7 Gejala Leptospirosis yang Perlu Kamu Ketahui

- Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, bisa masuk ke tubuh lewat luka terbuka atau membran mukosa.
- Gejala leptospirosis termasuk demam tiba-tiba, sakit kepala parah, nyeri otot, gejala gastrointestinal, dan bercak merah pada kulit.
- Cara mencegah leptospirosis antara lain menggunakan pakaian pelindung, menutup luka dengan plester tahan air, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Intensitas hujan yang tinggi dan bencana banjir di beberapa wilayah di Indonesia tak hanya bisa merugikan materi, tetapi juga bisa menjadi ancaman kesehatan lewat penyakit. Salah satu penyakit yang mengintai adalah leptospirosis.
Beberapa wilayah di Indonesia merupakan daerah endemis leptopsirosis dan sampai saat ini penyakit ini masih menjadi ancaman kesehatan dengan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa wilayah, karena berkaitan dengan faktor risiko tingginya populasi tikus sebagai reservoir bakteri Leptospira, buruknya sanitasi lingkungan, serta semakin meluasnya daerah banjir.
Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis, terutama setelah hujan lebat, yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini bisa masuk ke tubuh manusia lewat luka terbuka atau membran mukosa (hidung, mulut, dan alat kelamin).
Berikut ini gejala leptospirosis yang perlu kamu ketahui.
1. Demam
Leptospirosis biasanya dimulai dengan demam secara tiba-tiba, lalu diikuti dengan gejala lain, seperti menggigil. Jika suhu tubuh kita naik menjadi 38-40 derajat celsius, redakan dengan parasetamol atau ibuprofen.
2. Sakit kepala

Menurut penelitian, sakit kepala akibat leptospirosis sering kali parah dengan bagian depan berdenyut-denyut, disertai dengan nyeri retro-orbital dan fotofobia (mata terasa sakit atau tidak nyaman ketika melihat cahaya terang).
3. Nyeri otot
Gejala selanjutnya adalah nyeri otot atau mialgia, yang digambarkan sebagai rasa sakit yang dalam, terus-menerus, atau nyeri tajam yang acak. Nyeri otot biasanya terjadi di betis dan punggung bawah.
4. Gejala gastrointestinal

Leptospirosis bisa menyebabkan gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare. Cukupi kebutuhan cairan karena muntah dan diare bisa membuat kita dehidrasi dalam waktu singkat.
5. Bercak merah
Leptospirosis juga bisa memunculkan gejala di kulit. Kadang-kadang, pasien mengalami ruam petechiae sementara (bintik kecil berwarna merah, ungu, atau cokelat).
Bercak ini bisa muncul di mana saja, tetapi paling sering terlihat di kaki bagian bawah dan langit-langit mulut.
Jika ada, ruam sering kali berlangsung kurang dari 24 jam. Pada penyakit yang parah, penyakit kuning dan purpura yang luas dapat berkembang.
6. Kulit dan mata menjadi kuning

Berdasarkan penelitian, penyakit Weil (bentuk leptospirosis yang paling parah) ditandai dengan penyakit kuning (jaundice) yang muncul tiba-tiba. Penyebabnya adalah Leptospira interrogans strain K37.
7. Gagal ginjal
Sebagian besar kasus leptospirosis bersifat self-limited dan prognosisnya sangat baik. Namun, hingga 10 persen infeksi leptospirosis dapat menyebabkan gagal ginjal akut dan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang signifikan.
Pemulihan fungsi ginjal dapat berlangsung beberapa bulan. Kabar baiknya, sebagian besar pasien pulih sepenuhnya setidaknya setelah satu tahun.
Nah, itulah beberapa gejala leptospirosis yang perlu kamu ketahui. Ada beberapa cara untuk mencegah dan mengurangi risiko penyebaran infeksi leptospirosis, yaitu:
- Mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan, sepatu bot, dan pelindung mata saat bekerja di area yang berisiko menularkan bakteri Leptospira.
- Menutup luka dengan plester tahan air, terutama sebelum berkontak dengan air di alam bebas.
- Menghindari kontak langsung dengan udara yang terkontaminasi, seperti berenang atau berendam.
- Mengonsumsi air minum yang sudah terjamin kebersihannya.
- Mencuci tangan setiap sebelum makan dan setelah berkontak dengan hewan.
- Menjaga kebersihan lingkungan.
- Melakukan vaksinasi hewan peliharaan atau ternak.
Referensi
Pan American Health Organization. Diakses pada Maret 2024. Leptospirosis.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Maret 2024. Leptospirosis.
Current Topics in Microbiology and Immunology, Mei 2015. Leptospirosis in Humans.
DermNet. Diakses pada Maret 2024. Leptospirosis.
Caspian Journal of Internal Medicine, 2016. The course and outcome of renal failure due to human leptospirosis referred to a hospital in North of Iran; A follow-up study.
Kemenkes Ditjen Yankes. Diakses pada Maret 2024. Mengenal Penyakit Leptospirosis.
Kemenkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014. Petunjuk Teknis Pengendalian Leptospirosis.