TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Gigi Goyang, Nggak Boleh Disepelekan Ya!

Bisa jadi tanda kondisi mulut yang buruk

ilustrasi gigi (freepik.com/senivpetro)

Gigi goyang adalah kondisi yang banyak dialami baik anak-anak maupun orang dewasa. Pada dasarnya, gigi goyang dapat bersifat fisiologis dan patologis. Pada kondisi patologis inilah gigi goyang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.

Bisa disebabkan oleh banyak faktor, gigi goyang dapat terjadi karena kondisi rongga mulut yang buruk akibat penumpukan plak hingga adanya penyakit sistemik tertentu. Pastinya, hal ini tidak boleh disepelekan, karena gigi goyang yang dibiarkan begitu saja dapat memperparah keadaan gigi dan mulut, seperti risiko terjadinya gigi tanggal. 

Jangan khawatir, kegoyangan gigi ini masih bisa kamu atasi dengan mengetahui beberapa penyebab yang dapat meningkatkan risiko gigi goyang. Penasaran apa saja penyebab gigi goyang? Simak di bawah ini, ya!

1. Penyakit jaringan pendukung gigi

ilustrasi periodontitis (dxline.info)

Pernah mendengar istilah periodontitis? Periodontitis adalah suatu penyakit jaringan pendukung gigi yang ditandai dengan terpaparnya jaringan pendukung gigi oleh faktor plak dan karang gigi (kalkulus). Faktor ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan gusi, dan apabila dibiarkan dapat menyebabkan periodontitis. 

Berdasarkan jurnal Stomatognatic (Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Jember) tahun 2011, gigi goyang dapat disebabkan karena periodontitis parah yang ditandai oleh kerusakan progresif ligamen dan tulang pendukung gigi. Pastinya, hal ini akan mengarah pada gigi yang mudah tanggal apabila tidak segera dirawat.

Tak perlu ini, kondisi ini bisa dicegah dengan menghindari penyebab utama dari periodontitis, yaitu plak gigi dan karang gigi.

Plak gigi dan karang gigi bisa terbentuk dari sisa-sisa makanan yang tidak kamu bersihkan dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan dental floss, serta obat kumur, ya!

Baca Juga: Kenali 7 Kebiasaan Buruk Penyebab Menumpuknya Karang Gigi

2. Trauma langsung

ilustrasi gigi (freepik.com/jannoon028)

Ketika gigi terkena trauma atau kontak keras secara langsung dengan suatu benda, gigi dan jaringan pendukung gigi akan terbentur oleh kekuatan atau tekanan yang besar secara tiba-tiba.

Menurut sebuah laporan dalam Jurnal e-Clinic tahun 2016, beberapa contoh trauma langsung yang dapat menyebabkan gigi goyang adalah kecelakaan, jatuh, terbentur benda keras, dan berkelahi. Gigi akan menjadi rentan patah, goyang, hingga terlepas dari soketnya.

3. Bruksisme

ilustrasi bruksisme atau bruxism (advanceindiana.com)

Bruksisme atau bruxism adalah suatu aktivitas parafungsi yang merujuk pada keadaan mengasah gigi-gigi (grinding) atau mengatupkan dengan keras rahang atas dan rahang bawah (clenching). Kebiasaan ini biasa dilakukan secara berulang dan tanpa disadari. Umumnya, bruksisme dilakukan saat tidur pada malam hari.

Merujuk pada laporan dalam jurnal Medicina tahun 2019, bruksisme dan clenching dapat meningkatkan kejadian mobilitas gigi atau gigi goyang. Kebiasaan parafungsi (aktivitas yang terjadi di luar fungsi pengunyahan, penelanan dan bicara yang berupa kontak gigi dengan tekanan melebihi tekanan fungsional normal) bruksisme termasuk dalam trauma oklusi yang menjadi faktor risiko terjadinya kegoyangan gigi.

Pada kasus seperti ini dapat dilakukan perawatan seperti perbaikan terhadap kebiasaan parafungsi untuk menghindari risiko gigi goyang. Konsultasikan ini dengan dokter gigi.

4. Adanya penyakit sistemik

ilustrasi pemeriksaan gigi (unsplash.com/Caroline LM)

Tahu tidak, ternyata gigi goyang bisa menjadi indikator dari adanya penyakit sistemik. Salah satu penyakit sistemik yang erat kaitannya dengan gigi goyang adalah diabetes melitus.

Diabetes melitus adalah salah satu penyakit kronis yang banyak diderita di seluruh dunia. Komplikasinya pada gigi dan mulut adalah mulut kering, gusi yang mudah berdarah, resorpsi tulang penyangga gigi, hingga periodontitis. 

Sebuah penelitian dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional tahun 2015 menyebutkan bahwa diabetes melitus memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat keparahan jaringan periodontal atau jaringan pendukung gigi. Ketika terjadi periodontitis parah, akan terjadi kehilangan tulang penyangga gigi hingga menyebabkan gigi goyang. Bahkan, apabila hal ini tidak diperhatikan dan dirawat, gigi bisa copot dengan sendirinya.

Baca Juga: Sakit Gigi pada Malam Hari? Ini 9 Cara Meredakan Nyeri Nyut-nyutannya

Verified Writer

Denty Rizqita

Semoga tulisan-tulisannya bermanfaat, yaa!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya