Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tahi lalat (nevus) adalah salah satu tanda fisik pada kulit yang lumrah dialami sebagian orang. Selain sebagai identitas, tahi lalat juga dipercaya dapat menambah tingkat kemanisan seseorang.
Di sisi lain, kamu juga perlu waspada pada penampakan kulit ini. Sebab jika mengalami pertumbuhan yang ganas, bukan tidak mungkin kamu akan mengalami melanoma atau kanker kulit yang dikenal mudah menyebar.
Merangkum berbagai sumber, perubahan tahi lalat inilah yang perlu kamu amati dan waspadai sebelum membahayakanmu.
1. Tahi lalatmu terasa gatal
freepik.com/wayhomestudio Melansir Cosmopolitan, tahi lalat intradermal (tanda lahir yang biasa ditemukan di kulit yang biasanya muncul sebagai benjolan berbentuk kubah di permukaan kulit) yang berukuran besar bila bergesekan dengan pakaian bisa membuatnya gatal atau perih. Namun, bila tahi lalat gatal atau sakit tanpa adanya gesekan, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
2. Ukuran tahi lalatmu bertambah dan sangat terlihat dalam waktu dekat
Menurut keterangan dari National Health Service (NHS) Inggris, sebetulnya ukuran tahi lalat bukan tanda pasti melanoma. Tahi lalat yang normal bisa berdiameter lebih dari 6 mm, dan tahi lalat kanker bisa lebih kecil dari ukuran tersebut.
Meski demikian, periksakan diri ke dokter bila menemukan perubahan pada tahi lalat, bintik, atau bercak pada kulit, terutama bila perubahan tersebut terjadi selama beberapa minggu atau bulan.
Baca Juga: Cara Mencegah Kanker Serviks, Kanker Berbahaya Kedua di Indonesia
3. Bentuknya tidak simetris atau tidak rata di pinggirnya
Photo by Christian Widell on Unsplash Tahi lalat yang normal umumnya berbentuk bulat sempurna. Menurut laporan dalam Ulster Medical Journal tahun 2014, tahi lalat tanda melanoma tampak berbeda karena biasanya berbentuk asimetris.
Berdasarkan laporan dalam jurnal Clinics tahun 2011, meskipun sebagian besar tahi lalat bersifat jinak (nonkanker), beberapa jenis memiliki risiko lebih tinggi terkena melanoma. Sekitar 2 hingga 8 persen populasi Kaukasia di Amerika Serikat (AS) memiliki tahi lalat "displastik" atau "atipikal" yang lebih besar dari tahi lalat biasa (sebagian besar berukuran 5 mm atau lebih besar), memiliki batas yang tidak teratur atau tidak rata, dan berbagai corak atau warna.
4. Warnanya agak kecoklatan atau warna hitamnya tidak merata
Warna yang dimaksud tidak merata adalah terdiri dari campuran dua, tiga warna, atau lebih. Padahal, warna tahi lalat yang normal adalah hitam pekat.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
5. Diameter tahi lalatmu sudah melebihi 6 mm
Pada umumnya, melanoma berukuran lebih dari 6 mm atau seukuran 1/4 inci (seukuran penghapus di ujung pensil). Biasanya, ini ditemukan pada wajah orang tua, dada atau punggung laki-laki, dan kaki perempuan.
Jika melanomanya dalam, dokter akan mengecek apakah melanoma telah menyebar. Jika persebarannya telah melalui pembuluh limfe, dampaknya bisa fatal.
6. Terjadi perubahan warna dan bertambah gelap
Photo by Mike Kenneally on Unsplash Coba bandingkan warna tahi lalatmu di satu area dan area lainnya. Apabila ada satu yang warnanya berbeda sendiri dibandingkan yang lain, bisa jadi tahi lalat bagian inilah yang seharusnya jadi fokusmu.
7. Tahi lalatmu juga terasa nyeri
commons.wikimedia.org/Skincareaus Selain disebabkan oleh melanoma, tahi lalat yang terasa sakit atau nyeri bisa disebabkan oleh infeksi, alergi, dan pengaruh obat. Untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan penyebab tersebut, tidak ada jalan lain selain pergi ke dokter.
8. Ada perdarahan pada tahi lalat
Salah satu gejala tahi lalat berubah menjadi melanoma adalah adanya luka dan perdarahan spontan pada tahi lalat. Artinya, luka yang terjadi bukanlah luka yang disebabkan oleh gesekan, benturan, atau luka yang disengaja.
Baca Juga: Waspadai 7 Penyebab Kanker Usus yang Sering Terlewatkan