Tulisan Tangan Berantakan? Ketahui 5 Fakta Ilmiah Disgrafia
Kelainan neurologis yang mengacu pada masalah menulis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah kamu merasa tulisan tanganmu sangat berantakan? Atau apakah kamu pernah melihat tulisan tangan yang sangat berantakan hingga sulit untuk dibaca? Tulisan acak-acakan ini ternyata bisa menandakan kelainan neurologis yang disebut disgrafia atau dysgraphia.
Dilansir ADDitude Magazine dan healthline, disgrafia adalah disabilitas belajar akibat gangguan neurologis yang mengganggu kemampuan menulis (mengganggu hampir semua aspek proses penulisan, termasuk ejaan, keterbacaan, jarak dan ukuran kata, serta ekspresi) dan keterampilan motorik halus.
Gangguan ini memengaruhi anak-anak maupun dewasa. Di samping itu, selain menulis kata-kata yang sulit dibaca, orang dengan disgrafia cenderung menggunakan kata yang salah untuk apa yang mereka coba komunikasikan.
Untuk mengetahui disgrafia lebih lanjut, simak ulasannya berikut ini.
1. Disgrafia menjadi komorbiditas gangguan koordinasi perkembangan dan mungkin mencerminkan tingkat keparahannya
Lopez dkk., telah melakukan studi untuk memahami gangguan tulisan tangan, khususnya disgrafia pada anak-anak dengan gangguan koordinasi perkembangan atau developmental coordination disorder (DCD). Hasilnya diterbitkan di jurnal Neurophysiologie Clinique / Clinical Neurophysiology tahun 2018.
Dalam sampel mereka, disgrafia berhubungan erat dengan minor neurological dysfunction (MND), yang menunjukkan gangguan kontrol motorik pada tingkat jalur motorik kortikospinal. Hasilnya menyoroti disgrafia sebagai komorbiditas DCD (kondisi yang memengaruhi koordinasi fisik, menyebabkan anak tampil kurang baik dari yang diharapkan dalam kegiatan sehari-hari untuk anak seusianya dan tampak bergerak dengan canggung).
Dalam sampel mereka, disgrafia tampaknya merupakan gangguan tunggal, yang secara signifikan terkait dengan insiden tinggi gangguan motorik, yang menunjukkan adanya gangguan pada jalur motorik. Variabel spesifik yang secara signifikan berhubungan dengan disgrafia pada sampel di antaranya:
- Disfungsi traktus piramidalis (bagian dari sistem serabut saraf motorik yang membawa sinyal dari korteks serebral ke batang otak atau sumsum tulang belakang) ringan dengan phasic stretch reflex (menyebabkan otot distal tegang, kaku, serta gangguan gerak yang mengganggu efisiensi gerakan dan menyebabkan gangguan lateralitas).
- Gangguan lateralitas (suatu kondisi yang ditandai dengan kesulitan dalam komunikasi saraf antara sisi kiri dan kanan otak) gestur spontan.
- Disonansi (ketidaksesuaian) antara gestural spontan, lateralitas biasa dan psikososial.
- kelambatan praksis digital.
Baca Juga: Banyak Pasien COVID-19 Mengalami Gejala Neurologis, Bisa Picu Stroke?
Baca Juga: Bukan Cuci Otak, Ini Perbedaan Neurotransplantasi dengan DSA
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.