TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sering Bersin dan Meler di Pagi Hari? Itu Pertanda Rhinitis Alergi

Rasanya seperti pilek tiap pagi

freepik.com/marymarkevich

Apakah kamu bersin-bersin, hidung meler, dan gatal di pagi hari saat bangun tidur? Bila iya, mungkin kamu punya rhinitis alergi.

Sebagian orang mungkin akan menyadari dirinya sensitif terhadap sesuatu yang memicu bersin atau batuk. Terutama saat bangun tidur, mencium bau yang tajam atau terpapar debu dan polusi, hidung seketika meler dan terasa gatal. Butuh waktu beberapa lama agar pernapasan kembali normal.

Kondisi di atas tak dialami semua orang, hanya para mereka yang punya sensitivitas pada indra penciumannya saja. Kondisi tersebut bisa dikategorikan sebagai bentuk alergi yang disebut sebagai rhinitis alergi.

Rhinitis alergi adalah bentuk alergi pada sistem pernapasan, terutama pada rongga hidung. Ketika terpapar alergen, seperti tungau debu, serbuk sari, atau bau yang tajam, maka tubuhnya akan bereaksi. Selain itu, rhinitis alergi juga bisa menjadi pertanda seseorang menderita asma.

Cukup mengganggu dan tak bisa disepelekan, apa sih penyebab rhinitis alergi dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut ini penjelasannya!

1. Respons imun terhadap alergen

freepik.com/master1305

Bersin-bersin, hidung meler dan tersumbat yang terjadi dalam jangka waktu lama tentu bisa sangat mengganggu aktivitas dan konsentrasi. Belum lagi, capek juga harus bolak-balik mengambil tisu.

Menurut laporan berjudul "Allergic Rhinitis" dalam The New England Journal of Medicine tahun 2015, dituliskan bahwa rhinitis alergi didefinisikan sebagai gejala bersin, pruritus hidung, penyumbatan aliran udara, dan sebagian besar cairan hidung yang jernih akibat reaksi yang dimediasi oleh IgE terhadap alergen yang dihirup dan melibatkan peradangan mukosa yang didorong oleh sel T (Th2). Alergennya biasanya adalah serbuk sari dan jamur musiman, serta alergen ruangan seperti tungau debu, hewan peliharaan, hama, dan beberapa jamur.

Beberapa orang mungkin akan mengalami yang lebih para pada musim tertentu, misalnya saat musim tertentu saat tungau debu dan serbuk sari beterbangan.

Baca Juga: Menahan Bersin Ternyata Sangat Berbahaya, Ini 7 Penjelasan Ilmiahnya 

2. Apa penyebab rhinitis alergi?

pixabay.com/Free-Photos

Umumnya, rhinitis alergi dipicu akibat menghirup alergen berupa partikel-partikel kecil yang berada di udara. Menurut sebuah laporan berjudul "Diagnosing Rhinitis: Allergic vs Nonallergic" yang diterbitkan dalam jurnal American Family Physician tahun 2006, berdasarkan jenisnya rhinitis alergi dapat disebabkan oleh faktor-faktor di bawah ini:

  • Musiman: gejalanya bisa terjadi pada musim yang spesifik, seperti saat musim semi, musim panas, dan awal musim gugur. Penyebabnya adalah serbuk sari tumbuhan, rumput, dan gulma. Alergen dalam ruangan seperti tungau debu, bulu hewan peliharaan, dan jamur biasanya menyebabkan gejala tahunan. Pasien dengan rhinitis alergi musiman dan tahunan juga mungkin mengalami konjungtivitis alergi, asma, dan eksem.
  • Perenial: pada jenis ini, gejalanya dialami sepanjang tahun. Ini umumnya disebabkan oleh tungau debu, bulu atau bulu hewan peliharaan, kecoak, atau jamur (spora).
  • Occupational: dapat disebabkan oleh paparan iritan dan alergen. Penyebab subtipe alergen termasuk hewan laboratorium (misalnya tikus, marmot), biji-bijian, biji kopi, dan serbuk kayu. Penyebab subtipe iritan termasuk asap tembakau, udara dingin, formaldehida, dan semprotan rambut.

Senyawa-senyawa kimia yang berada di udara seperti asap pembakaran, parfum, larutan pembersih, asap knalpot dan polutan udara lainnya juga bisa jadi pemicu rhinitis alergi.

3. Gejala-gejala rhinitis alergi

freepik.com/evening_tao

Pada umumnya gejala klinis rhinitis alergi yang paling sering dialami adalah pilek, produksi lendir berlebihan, dan merasa seperti terkena flu. 

Selain itu, menurut keterangan dari American College of Allergy, Asthma and Immunology, saat seseorang yang sensitif menghirup alergi, sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi dengan gejala sebagai berikut:

  • Hidung tersumbat
  • Hidung meler
  • Gatal, biasanya di bagian mata, hidung, atau tenggorokan
  • Mata merah dan berair
  • Kelopak mata bengkak
  • Bersin
  • Batuk

Gejala lainnya yang juga mungkin dialami meliputi:

  • Konsentrasi dan fokus menurun
  • Aktivitas terbatas
  • Penglihatan terganggu
  • Mudah marah
  • Gangguan tidur
  • Kelelahan

Gejala-gejala tersebut akan menimbulkan dampak secara tidak langsung pada aktivitas. Terganggunya penglihatan dan bersin secara terus-menerus membuat seseorang kehilangan konsentrasi dan mudah marah.

4. Siapa yang berisiko mengalami rhinitis alergi

pixabay.com/Alexa

Siapa pun dapat mengidap rhinitis alergi. Bagi beberapa orang, rhinitis alergi bisa dirasa normal. Akan tetapi, kondisi ini bisa menjadi tanda asma.

Masih bersumber dari laporan dalam The New England Journal of Medicine tahun 2015, kebanyakan pasien asma mengalami rhinitis alergi. Adanya rhinitis alergi (musiman maupun tahunan) secara signifikan meningkatkan kemungkinan asma: hingga 40 persen orang dengan rhinitis alergi memiliki atau akan mengembangkan asma.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti alasan seseorang bisa sangat sensitif terhadap alergen, meski di dalam keluarga terdapat riwayat yang sama. Faktor lingkungan seperti sering terpapar asap rokok dan tungau debu akan meningkatkan risikonya.

Baca Juga: Reaksi Alergi Parah yang Berpotensi Ancam Jiwa, Waspada Anafilaksis!

Verified Writer

Tyara Motik

The beginner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya