TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gejala Hampir Mirip, Ini Perbedaan ISK dan Infeksi Ragi Vagina

Sama-sama bikin tak nyaman dan gelisah!

medicalnewstoday.com

Buang air kecil semestinya menjadi aktivitas sederhana yang mudah dan menyehatkan dengan mengeluarkan toksin dari tubuh. Namun, kamu yang justru merasakan berbagai keluhan saat buang air kecil seperti sensasi panas dan terbakar, gatal, dan beberapa ketidaknyamanan lainnya tentu tak lagi melihat buang air kecil sebagai kegiatan yang mudah seperti sebelumnya.

Penyebab paling umum kondisi ini pada wanita adalah ISK (Infeksi Saluran Kemih) dan infeksi ragi pada vagina. Keduanya jelas berada di saluran yang berbeda, tetapi tanpa pemeriksaan lebih lanjut, sulit untuk menentukan mana yang sedang dialami.

Hal ini pun diamini oleh profesor klinis obgyn di Yale Medical School, dr. Mary Jane Minkin. Penjelasannya tak lain adalah karena uretra dan vagina memiliki jarak yang berdekatan. 

1. ISK paling banyak disebabkan oleh bakteri

healthline.com/

Istilah ISK merujuk pada infeksi yang terjadi di saluran kemih, baik di ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Infeksi ini terjadi karena adanya mikroorganisme patogen seperti bakteri (penyebab paling umum), virus, dan jamur di dalam sistem saluran kemih tersebut. Adapun berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK dibedakan menjadi dua: ISK atas (ginjal dan ureter) dan ISK bawah (kandung kemih dan uretra).

2. Ada bakteri yang masih tertinggal dan bereproduksi

womansday.com

Buang air kecil merupakan salah satu mekanisme tubuh dalam menjaga kesehatan melalui detoks. Idealnya, bakteri dan patogen lain yang bersembunyi juga ikut keluar dari tubuh melalui urine.

Namun, ada beberapa bakteri berbahaya yang dapat tertinggal dan bahkan bereproduksi di saluran kemih hingga berujung pada infeksi. Oleh karena itu, membersihkan diri setelah buang air kecil adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan.

3. Transfer bakteri dari 'belakang'

popsugar.com

Selain itu, bakteri e.coli yang banyak ditemukan di sekitar anus juga dapat menjadi penyebab ISK (dan ya, bakteri yang satu ini menjadi penyebab paling umum). Hal ini biasanya disebabkan karena salah membersihkan organ di area tersebut (seharusnya dari depan ke belakang, bukan sebaliknya), maupun karena aktivitas seks. Maka dari itu, buang air kecil setelah bercinta juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan terutama bagi wanita yang memang memiliki jarak uretra dan anus lebih pendek dibandingkan laki-laki.

Baca Juga: Ini 7 Alasan di Balik Rasa Sakit pada Vagina, Bisa Jadi Berbahaya!

4. ISK bukan penyakit menular seksual

velocityuc.com

Meski kerap terjadi pada orang yang aktif secara seksual, ISK bukanlah tergolong penyakit menular seksual. Kamu yang bahkan belum pernah melakukan hubungan seks juga masih saja dapat terserang ISK karena kurang menjaga kebersihan. Di samping itu, perubahan hormon seperti di masa kehamilan juga dapat menjadi faktor penyebab ISK.

5. ISK tak selalu menunjukkan gejala

commons.wikimedia.org

Kasus ISK paling umum terjadi adalah ISK bawah, yakni infeksi yang terjadi di bagian kandung kemih maupun uretra. Kondisi ini tidak selalu menunjukkan gejala, tetapi menurut Mayo Clinic beberapa penderita biasanya mengalami adanya dorongan untuk buang air kecil meski ternyata volume urinenya sangat sedikit, adanya kandungan darah pada urine, nyeri atau adanya tekanan di area pelvis, dan urine berwarna keruh. 

Selain itu, dr. Alyssa Dweck dari Massachusetts General Hospital Vincent Memorial Ob/Gyn Services juga menambahkan bahwa ISK juga dapat disertai dengan bau urine yang tercium seperti amonia serta keluarnya cairan (seperti keputihan) yang berwarna kuning-kehijauan dan cukup kental atau justru cukup  encer dan berwarna jernih.

6. Infeksi ragi disebabkan oleh jamur

boostbodyfit.com

Di sisi yang berbeda, infeksi ragi pada vagina justru disebabkan oleh jamur bernama Candida. Pada dasarnya jamur ini memang sangat umum ditemukan di berbagai bagian tubuh yang lembap seperti tenggorokan, mulut, usus, dan tentu saja vagina. Namun saat jumlahnya melebihi kadar semestinya, infeksi pun akan terjadi.

7. Penyebab ketidakseimbangan Candida

popsugar.com

Perubahan kadar estrogen dapat menjadi pemicu munculnya ketidakseimbangan Candida pada vagina. Pun demikian dengan penggunaan beberapa jenis obat-obatan seperti antibiotik. Selain itu, Mayo Clinic juga menjelaskan bahwa menggunakan pakaian yang basah dan lembap (termasuk keringat) di area genital juga meningkatkan risiko ketidakseimbangan ini.

Baca Juga: Yuk, Jaga Vagina Tetap Wangi dan Segar Alami dengan 7 Cara Berikut!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya