TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menorrhagia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Perdarahan menstruasi yang berat atau berkepanjangan

ilustrasi haid atau menstruasi (pixabay.com/Saranya7)

Menstruasi atau haid bisa berbeda-beda pada setiap perempuan. Umumnya, periode menstruasi terjadi selama 4-7 hari. Lantas, bagaimana bila periode menstruasi lebih lama dari itu?

Nah, adalah menorrhagia atau menoragia, yang merupakan istilah medis untuk periode menstruasi dengan perdarahan berat yang abnormal atau berkepanjangan.

Menurut sebuah laporan yang dipublikasikan StatPearls, tingkat prevalensi tahunan menoragia diperkirakan 53 per 1.000 perempuan. Atau, dilansir Cleveland Clinic, setiap 1 dari 20 perempuan mengalaminya. Berikut akan dijelaskan beberapa fakta yang terkait dengan menoragia.

1. Apa itu menoragia?

ilustrasi sistem reproduksi perempuan (cdc.gov)

Rata-rata kehilangan darah selama menstruasi adalah sekitar 30 hingga 40 mililiter, atau 2 hingga 3 sendok makan, selama periode 4 hingga 5 hari. Secara umum, menoragia adalah hilangnya lebih dari 80 mililiter darah dalam satu siklus, atau dua kali jumlah normal.

Menoragia dapat disertai dengan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Aliran darah ini berlangsung lebih dari 7 hari, dan mengharuskan seorang perempuan untuk mengganti pembalut atau tampon setiap 2 jam atau lebih.

Perempuan juga mungkin mengeluarkan gumpalan darah yang ukurannya lebih besar dari koin, dan memungkinkannya mengalami anemia karena besarnya volume darah yang dikeluarkan.

Menoragia adalah salah satu keluhan ginekologi yang paling sering dilaporkan. Pada setengah dari perempuan yang didiagnosis, penyebab yang mendasari tidak dapat diidentifikasi, tetapi ini bisa menjadi tanda masalah kesehatan serius.

2. Penyebab

ilustrasi menstruasi atau haid (unsplash.com/Oana Christina)

Dilansir Medical News Today, menoragia dapat terjadi ketika siklus menstruasi tidak menghasilkan sel telur, yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Siklus menstruasi tanpa ovulasi, yang dikenal sebagai anovulasi, paling sering terjadi pada mereka yang:

  • Baru saja mulai menstruasi
  • Mendekati menopause

Alasan lain yang mendasari menoragia mungkin:

  • Gangguan hormonal: jika ada perubahan fluktuasi normal progesteron dan estrogen, endometrium atau lapisan dalam rahim dapat menumpuk. Ini kemudian luruh selama perdarahan menstruasi.
  • Disfungsi ovarium: Jika ovarium tidak melepaskan sel telur, tidak ada progesteron yang diproduksi, yang mengakibatkan ketidakseimbangan hormon.
  • Fibroid rahim: ini adalah tumor non-kanker atau jinak.
  • Polip rahim: pertumbuhan jinak ini dapat menghasilkan kadar hormon yang lebih tinggi.
  • Adenomiosis: kelenjar dari endometrium menjadi tertanam di otot rahim.
  • Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) atau KB spiral: jenis alat kontrasepsi ini dapat menyebabkan pendarahan yang lebih berat dari biasanya.
  • Penyakit radang panggul: ini adalah infeksi pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan komplikasi parah.
  • Komplikasi terkait kehamilan: contohnya adalah keguguran atau kehamilan ektopik.
  • Kanker: kanker rahim, serviks, dan ovarium memengaruhi sistem reproduksi.
  • Gangguan pendarahan yang diturunkan: ini termasuk penyakit Von Willebrand atau gangguan fungsi trombosit.
  • Obat-obatan tertentu: obat antiinflamasi dan antikoagulan dapat menyebabkan perdarahan hebat.
  • Kondisi kesehatan lain yang dapat memicu menoragia: termasuk gangguan tiroid, endometriosis, dan penyakit hati atau ginjal.

Baca Juga: 6 Fakta Kram Menstruasi, Bisa Disebabkan Masalah Kesehatan Tertentu

3. Faktor risiko

ilustrasi perempuan mengalami kram perut saat menstruasi (pexels.com/cottonbro)

Faktor risiko bervariasi dengan usia dan apakah perempuan memiliki kondisi medis yang mendasari menoragia. Dalam siklus normal, pelepasan sel telur dari ovarium merangsang produksi progesteron, hormon perempuan yang paling bertanggung jawab untuk menjaga menstruasi teratur. Ketika tidak ada sel telur yang dilepaskan, progesteron yang tidak mencukupi dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berat.

Menoragia pada remaja putri biasanya karena anovulasi. Remaja sangat rentan terhadap siklus anovulasi pada tahun pertama setelah periode menstruasi pertama mereka (menarke).

Menoragia pada perempuan usia reproduksi atau usia subur yang lebih tua biasanya karena masalah di rahim, termasuk fibroid, polip dan adenomiosis. Namun, masalah lain, seperti kanker rahim, gangguan pendarahan, efek samping pengobatan, dan penyakit hati atau ginjal bisa menjadi faktor penyebabnya.

4. Gejala

ilustrasi darah haid (pexels.com/Cliff Booth)

Mengutip Mayo Clinic, tanda dan gejala menoragia bisa meliputi:

  • Tampon atau pembalut penuh setiap jam atau setiap beberapa jam berturut-turut
  • Harus menggunakan perlindungan sanitasi ganda, misalnya pembalut dobel, untuk mengontrol perdarahan menstruasi
  • Harus bangun tidur untuk mengganti pembalut atau tampon
  • Perdarahan haid lebih dari seminggu
  • Ada gumpalan darah haid yang ukurannya lebih besar dari koin
  • Membatasi aktivitas harian karena perdarahan haid yang berat
  • Mengalami gejala anemia, seperti kelelahan, capek, atau sesak napas

Segera periksa ke dokter bila mengalami gejala ini:

  • Perdarahan vagina yang sangat deras hingga pembalut atau tampon penuh setiap jam selama lebih dari dua jam
  • Perdarahan di antara periode atau pendarahan vagina yang tidak teratur
  • Perdarahan vagina setelah menopause

5. Diagnosis

ilustrasi perempuan menjalani pemeriksaan ultrasound atau USG (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dokter akan menanyakan seputar riwayat kesehatan dan siklus menstruasi pasien. Pasien mungkin akan diminta untuk membuat catatan harian tentang hari-hari mengalami perdarahan dan tidak, termasuk tentang seberapa deras atau banyak aliran darah dan berapa banyak pembalut atau tampon yang diperlukan.

Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan menyarankan satu atau lebih tes atau prosedur seperti:

  • Tes darah: untuk mengevaluasi bila ada kekurangan zat besi (anemia) dan kondisi lain, seperti gangguan tiroid atau kelainan pembekuan darah.
  • Pap smear: untuk memeriksa bila ada infeksi, peradangan, atau perubahan yang mungkin bersifat kanker atau dapat menyebabkan kanker.
  • Biopsi endometrium: dokter mungkin mengambil sampel jaringan dari bagian dalam rahim untuk diperiksa oleh ahli patologi.
  • USG: untuk menghasilkan gambar rahim, ovarium, dan panggul.

Berdasarkan hasil tes awal, dokter dapat merekomendasikan pengujian lebih lanjut, termasuk:

  • Sonohisterografi: cairan disuntikkan melalui tabung ke dalam rahim melalui vagina dan leher rahim. Dokter kemudian menggunakan USG untuk mencari masalah pada lapisan rahim.
  • Histeroskopi: dokter akan memasukkan instrumen tipis dan terang melalui vagina dan leher rahim ke dalam rahim. Ini memungkinkan dokter untuk melihat bagian dalam rahim.

Dokter dapat memastikan diagnosis menoragia hanya setelah mengesampingkan gangguan menstruasi lainnya, kondisi medis, atau obat-obatan yang mungkin menjadi penyebab atau memperburuk kondisi ini.

Baca Juga: 7 Penyebab Pendarahan Abnormal di Luar Siklus Menstruasi

Verified Writer

Alphabet stories

Hanya mencoba menguraikan isi kepala.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya