8 Cara Mencegah Leptospirosis, Waspada!

- Bersihkan rumah setiap hari, terutama saat musim hujan dan banjir.
- Gunakan alat pelindung diri (APD) saat membersihkan genangan air sisa banjir, selokan air kotor, dan lain sebagainya.
- Pastikan sumber air tetap bersih. Tutup penampungan air dengan baik dan jaga kebersihannya. Pastikan bangunan sumber air dijaga kebersihannya.
Leptospirosis adalah penyakit menular yang ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis) dan dari hewan ke hewan melalui urine yang terinfeksi. Infeksi dapat terjadi melalui luka pada kulit atau melalui selaput lendir mata, hidung, atau mulut.
Angka kejadian leptospirosis di dunia diperkirakan antara 0,1–10 kasus per 100.000 orang setiap tahun. Namun, saat terjadi wabah atau paparan tinggi pada kelompok yang berisiko, angka kejadiannya bisa melonjak hingga lebih dari 50 kasus per 100.000 orang.
Indonesia termasuk negara tropis dengan tingkat kematian akibat leptospirosis yang tergolong tinggi, sekitar 2,5–16,45 persen, rata-rata 7,1 persen. Pada tahun 2014, kasus leptospirosis di Indonesia tercatat 519 kasus, turun dibanding tahun 2013 yang mencapai 640 kasus. Meski begitu, angka kematiannya meningkat dari 9,36 persen pada 2013 menjadi 11,75 persen pada 2014.
Ada enam provinsi yang melaporkan kasus leptospirosis: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten. Peningkatan kasus paling besar terjadi di Jawa Tengah. Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Tengah, angka kesakitan leptospirosis di provinsi ini terus naik, dari 0,43 per 100.000 penduduk pada 2015, menjadi 0,47 pada 2016, 0,92 pada 2017, dan 1,24 per 100.000 penduduk pada 2018.
Di Jawa Tengah, kasus leptospirosis tersebar di 21 kabupaten/kota. Daerah dengan jumlah kasus tertinggi adalah Demak (IR 7,91), Klaten (IR 5,38), Kota Semarang (IR 2,25), Pati (IR 1,91), dan Banyumas (IR 1,79) (Andriani & Sukendra, 2020).
Indonesia berisiko tinggi leptospirosis karena kejadian banjir dan genangan air serta kondisi saluran pembuangan dan sanitasi yang buruk di beberapa area perumahan.
Pada keadaan tertentu, pasien leptospirosis bisa mengalami gagal ginjal, penyakit kuning, atau perdarahan hebat yang masuk ke kulit dan selaput lendir. Kamu harus waspada terhadap penyakit ini dan tahu cara mencegahnya.
1. Meningkatkan kebersihan lingkungan
Salah satu cara terbaik untuk mencegah leptospirosis adalah dengan meningkatkan kebersihan lingkungan.
Faktor risiko penyakit ini di Indonesia sangat besar, mengingat sering terjadi musibah banjir. Akibat dari banjir sering kali mengakibatkan meluapnya saluran air kotor atau menyebabkan genangan air.
Untuk menghindari infeksi dari Leptospira, bakteri penyebab leptospirosis, bersihkan lingkungan rumah setiap hari, terlebih saat musim hujan dan saat banjir. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan di antaranya:
- Bersihkan seluruh sudut dan sekitar rumah seperti area dapur, halaman, saluran pembuangan air, dan tempat-tempat rentan lainnya.
- Gunakan cairan disinfektan agar terbebas dari bakteri dan virus.
- Bersihkan peralatan rumah tangga secara rutin dan berkala seperti karpet, sofa, peralatan makan, peralatan dapur, dan lain-lain.
- Jangan menumpuk barang yang sudah tak terpakai. Lebih baik buang atau disumbangkan jika kondisinya masih baik.
- Pastikan ventilasi rumah memadai.
2. Memastikan sumber air tetap bersih dan terjaga dengan baik
Syarat utama untuk air bersih yang layak dikonsumsi, yaitu:
- Jernih dan tidak keruh.
- Tidak berwarna.
- Tidak berbau.
- Tidak berasa.
- Memiliki suhu normal.
- Memiliki pH 6,5-8,5.
- Tidak mengandung zat kimia yang membahayakan.
- Tidak mengandung bakteri.
Upaya yang harus dilakukan untuk menjaga sumber air dari kontaminasi bakteri Leptospira dan bakteri jahat lainnya, antara lain:
- Jarak sumber air minimal 10 meter dari pembuangan sampah, resapan air kotor, maupun septic tank.
- Penampungan air harus ditutup dengan baik dan dijaga kebersihannya.
- Baik sumur gali, sumur pompa, maupun air PDAM, bangunan sumber air tersebut harus dijaga kebersihannya.
- Jika menggunakan sumur gali sebaiknya tutuplah bibir sumurnya, pastikan tidak ada genangan air di sekitarnya, dan buatlah saluran pembuangan air yang baik untuk mencegah penyerapan kembali air kotor ke dalam sumur.
3. Perhatikan kebersihan makanan dan minuman

Berikut ini cara terbaik menjaga kualitas makanan dan minuman agar terbebas dari bakteri Leptospira:
Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan minuman.
Mencuci dengan baik buah-buahan dan sayuran sebelum dikonsumsi, terutama yang langsung dimakan dalam kondisi mentah atau tidak dimasak.
Pisahkan talenan dan pisau yang digunakan untuk memotong daging, ikan, ayam dengan bahan makanan seperti buah dan sayur, untuk menghindari kontaminasi silang.
Masaklah bahan makanan dengan suhu yang tepat, guna memastikan bakteri penyebab leptospirosis mati.
Simpan makanan dengan baik dalam wadah tertutup atau kulkas.
4. Rawat luka dengan baik
Pada dasarnya luka ringan berupa lecet atau luka kecil dapat sembuh sendiri tanpa intervensi medis, asalkan kamu bisa merawatnya dengan baik.
Pastikan untuk mencuci tangan sebelum merawat luka untuk mencegah luka tersebut terinfeksi bakteri. Setelah mengoleskan salep atau krim antibiotik, tutup luka dengan perban.
Bila kamu sedang memiliki luka, untuk sementara waktu hindari kegiatan membersihkan genangan air, selokan, atau tempat kotor lainnya untuk mencegah luka terkontaminasi bakteri. Ini karena luka bisa menjadi salah satu media tempat masuknya bakteri leptospira ke dalam tubuh.
5. Segera mandi setelah berenang atau berendam
Hal penting yang tidak boleh kamu lewatkan setelah berenang maupun berendam di kolam pemandian umum adalah segera mandi dengan bersih dan keramas. Jangan lupa untuk selalu menggunakan sabun dan sampo.
6. Gunakan pelindung saat kamu membersihkan lingkungan

Gunakan alat pelindung diri (APD) saat membersihkan genangan air sisa banjir, selokan air kotor, dan lain sebagainya.
Alat yang bisa kamu gunakan di antaranya sepatu bot tahan air, sarung tangan karet, dan kacamata pelindung. Upaya ini penting untuk meminimalkan kontak langsung dengan segala sesuatu yang mungkin tercemar leptospira dan bakteri lainnya.
Termasuk saat kamu sedang berkebun, jangan lupa untuk menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan.
7. Cuci tangan setelah kontak dengan hewan
Sudah jadi suatu keharusan untuk selalu menjaga kebersihan, baik sebelum maupun setelah beraktivitas. Salah satunya setelah berkontak dengan hewan, baik hewan peliharaan maupun bukan, karena kamu tidak bisa memastikan hewan tersebut bebas dari bakteri Leptospira.
Perlu diketahui bahwa penularan leptospirosis tidak hanya lewat urine hewan pengerat seperti tikus, tetapi juga bisa menjangkiti hewan lainnya. Hewan peliharaan dan hewan kandang juga bisa terjangkit, seperti anjing, kucing, sapi, kerbau, dan lain sebagainya.
Jadi, kamu wajib mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir setelah kontak dengan hewan untuk mencegah terjadinya infeksi.
8. Berikan vaksinasi untuk hewan peliharaan

Vaksin leptospirosis memang belum diizinkan untuk diberikan kepada manusia, akan tetapi untuk hewan peliharaan sudah tersedia. Meski demikian, walaupun hewan peliharaanmu sudah divaksinasi, tetapi ia tetap bisa membawa bakteri penyebab leptospirosis. Karena, bisa jadi hewan peliharaanmu mengidap bakteri leptospira jenis lainnya.
Vaksinasi adalah perlindungan, bukan penyembuhan. Tujuan dari vaksinasi hewan adalah untuk mengurangi risiko infeksi, tetap tidak dapat menghilangkan infeksi sama sekali. Untuk itu, tetap berhati-hati dan selalu jaga diri, karena hewan yang sudah divaksinasi pun tetap berisiko menularkan bakteri kembali.
Ada beberapa cara untuk mencegah leptospirosis. Selalu lindungi diri dan pastikan lingkunganmu tetap bersih. Terapkan juga pola hidup sehat agar daya tahan tubuhmu selalu terjaga.
Referensi
"Leptospirosis." Pan American Health Organization. Diakses Juli 2025.
Farhang Babamahmoodi and Abdolreza Babamahmoodi, “Leptospirosis: New Insights and Researches,” in IntechOpen eBooks, 2025, https://doi.org/10.5772/intechopen.1008892.
Widodo, Tanri Yunanto, and Laura Zhevania Florenti Edison. Risk Factors and Prevention of Leptospirosis in Indonesia: A Review. Faculty of Public Health, University of Halu Oleo, Indonesia. Journal of Health Science and Pharmacy 2, no. 1 (January–April 2025). ISSN: 3090-6148.
"Prevention and control of leptospirosis." WorkSafe. Diakses Juli 2025.
"How to Prevent Leptospirosis." Pantai Hospital. Diakses Juli 2025.
"Kenali Bahaya Leptospirosis dan Pencegahannya." Kementerian Kesehatan RI. Diakses Juli 2025.