TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Trombositopenia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Kondisi ketika kadar trombosit darah terlalu rendah

ilustrasi kadar trombosit darah rendah atau trombositopenia (wkhs.com)

Trombositopenia atau thrombocytopenia adalah kondisi ketika kadar trombosit darah terlalu rendah. Trombosit adalah jenis sel darah yang penting untuk membantu darah menggumpal. Saat mengalami luka berdarah, trombosit akan menggumpal di lokasi luka untuk menghentikan perdarahan.

Pada kebanyakan orang, ini bukanlah masalah serius. Namun, bila mengalami bentuk parah dari trombositopenia, perdarahan spontan pada mata, gusi, atau saluran kemih, atau perdarahan berlebihan saat terluka.

Orang sehat biasanya memiliki jumlah trombosit 150.000 hingga 400.000. Individu dikatakan mengalami trombositopenia jika jumlah trombosit berada di bawah 150.000.

1. Jenis

ilustrasi trombositopenia (medicalrepublic.com.au)

Dilansir Cleveland Clinic, ada tiga kelas utama trombositopenia, yaitu:

  • Penghancuran trombosit seperti dengan auto-antibodi yang menempel pada permukaan trombosit.
  • Sekuestrasi trombosit seperti pada seseorang dengan limpa besar atau dengan penyakit hati.
  • Penurunan produksi trombosit seperti yang terjadi pada penyakit sumsum tulang tertentu.

2. Penyebab

ilustrasi trombositopenia (share.upmc.com)

Dalam kasus yang jarang, trombositopenia diturunkan, atau diturunkan dari orangtua ke anak. Lebih umum, gangguan tertentu, kondisi dan obat-obatan menyebabkan jumlah trombosit yang rendah. Ini termasuk:

  • Gangguan penggunaan alkohol dan alkoholisme.
  • Penyakit autoimun yang menyebabkan immune thrombocytopenic purpura (ITP, yakni bentuk autoimun dari trombositopenia). ITP terkadang dikaitkan dengan kondisi autoimun lain seperti lupus.
  • Penyakit sumsum tulang, termasuk anemia aplastik, leukemia, limfoma tertentu, dan sindrom myelodysplastic.
  • Perawatan kanker seperti kemoterapi dan terapi radiasi.
  • Pembesaran limpa yang disebabkan oleh sirosis hati atau penyakit Gaucher. Limpa yang membesar menjebak trombosit dan sel darah lainnya dan mencegahnya beredar dalam aliran darah.
  • Paparan bahan kimia beracun, termasuk arsenik, benzena dan pestisida.
  • Obat untuk mengobati infeksi bakteri (antibiotik), kejang (epilepsi) dan masalah jantung, atau heparin pengencer darah.
  • Virus, seperti hepatitis C, CMV, EBV dan HIV.

Baca Juga: Cegah Berbagai Penyakit, 5 Makanan Ini Bisa Meningkatkan Trombosit

3. Gejala

ilustrasi petechiae di kaki (researchgate.net/Bergita Ganse)

Seperti diterangkan pada laman WebMD, umumnya trombositopenia tidak menunjukkan gejala. Namun, bila gejala muncul, ini bisa mencakup:

  • Perdarahan, paling sering dari gusi atau hidung. Perempuan dengan trombositopenia mungkin mengalami menstruasi yang lebih berat atau lebih lama atau breakthrough bleeding (keluarnya darah dari uterus namun hal ini tidak berhubungan dengan darah menstruasi). Mungkin juga terdapat darah dalam kencing atau feses.

  • Bintik-bintik merah dan rata pada kulit seukuran kepala peniti. Seringnya ini terlihat di kaki, dan mereka mungkin muncul dalam bentuk rumpun. Dokter mungkin menyebutnya petechiae.

  • Bercak dan memar. Individu mungkin memiliki area pendarahan yang luas di bawah kulit yang tidak memutih saat menekannya. Memar yang terlihat mungkin seperti memar akibat terbentur. Awalnya memar berwarna biru atau ungu dan berubah menjadi kuning atau hijau seiring waktu. Ini disebabkan oleh kebocoran mendadak dari pembuluh darah kecil. Nama medisnya adalah purpura.

Trombositopenia berat dapat menyebabkan banyak perdarahan setelah cedera, seperti jatuh.

4. Diagnosis

ilustrasi trombositopenia atau kadar trombosit darah rendah (specialty.mims.com)

Diagnosis trombositopenia bisa dilihat dari intensitas pendarahan. Tes dan pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis antara lain:

  • Pemeriksaan fisik: Guna meninjau riwayat keluarga, riwayat kesehatan secara menyeluruh, dan konsumsi obat-obatan.
  • Tes darah: Dilakukan dengan hitung darah lengkap untuk memeriksa kadar trombosit dan sel darah putih dan merah. Jika jumlahnya di bawah 150.000, maka bisa disimpulkan sebagai trombositopenia. Uji antibodi trombosit juga bisa dilakukan untuk menemukan efek samping dari obat-obatan.
  • Tes bekuan darah: Dengan mengukur waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Tes termasuk ke dalam partial thromboplastin time (PTT) dan prothrombin time (PT).

Jika hasil pemeriksaan trombosit rendah, tes lanjutan akan dilakukan, seperti:

  • Biopsi sumsum tulang belakang: Mengambil sampel sumsum tulang untuk mendiagnosis penyakit sumsum tulang atau kanker yang menjadi penyebab trombositopenia.
  • Tes pencitraan: USG dan CT scan bisa digunakan untuk memeriksa limpa yang membesar dan adanya pembesaran kelenjar getah bening atau sirosis hati.

5. Pengobatan

ilustrasi terapi pertukaran plasma (terumobct.com)

Trombositopenia dapat berlangsung selama berhari-hari atau bertahun-tahun. Orang dengan trombositopenia ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan. Kalaupun pengobatan dibutuhkan, ini akan bergantung pada penyebabnya dan tingkat keparahannya.

Apabila trombositopenia disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya atau pengobatan tertentu, mengatasi penyebabnya tersebut bisa menyembuhkannya. Sebagai contoh, bila mengalami trombositopenia yang diinduksi heparin, dokter dapat meresepkan obat pengencer darah yang berbeda.

Perawatan lainnya mungkin melibatkan:

  • Transfusi darah atau trombosit. Jika kadar trombosit terlalu rendah, dokter dapat mengganti darah yang hilang dengan transfusi sel darah merah atau trombosit.
  • Obat-obatan. Jika kondisi terkait dengan masalah sistem kekebalan, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk meningkatkan jumlah trombosit. Obat pilihan pertama mungkin kortikosteroid. Jika tidak berhasil, obat yang lebih kuat dapat digunakan untuk menekan sistem kekebalan.
  • Pembedahan. Jika perawatan lain tidak membantu, dokter mungkin merekomendasikan operasi untuk mengangkat limpa (splenektomi).
  • Pertukaran plasma. Purpura trombositopenik trombotik dapat menyebabkan keadaan darurat medis yang membutuhkan pertukaran plasma.

6. Pencegahan

Ilustrasi darah merah, darah putih, dan trombosit (sunshinecoastsportsmedicine.com.au)

Jika memiliki risiko terhadap trombositopenia, langkah-langkah berikut bisa membantu mencegahnya, yaitu:

  • Hindari obat-obatan yang mengencerkan darah dan meningkatkan risiko pendarahan. Contohnya adalah aspirin, naprosyn, dan ibuprofen.
  • Berhati-hati dengan olahraga dan aktivitas yang dapat menyebabkan cedera, memar, dan pendarahan.
  • Menghindarkan kontak langsung dengan bahan kimia beracun.
  • Berhati-hati saat bercukur, menyikat gigi, dan membersihkan hidung, karena jika tidak berhati-hati bisa menyebabkan pendarahan.
  • Batasi asupan alkohol yang memperlambat produksi trombosit dan menyebabkan kerusakan hati.

Baca Juga: Waspadai 5 Penyebab yang Bisa Bikin Jumlah Trombosit Turun Drastis

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya