TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Mitos dan Fakta Seputar Menyusui, Jadi Kontrasepsi Alami?

Selama menyusui, rupanya tidak akan terjadi kehamilan karena adanya metode amenore laktasi

ilustrasi ibu dan anak (freepik.com/rawpixel.com)

Sejak dulu kita percaya, bahwa ASI memiliki manfaat bagi ibu dan bayi. Menyusui diketahui memberikan perlindungan terhadap infeksi pada bayi, serta diperkirakan dapat mengurangi risiko obesitas dan penyakit lain di kemudian hari. Sedangkan bagi ibu, menyusui mampu mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium.

Tapi ada beberapa kepercayaan yang membuat seorang ibu meninggalkan kebiasaan menyusui, sebelum waktunya dan lebih memilih untuk memberikan susu formula pada si kecil. Nyatanya, ASI dianjurkan untuk diberikan eksklusif pada bayi selama 6 bulan hingga usia 2 tahun bersama makanan pendamping. 

Berikut ini beberapa fakta dan mitos seputar menyusui yang seringkali bikin para ibu salah paham.

1. Bayi harus diberi ASI setiap tiga jam

ilustrasi bayi menangis dan rewel (pexels.com/sarah chai)

Faktanya, setiap anak memiliki perbedaan dalam hal ini. Seringkali bayi yang baru lahir memiliki kebiasaan untuk menyusu sebanyak 8 hingga 12 kali dalam sehari, serta ingin menyusu setiap 1 jam hingga 3 jam, tergantung seberapa sering bayi merasa lapar.

Saat lapar, bayi akan memberi respon dengan terbangun dari tidur, memasukkan tangannya ke dalam mulut, menjulurkan lidah, dan menangis. Itu artinya ibu harus segera menyusui. 

Seiring dengan bertambahnya usia bayi, kebiasaan menyusu ini akan terus berkurang. Semua tergantung pada kebiasaan dan tingkat pertumbuhan anak sendiri, ditambah beberapa hal lain, seperti usia mereka dan seberapa sering mereka diberi ASI.

2. Perempuan dengan payudara kecil, sulit untuk menghasilkan ASI

ilustrasi menggendong bayi (freepik.com/jcomp)

Umumnya, bentuk dan ukuran payudara perempuan ditentukan oleh seberapa banyak timbunan lemak, serta tidak mempengaruhi produksi ASI. Dilansir Cleveland Clinic, setiap perempuan memiliki kelenjar yang bertanggungjawab untuk menghasilkan ASI di payudara mereka.

Kelenjar ini dikenal dengan lobulus, bagian kecil dari jaringan yang ditemukan di dalam lobus, kelenjar kecil seperti bola. Karena itu, baik ukuran maupun bentuk payudara tidak akan mempengaruhi kemampuan ibu untuk menyusui.

Baca Juga: 5 Fakta Medis Galaktorea, Keluarnya ASI saat Tidak Hamil atau Menyusui

3. Semakin sering menyusu, semakin banyak ASI

ilustrasi menyusui (freepik.com/freepik.diller)

Banyak ibu yang khawatir, jika mereka tidak bisa memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya. Perlu diketahui, jika ASI akan terus diproduksi selama bayi menyusui. Seperti yang dijelaskan sebuah studi dalam jurnal International Breastfeeding Journal tahun 2020, ibu yang memberikan ASI secara langsung dan punya kepercayaan tinggi pada ASI, cenderung memiliki tingkat suplai ASI yang tinggi. 

Ini dikarenakan cara terbaik untuk menghasilkan ASI adalah dengan sering menyusui dan mengosongkan payudara setiap menyusui. Payudara akan menghasilkan susu sebagai respon isapan bayi. Kebiasaan menyusui akan mempengaruhi pasokan ASI.

4. ASI bisa diberikan hingga anak berumur dua tahun

ilustrasi bermain bersama anak (pexels.com/shotpot)

Di masa awal pertumbuhan bayi, ASI adalah makanan yang bergizi sempurna. ASI mengandung nutrisi yang tepat dan mudah untuk dicerna. Dilansir C. S. Mott Children's Hospital, selama 6 bulan pertama, ASI adalah semua kebutuhan bayi untuk memenuhi nutrisinya.

Direkomendasikan untuk menyusui hingga bayi berusia 12 bulan atau 2 tahun untuk tetap memberikan manfaat ASI. Walaupun anak telah diberi makanan pendamping, mereka juga perlu mendapatkan ASI hingga ibu merasa cukup untuk menyusui si kecil. 

5. Tidak akan terjadi kehamilan saat menyusui

ilustrasi melipat baju anak (pexels.com/Sarah Chai)

Menyusui bukan hanya sebuah cara untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi bayi, menyusui juga mampu mengendalikan kehamilan. Saat ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi, secara alami sel ovum akan berhenti berovulasi, dan saat itu ibu tidak mengalami menstruasi atau hamil. 

Metode ini dikenal dengan metode amenore laktasi (LAM). Jika hal ini dilakukan dengan benar, metode ini hampir sama efektifnya dengan kontrasepsi hormonal.

Karena itu, kehamilan tidak akan terjadi selama pemberian ASI eksklusif yang berlangsung selama 6 bulan atau selama periode menstruasi kembali. Tapi, lain halnya jika ASI diberikan melalui pompa payudara atau diberi susu formula dan makanan pendamping. 

Baca Juga: 5 Manfaat ASI untuk Imunitas Bayi, Pengaruhi Kesehatan Jangka Panjang

Verified Writer

Tyara Motik

The beginner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya