Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Leptospirosis? Berikut Gejala dan Penanganannya

ilustrasi pasien leptospirosis (unsplash.com/SharonMcCutcheon)
ilustrasi pasien leptospirosis (unsplash.com/SharonMcCutcheon)
Intinya sih...
  • Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia melalui bakteri Leptospira interrogans.
  • Penyakit ini menimbulkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, muntah, hingga diare, dan bisa menyebabkan komplikasi parah seperti gagal ginjal dan meningitis.
  • Dokter akan melakukan tes darah untuk diagnosis leptospirosis dan memberikan antibiotik serta perawatan khusus tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyakit leptospirosis. Anjuran ini digemakan seiring merebaknya penyebaran penyakit zoonosis ini di beberapa daerah di Indonesia.

Lantas, sebenarnya apa itu leptospirosis? Leptospirosis adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia akibat bakteri Leptospira. Penyakit ini umumnya dikaitkan dengan hewan ternak serta pengerat seperti tikus. Untuk lebih jelasnya, ketahui penyebab, gejala, dan penanganan leptospirosis berikut ini.

Apa itu leptospirosis?

Seperti disebutkan sebelumnya, leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospirosis interrogans. Bakteri ini termasuk jenis langka yang hidup di ginjal hewan. Umumnya, penyebaran terjadi melalui media urine dari hewan. 

Dalam banyak kasus, leptospirosis dapat menyebabkan efek samping serius meski tidak selalu mengancam jiwa. Meski demikian, leptospirosis juga berpotensi memicu komplikasi parah.

Leptospirosis lebih sering dijumpai di daerah beriklim hangat. Meski bakterinya terdapat di seluruh dunia, tetapi penyakit ini paling sering menjangkit masyarakat kawasan Australia, Afrika, Asia Tenggara, Amerika Tengah dan Selatan, serta Karibia.

Penularan leptospirosis

ilustrasi tikus penyebab leptospirosis (pixabay.com/Alexas_Fotos)
ilustrasi tikus penyebab leptospirosis (pixabay.com/Alexas_Fotos)

Bakteri penyebab leptospirosis disebarkan melalui urine hewan yang terinfeksi. Jenis hewannya pun beragam, mulai dari hewan ternak (seperti babi dan sapi, anjing, dan kuda), hewan liar, serta pengerat seperti tikus.

Kamu perlu mewaspadai tanah atau air yang menjadi tempat hewan tersebut kencing. Jika kebetulan berada di tempat tersebut, kuman dapat menyerang tubuhmu melalui luka di kulit. Termasuk goresan kecil, luka terbuka, bahkan area kering. Selain itu, bakteri juga dapat menginfeksi tubuh melalui hidung, mulut, dan alat kelamin.

Lebih jauh, sebagian besar penularannya terjadi dari hewan ke manusia. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bakteri dapat menyebar melalui hubungan seksual dan aktivitas menyusui.

Gejala leptospirosis

Tanda-tanda penularan leptospirosis mungkin tidak akan muncul hingga 2 minggu setelah terinfeksi. Adapun gejalanya umumnya bisa berupa beberapa hal berikut:

  • Demam tinggi

  • Sakit kepala

  • Panas dingin

  • Nyeri otot

  • Muntah

  • Penyakit kuning (kulit dan mata kuning)

  • Mata merah

  • Sakit perut

  • Diare

  • Ruam

Gejala di atas kerap disalahartikan penyakit lainnya. Apalagi beberapa orang yang terinfeksi mungkin juga tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, perlu dipahami, perkembangan leptospirosis pasca infeksi terdiri dari dua fase. Fase pertama ditandai dengan demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, muntah, hingga diare. Fase kedua menjadi lebih parah, seseorang mungkin mengalami gagal ginjal atau hati dan meningitis.

Diagnosis leptospirosis

ilustrasi dokter memeriksa pasien kanker (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi dokter memeriksa pasien (pexels.com/Thirdman)

Dokter akan melakukan tes darah sederhana untuk memeriksa leptospirosis. Langkah ini dilakukan guna mencari adanya antibodi dalam darah yakni protein yang diproduksi tubuh untuk melawan bakteri. 

Ketika terjangkit sebuah penyakit, katakanlah leptospirosis, tes darah mungkin memberikan hasil positif palsu. Selanjutnya, dokter akan melakukan tes darah kedua, sekitar 1 minggu kemudian untuk memastikan hasilnya benar. 

Penanganan dan pencegahan leptospirosis

Sangat disarankan untuk segera mendapatkan bantuan medis ketika mendapati gejala leptospirosis. Dalam pengobatannya, dokter mungkin memberikan antibiotik seperti penisilin dan doxycycline. Di luar itu, dokter mungkin juga merekomendasikan ibuprofen untuk mengurangi demam dan nyeri otot. 

Penanganan berbeda diperlukan apabila infeksi terjadi lebih parah. Termasuk jika ada gagal ginjal, meningitis, dan masalah paru-paru. Rawat inap pun mungkin diharuskan guna mengontrol pengobatan.

Pada kasus ringan, penyakit ini dapat sembuh dalam kurun waktu 1 minggu. Meski demikian, risiko komplikasi juga bisa terjadi serta menyebar ke seluruh tubuh (sindrom peradangan sistemik). Akibatnya, terjadi pendarahan internal serta membuat pankreas meradang. 

Langkah pencegahan paling mudah dengan menghindari air atau tanah yang menjadi tempat kencing hewan tersebut. Namun, jika tidak memungkinkan, misalnya harus tetap bekerja di area tersebut, kamu bisa menggunakan disinfektan untuk mematikan bakteri setelahnya. 

Di samping itu, hindari mengonsumsi air kecuali kamu yakin airnya bersih. Pastikan pula untuk menjaga lingkungan sekitar tetap bersih agar terhindar dari tikus dan hewan pengerat lain yang paling sering membawa bakteri Leptospirosis interrogans

Mengingat penularannya cukup serius, kamu perlu mengetahui apa itu leptospirosis, gejala, hingga pencegahannya. Dengan begitu, kamu bisa tetap waspada terhadap kesehatan diri dan lingkungan sekitar.

Referensi:

"Leptospirosis: Symptoms, Causes, and Treatment". WebMD. Diakses Juli 2025.
"Leptospirosis". Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.
"LEPTOSPIROSIS: Fact Sheet for Clinicians." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Juli 2025.
"Leptospirosis: Treatment, Symptoms, and Types". Medical News Today. Diakses Juli 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
3+
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us