jenis folikulitis meliputi:

  • Folikulitis Staphylococcus aureus: Infeksi folikel rambut dengan bakteri Staphylococcus aureus adalah salah satu penyebab paling umum folikulitis. Jerawat kecil berisi nanah berwarna merah atau putih dapat terlihat di kulit. Daerah yang terkena sering membaik dalam beberapa hari dan dapat dirawat di rumah. Namun, dalam kasus yang parah dan persisten, folikulitis harus ditangani oleh dokter.
  • Folikulitis Pseudomonas aeruginosa: Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri yang tumbuh subur di air yang panas dan bergerak (bak air panas, pusaran air, seluncuran air). Ini dapat menginfeksi folikel rambut dan menyebabkan ruam yang sangat mirip dengan yang disebabkan oleh spesies stafilokokus. Terkadang ruam terasa gatal. Jenis ini terjadi satu hingga dua hari setelah terpapar sumber air dan biasanya memudar dengan sendirinya dalam beberapa hari. Beberapa orang mungkin memerlukan perawatan medis namun ini jarang terjadi.
  • Folikulitis Malassezia: Malassezia adalah keluarga ragi yang biasanya dapat ditemukan di kulit. Terkadang, ketika Malassezia masuk ke folikel rambut, itu bisa menyebabkan kondisi gatal yang terlihat seperti jerawat, biasanya terjadi di dada bagian atas dan punggung. Bentuk folikulitis ini diperburuk oleh keringat. Menggunakan sampo antiketombe setiap hari untuk mencuci area kulit yang terkena sering kali membantu.
  • Pseudofolliculitis barbae: Jenis ini, juga disebut razor bumps, biasanya biasanya terjadi di area janggut. Setelah rambut janggut dicukur dengan pisau cukur, ujung rambut yang dipangkas tajam dapat berbalik ke arah kulit, menyebabkan iritasi. Pseudofolliculitis barbae lebih sering terjadi pada orang dengan rambut keriting, terutama pria kulit hitam. Menghindari mencukur atau menggunakan trimmer dapat membantu. Jika masalah berlanjut, temui dokter kulit karena ini dapat menyebabkan jaringan parut.
  • Sycosis barbae: Sycosis barbae adalah bentuk folikulitis terkait pencukuran yang parah dan berpotensi menimbulkan bekas luka. Seluruh folikel rambut terinfeksi menghasilkan pustula merah besar. Mencukur harus dihindari dan penderitanya harus menemui dokter kulit untuk mendiskusikan pilihan perawatan.
  • Folikulitis gram-negatif: Jenis ini dapat terjadi setelah penggunaan antibiotik yang berkepanjangan untuk mengobati jerawat. Seiring waktu, bakteri resistan tumbuh dan berkembang biak. Hal ini justru bisa menyebabkan jerawat makin parah. Kondisi ini memerlukan perawatan dari dokter.
  • Bisul (furunkel): Bisul, atau furunkel, terjadi ketika folikel rambut menjadi sangat terinfeksi. Bisul sering berwarna merah, lunak, dan nyeri. Ini akan muncul setelah beberapa hari dan mungkin meninggalkan bekas luka. Dalam kasus tertentu, obat atau prosedur oral diperlukan untuk mengatasi lesi.
  • Karbunkel: Karbunkel terbentuk ketika beberapa bisul muncul di satu tempat. Karbunkel biasanya lebih besar dan merupakan kombinasi dari beberapa folikel rambut yang terinfeksi. Seperti halnya bisul, dalam kasus tertentu, obat atau prosedur oral diperlukan untuk mengatasi lesi.
  • Folikulitis eosinofilik: Kondisi ini biasanya terlihat pada pasien yang mengalami imunosupresi (sistem kekebalan tidak berfungsi sepenuhnya). Ada juga bentuk yang terlihat pada bayi. Folikulitis eosinofilik tidak menular. Jenis ini ditandai dengan pustula gatal, paling sering di bahu, lengan atas, leher, dan dahi. Mereka sering sembuh dengan sendirinya, tetapi bisa kembali (berulang).

Baca Juga: Posisi dan Jenis Jerawat Bisa Menunjukkan Masalah Kesehatan

3. Penyebab

ilustrasi bercukur (unsplash.com/Supply)

Umumnya folikulitis disebabkan ketika folikel rambut meradang (bengkak) dan terinfeksi. Ini menyebabkan folikel membengkak di bawah kulit, menciptakan benjolan yang tidak nyaman di permukaan kulit.

Untuk banyak jenis folikulitis tertentu, penyebabnya tidak selalu diketahui. Namun, ada faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko terkena folikulitis, yang mencakup:

  • Sering bercukur.
  • Menggunakan antibiotik oral untuk jangka waktu yang lama.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Memiliki riwayat diabetes.
  • Melakukan aktivitas yang membuat kamu banyak berkeringat dan tidak benar-benar bersih setelahnya.
  • Menghabiskan waktu dalam bak mandi air panas atau sauna yang tidak dibersihkan dengan benar.

4. Gejala

ilustrasi folikulitis (medicinenet.com)

Mengutip Mayo Clinic, tanda dan gejala folikulitis antara lain:

  • Kumpulan benjolan merah kecil atau jerawat berkepala putih yang berkembang di sekitar folikel rambut.
  • Lepuh berisi nanah yang pecah dan mengeras.
  • Kulit gatal dan terdapat sensasi terbakar.
  • Kulit yang nyeri dan sensitif.
  • Benjolan atau massa bengkak yang besar.

5. Pencegahan

ilustrasi alat cukur listrik (pexels.com/cottonbro)

Kabar baiknya, folikulitis bisa dengan dengan cara-cara berikut ini:

  • Hindari pakaian ketat untuk mengurangi gesekan antara kulit dan pakaian.
  • Jika rutin memakai sarung tangan karet secara, setelah setiap kali digunakan balikkan bagian dalam, bilas dengan sabun dan air, dan keringkan secara menyeluruh.
  • Hindari mencukur jika memungkinkan.
  • Mempertimbangkan produk penghilang rambut (depilatories) atau metode penghilangan rambut lainnya, walaupun metode tersebut juga dapat mengiritasi kulit.
  • Gunakan hanya bak air panas dan kolam air panas yang bersih. Jika memiliki bak mandi air panas atau kolam air panas, bersihkan secara teratur dan tambahkan klorin sesuai anjuran.
  • Konsultasi dengan dokter. Tergantung situasi dan frekuensi kekambuhan, dokter mungkin menyarankan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri di hidung dengan salep antibakteri selama lima hari dan pakai sabun mandi dengan klorheksidin. Studi lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan efektivitas langkah-langkah ini.

Yang tak kalah penting, kamu harus mencukur dengan hati-hati. Lakukan kebiasaan ini untuk membantu mengendalikan gejala dengan mengurangi jarak bercukur dan risiko merusak kulit:

  • Mencukur lebih jarang.
  • Membersihkan kulit dengan air hangat dan sabun antibakteri sebelum bercukur.
  • Menggunakan waslap atau bantalan pembersih dengan gerakan melingkar yang lembut untuk mengangkat rambut yang menempel sebelum bercukur.
  • Mengaplikasikan losion cukur sebelum bercukur.
  • Mencukur ke arah pertumbuhan rambut, meskipun satu penelitian menemukan bahwa pria yang mencukur berlawan arah memiliki lebih sedikit benjolan kulit. Pilihlah yang paling cocok buatmu.
  • Hindari mencukur terlalu dekat kulit. Gunakan pisau cukur listrik atau pisau berpelindung dan jangan meregangkan kulit
  • Pastikan pisau tajam dan bilas dengan air hangat setelah setiap gerakan.
  • Aplikasikan pelembap setelah bercukur.
  • Hindari berbagi pisau cukur, handuk, dan waslap.

Baca Juga: Waspadai Benjolan di Leher, Ini 10 Kemungkinan Penyebabnya

Verified Writer

Ruth Cikita

[kosong]

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya