Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Area wajah biasanya paling mudah mengalami berbagai masalah kulit, mengingat bagian ini paling sering terpapar oleh lingkungan luar. Tidak hanya jerawat maupun bruntusan, ternyata bintil kecil di wajah bisa jadi merupakan indikasi penyakit kulit lain. Salah satunya adalah syringoma.
Faktanya, syringoma dan jerawat punya ciri yang berbeda. Agar tak salah dalam membedakannya, yuk, kenali fakta-fakta seputar syringoma berikut ini.
1. Benjolan atau bintil kecil syringoma biasanya warnanya menyerupai kulit
Berdasarkan sebuah laporan dalam jurnal Our Dermatology Online tahun 2018, istilah "syringoma" berasal dari bahasa Yunani "syrinx" yang artinya tabung. Secara klinis, masalah kulit ini ditandai dengan munculnya beberapa papula (ruam berbentuk bintik kecil yang keras pada kulit) yang warnanya menyerupai kulit atau berwarna agak cokelat.
Syringoma terjadi akibat perkembangan sel yang abnormal, sehingga dapat dikategorikan sebagai tumor jinak. Gangguan kulit ini umumnya tumbuh secara berkelompok di daerah dagu, leher, dahi, maupun area sekitar mata.
Tidak menimbulkan nyeri atau gatal seperti jerawat, syringoma tergolong tidak berbahaya meski dapat mengganggu tekstur kulit penderitanya.
Baca Juga: 5 Fakta tentang Hiperplasia Sebasea, Kelainan Kulit Mirip Jerawat
2. Sering disamakan dengan milia, syringoma juga disebabkan oleh faktor keturunan
pexels.com/Elly Fairytale Kebanyakan orang sulit membedakan milia dan syringoma. Ciri paling umum yang bisa ditangkap mata adalah dengan memperhatikan warnanya.
Milia biasanya ditandai dengan bintil kecil berwarna putih kekuningan, sedangkan syringoma warnanya menyerupai warna kulit penderitanya.
Melansir Healthline, syringoma dapat disebabkan oleh aktivitas berlebihan dari sel kelenjar keringat, yang kemudian memicu pertumbuhan sel-sel abnormal.
Selain itu, ada pula beberapa kondisi yang dapat memengaruhi timbulnya gangguan kulit ini, di antaranya adalah:
- Genetika atau riwayat keluarga dengan penyakit serupa
- Diabetes melitus
- Sindrom Down
- Sindrom Marfan
- Sindrom Ehlers-Danlos
3. Syringoma lebih banyak dialami perempuan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
pexels.com/Elly Fairytale Melansir Skinsight, disebutkan bahwa syringoma dapat terjadi pada semua usia, meski umumnya terjadi pada usia setelah pubertas. Syringoma sendiri dapat berkembang pada semua ras dan jenis kelamin, meski memang lebih sering dialami oleh perempuan ketimbang laki-laki.
Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang diterbitkan dalam Indian Journal of Dermatology tahun 2013, yang menyebutkan bahwa sekitar 75-90 persen penderita syringoma adalah kaum hawa.
Kondisi tersebut mungkin berhubungan dengan alasan estetika yang lebih sering dipermasalah oleh perempuan ketimbang lelaki, sehingga jumlahnya pada penderita perempuan lebih terlihat.
4. Ada dua cara untuk menyingkirkan bintil syringoma
freepik.com/ikvyatkovskaya Melansir Healthline, ada dua cara yang umumnya ditempuh untuk menyingkirkan syringoma dari kulit, yaitu pengobatan dan pembedahan.
Pengobatan dengan obat topikal (oles) dan obat oral biasanya dapat membantu menghancurkan, menghilangkan bintil, dan mendorong regenerasi jaringan. Pengobatan umumnya menjadi perawatan pertama untuk pertumbuhan sel abnormal yang sifatnya jinak dan dikenal memiliki tingkat risiko komplikasi yang rendah. Retinoid dan atropin biasanya adalah obat yang disarankan untuk mengatasi gangguan kulit yang satu ini.
Cara kedua adalah pembedahan. Melansir Skinsight, jika pengobatan tidak berhasil, maka kemungkinan alternatif tindakan lainnya adalah dengan pembedahan, dengan beberapa metode berikut ini:
- Pembakaran (kauterisasi) dengan jarum listrik
- Pemotongan (eksisi) dengan pisau bedah, gunting, atau silet fleksibel
- Perawatan laser karbon dioksida
- Prosedur untuk menghilangkan lesi (dermabrasi)
- Pembekuan (cryosurgery) dengan nitrogen cair
Baca Juga: Mengenal dan Mengatasi 'Maskne', Jerawat akibat Masker