Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi operasi caesar, persalinan caesar (pexels.com/Hannah Barata)
ilustrasi operasi caesar, persalinan caesar (pexels.com/Hannah Barata)

Intinya sih...

  • Operasi caesar cito adalah operasi caesar darurat yang dilakukan untuk keselamatan ibu dan bayi.

  • Jenis-jenis operasi caesar, termasuk terjadwal, tidak terencana, dan darurat, memiliki perbedaan dalam proses dan alasan dilakukannya.

  • Risiko dan pemulihan pasca operasi caesar cito memerlukan perhatian khusus karena kondisi daruratnya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dari program hamil, kehamilan, hingga persalinan membutuhkan persiapan matang. Banyak pasangan orang tua merasa cemas ketika berusaha membuat rencana persalinan berjalan lancar. Namun, hidup kadang tidak sesuai ekspektasi. Walaupun sudah merencanakan dengan matang, tetapi kenyataannya rencana persalinan bisa berubah.

Entah kamu sudah merencanakan persalinan pervaginam, water birth, atau sudah menjadwalkan operasi caesar, itu semua bisa saja tidak lagi relevan jika tiba-tiba dokter memutuskan kamu perlu operasi caesar darurat (emergency C-section), atau kadang disebut operasi caesar cito (kata "cito" sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti "segera" atau "urgent"), demi keselamatan ibu maupun bayi.

Kebutuhan operasi caesar cito sebenarnya lebih jarang, cuma dilakukan jika benar-benar menjadi pilihan yang paling aman.

Operasi caesar dan jenisnya

Berikut jenis operasi caesar berdasarkan alasan dan waktu tindakan dilakukan.

🔹 Caesar terjadwal (scheduled C-section)

Jenis ini biasanya diputuskan jauh-jauh hari bersama dokter, ketika dianggap bahwa jalur persalinan paling aman bagi ibu dan bayi adalah operasi caesar. Salah satu alasannya bisa karena ibu pernah menjalani caesar sebelumnya. Tanggal operasi biasanya dijadwalkan mendekati perkiraan hari lahir, bahkan bisa ditentukan beberapa bulan sebelumnya.

🔹 Caesar tidak terencana (unplanned C-section)

Awalnya, ibu mungkin berencana melahirkan secara normal. Namun, beberapa minggu, hari, atau bahkan beberapa jam menjelang persalinan, dokter menilai bahwa caesar lebih aman bagi ibu dan bayi. Meski keputusan diambil mendadak, tetapi kondisi ini bukanlah darurat. Perubahan rencana dilakukan semata-mata untuk memastikan jalur persalinan yang paling aman.

🔹 Caesar darurat atau operasi caesar cito (emergency C-section)

Inilah kondisi ketika kelahiran harus dilakukan segera untuk menyelamatkan nyawa ibu maupun bayi. Operasi ini bisa terjadi baik pada persalinan yang awalnya direncanakan normal maupun yang sudah dijadwalkan caesar.

Sekilas ketiganya terdengar mirip, tetapi kenyataannya setiap jenis caesar membawa pengalaman yang berbeda. Terutama pada caesar darurat, proses operasinya sering kali lebih cepat dan intens dibandingkan dengan caesar terjadwal atau tidak terencana.

Kapan operasi caesar cito dibutuhkan?

Kadang, sematang apa pun persiapannya, situasi di ruang bersalin bisa berubah dengan cepat. Dalam kondisi tertentu, dokter mungkin merekomendasikan operasi caesar cito sebagai langkah paling aman untuk ibu maupun bayi.

Alasannya bisa beragam, misalnya:

  • Kekhawatiran terhadap kesehatan ibu atau bayi. Jika ada tanda-tanda yang menunjukkan kondisi keduanya berisiko, tindakan darurat segera dipertimbangkan.

  • Keadaan gawat darurat yang mengancam nyawa. Misalnya, bila detak jantung bayi melemah secara tiba-tiba atau ibu mengalami komplikasi serius.

  • Progres persalinan tidak sebagaimana mestinya. Kontraksi bisa melemah, pembukaan berhenti, atau bayi tidak turun ke jalan lahir sesuai harapan.

  • Komplikasi medis pada ibu. Misalnya perdarahan hebat atau preeklamsia yang dapat membahayakan keselamatan.

Dalam situasi seperti ini, keputusan operasi caesar cito bukan sekadar pilihan, melainkan intervensi penting untuk menyelamatkan dua nyawa sekaligus.

Kategori operasi caesar darurat

ilustrasi persalinan caesar atau C-section (pexels.com/Vidal Balielo)

Alasan seorang ibu membutuhkan operasi caesar darurat bisa berbeda-beda. Tingkat urgensi inilah yang menentukan seberapa cepat tindakan harus dilakukan. Untuk memudahkan komunikasi di antara seluruh tim medis yang terlibat, operasi caesar darurat dibagi ke dalam tiga kategori, yang menggambarkan seberapa segera bayi perlu dilahirkan:

Kategori 3

Dalam kategori ini, tidak ada batas waktu ketat. Selama kondisi ibu dan bayi tidak dalam bahaya langsung, tim medis dapat memulai persiapan operasi dengan tenang.

Contohnya, ketika seorang ibu sudah dijadwalkan untuk operasi caesar elektif, tetapi kemudian ketubannya pecah lebih awal atau ia mulai mengalami tanda-tanda persalinan.

Kategori 2

Dalam kategori ini, persalinan melalui caesar darurat perlu dilakukan dalam rentang hingga 90 menit setelah keputusan diambil. Biasanya, ini terjadi ketika ada tanda-tanda kesehatan ibu atau bayi mulai terancam.

Misalnya pada kasus preeklamsia berat, kondisi medis lain yang membahayakan, atau ketika persalinan tidak berkembang normal dan bayi menunjukkan tanda-tanda distres janin.

Kategori 1 (sering disebut juga “crash C-section”)

Ini adalah kondisi paling mendesak. Bayi harus segera dilahirkan, dengan target waktu tidak lebih dari 30 menit sejak keputusan dibuat.

Alasannya bisa berupa distres janin yang parah, perdarahan hebat dari jalan lahir, atau prolaps tali pusat (ketika tali pusat turun mendahului bayi setelah ketuban pecah).

Dalam kebanyakan kasus, keputusan untuk melakukan caesar darurat akan didiskusikan dengan ibu oleh dokter dan bidan. Untuk kategori 2 dan 3, biasanya diperlukan persetujuan tertulis. Namun pada kategori 1, ketika waktu sangat terbatas, persetujuan verbal sudah dianggap memadai.

Apa yang terjadi saat operasi caesar darurat?

Perbedaan utama dari operasi caesar darurat terletak pada waktu persiapan. Semua harus berlangsung cepat, mulai dari pemberian obat bius hingga proses melahirkan bayi.

Pada operasi caesar terjadwal, biasanya digunakan anestesi lokal atau regional. Ibu tetap terjaga, tetapi tidak merasakan sakit selama prosedur. Anestesi semacam ini umumnya diberikan melalui suntikan di tulang belakang (spinal anesthesia), yang butuh waktu untuk bekerja. Namun, dalam kondisi darurat, pilihan anestesi sangat bergantung pada situasi klinis dan kebijakan rumah sakit. Bila ada cukup waktu, dokter anestesi mungkin tetap memberikan suntikan spinal. Jika sebelumnya ibu sudah memiliki epidural, itu bisa digunakan untuk mempermudah persiapan operasi. Akan tetapi, dalam banyak kasus darurat, opsi ini tidak selalu memungkinkan.

Sebagai alternatif, tim medis bisa memilih anestesi umum, dengan kombinasi obat suntikan dan gas yang dihirup. Pilihan ini memungkinkan operasi dilakukan lebih cepat, tetapi berarti ibu tidak dapat tetap terjaga selama prosedur berlangsung.

Perbedaan lain mungkin terlihat pada jenis sayatan. Pada caesar non darurat, sayatan horizontal rendah di perut umumnya digunakan. Bahkan dalam situasi darurat saat usia kehamilan cukup bulan, jenis sayatan ini biasanya tetap dipilih. Namun, jika kondisi bayi memerlukan pertolongan secepat mungkin, dokter bedah bisa melakukan sayatan vertikal pada rahim untuk mempercepat proses. Teknik ini juga lebih mungkin dilakukan pada kasus persalinan prematur, atau jika ada jaringan parut akibat operasi sebelumnya, maupun keberadaan mioma yang menghalangi jalan lahir.

Semua keputusan ini sangat bergantung pada kondisi persalinan, kebutuhan medis ibu dan bayi, serta pengalaman dokter yang menangani. Tujuannya hanya satu, yaitu memastikan keselamatan keduanya dengan cara tercepat dan paling aman.

Yang terjadi setelah operasi caesar darurat

Begitu prosedur selesai, tim medis akan membawamu ke ruang pemulihan. Di sana, kamu akan dipantau hingga cukup stabil untuk dipindahkan ke ruang perawatan pasca persalinan.

Di ruang ini, tenaga medis akan membantu agar kamu bisa melakukan kontak kulit ke kulit dengan bayi, sekaligus memulai proses menyusui. Jika sebelumnya belum mengenakan, kamu juga akan dipasangkan stoking kompresi untuk mengurangi risiko terbentuknya bekuan darah.

Apabila kondisi memungkinkan, kamu akan ditawari makanan dan minuman ringan untuk mengembalikan energi.

Saat di ruang perawatan

Selama beberapa jam pertama, kamu belum akan bisa bangun dari tempat tidur dan akan membutuhkan bantuan saat sudah siap bergerak. Dokter atau bidan dan tenaga kesehatan lain akan mendampingi, membantu merawat bayi, serta mendukung proses menyusui.

Kamu perlu bergerak perlahan, menjaga stamina, dan rutin mengonsumsi obat pereda nyeri agar pemulihan berjalan lebih nyaman.

Jika bayi dirawat di unit neonatal

Ada kalanya bayi perlu dirawat lebih intensif di unit neonatal. Dalam kondisi ini, kamu mungkin harus menunggu sampai cukup pulih sebelum bisa menemui bayi. Ini bisa terasa berat secara emosional.

Untuk tetap terhubung, pastikan HP kamu dan pasangan selalu terisi daya, sehingga ia bisa melakukan panggilan video ketika sedang menjenguk bayi. Biasanya, kamu juga akan diberi kamar khusus agar tidak perlu berbagi ruangan dengan ibu dan bayi lain.

Pemulihan yang lebih berat

Jika kamu sempat menjalani proses persalinan sebelum akhirnya berakhir dengan operasi caesar darurat, tubuhmu biasanya akan merasa jauh lebih lelah dibandingkan ibu yang melahirkan secara pervaginam atau caesar terjadwal. Karena itu, penting untuk lebih menyayangi diri sendiri dan memberi waktu untuk pulih.

Lama rawat inap setelah caesar darurat akan sangat bergantung pada kondisi kesehatanmu serta bayi. Fokus utamanya adalah memastikan keduanya dalam keadaan stabil sebelum dipulangkan.

Risiko operasi caesar darurat

ilustrasi persalinan (pexels.com/Jonathan Borba)

Risiko dari operasi caesar darurat pada dasarnya mirip dengan jenis caesar lainnya. Namun, karena prosedurnya sering dilakukan dalam kondisi mendesak, tantangannya bisa terasa lebih besar.

Risiko bagi ibu

  • Infeksi, baik di dalam rahim maupun di area sayatan.

  • Luka jahitan terbuka atau robek kembali.

  • Cedera organ, saraf, atau pembuluh darah di sekitar rahim.

  • Kehilangan darah selama operasi.

  • Perdarahan hebat setelah prosedur.

  • Penggumpalan darah (trombosis).

  • Reaksi terhadap obat bius (anestesi).

  • Kemungkinan tidak dapat melahirkan secara normal di kemudian hari.

Risiko bagi bayi

Bayi juga bisa menghadapi beberapa risiko, seperti:

  • Cedera minor yang tidak disengaja saat operasi berlangsung.

  • Gangguan pernapasan sementara, biasanya hanya berlangsung beberapa hari setelah lahir.

Risiko setelah persalinan

Risiko tidak berhenti setelah operasi selesai. Misalnya, bila menjalani caesar darurat dengan anestesi umum, ibu mungkin tidak bisa langsung melakukan kontak kulit ke kulit dengan bayi. Selain itu, efek obat bius dapat membuat proses menyusui terasa lebih sulit di awal.

Namun, penting untuk ditekankan bahwa ini bukan berarti ikatan atau keberhasilan menyusui mustahil. Banyak ibu berhasil membangun hubungan menyusui yang kuat dan memuaskan setelah operasi darurat. Dengan dukungan yang tepat, baik dari konsultan laktasi maupun tenaga medis, ini sangat mungkin dicapai.

Selain itu, sebagian ibu juga berisiko mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) setelah persalinan darurat. Perasaan cemas, kilas balik, atau kesulitan beradaptasi bisa muncul. Karena itu, merawat diri dan menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan pemulihan fisik. Jangan ragu untuk berbicara dengan tenaga kesehatan atau profesional kesehatan jiwa jika muncul masalah atau kekhawatiran.

Apakah pemulihan dari operasi caesar cito lebih sulit?

Pemulihan setelah operasi caesar darurat bisa terasa lebih menantang dibandingkan caesar terencana, meski ini sangat bergantung pada kondisi setiap ibu. Ada beberapa faktor yang dapat membuat proses penyembuhan terasa lebih berat:

  • Persalinan yang panjang

Jika seorang ibu sudah mengalami proses persalinan lama sebelum akhirnya diputuskan menjalani caesar, tubuhnya biasanya akan merasa lebih lelah dan melemah setelah bayi lahir. Energi yang terkuras membuat masa pemulihan jadi lebih berat.

  • Lama dirawat di rumah sakit

Ada kalanya ibu harus menjalani beberapa hari di rumah sakit karena persalinan diinduksi atau karena ibu dan bayi membutuhkan pemantauan intensif. Proses ini bisa menambah rasa lelah dan memperpanjang waktu pemulihan.

Kurang tidur dan stres

Ritme kehidupan rumah sakit yang padat, kurangnya udara segar, ditambah rasa cemas dan khawatir yang menyertai, dapat melelahkan tubuh, pikiran, sekaligus emosi. Kondisi ini secara tidak langsung memperlambat proses pemulihan.

  • Kondisi medis yang dialami

Pemulihan juga bisa lebih sulit bila ibu sudah memiliki masalah kesehatan sebelum operasi. Misalnya preeklamsia, diabetes yang tidak terkontrol, perdarahan vagina, atau penyakit lain yang membuat tubuh terasa lemah.

Pemulihan pasca operasi caesar cito

Melahirkan melalui operasi caesar darurat adalah prosedur besar pada area perut, dan waktu pemulihannya bisa berbeda pada setiap perempuan. Otot-otot perut yang selama ini menopang rahim yang membesar bisa melemah, dan saat operasi berlangsung, lapisan-lapisan jaringan di perut dipisahkan lalu dijahit kembali. Tak heran bila area ini terasa nyeri dan membutuhkan waktu untuk benar-benar pulih.

Berikut beberapa cara yang bisa membantu proses pemulihan pasca operasi caesar darurat:

  • Batasi gerakan dan mengangkat beban

Usahakan untuk tidak banyak bergerak atau mengangkat benda berat. Siapkan barang-barang yang sering dibutuhkan di dekatmu. Saat bangun dari tempat tidur, miringkan tubuh perlahan, lalu dorong tubuh dengan tangan bagian atas. Gunakan banyak bantal untuk menopang posisi tubuh, buat lebih nyaman, sekaligus memudahkan saat menggendong dan menyusui bayi.

Tips lainnya, pegang bantal di perut bagian bawah saat bangun dari sofa, tempat tidur, atau mobil. Bantal ini juga memberi dukungan yang menenangkan ketika kamu tertawa atau batuk.

  • Istirahat cukup dan makan makanan bergizi

Berikan tubuh kesempatan untuk pulih dengan makanan sehat dan bernutrisi padat. Jangan ragu meminta bantuan orang terdekat agar kebutuhan sehari-hari, mulai dari menyiapkan makanan, mengurus anak yang lebih besar, hingga pekerjaan rumah tangga, bisa tetap berjalan. Izinkan dirimu beristirahat, dan biarkan dirawat oleh orang-orang yang menyayangimu.

  • Gunakan semprotan perineum

Setelah perban dilepas dan luka operasi sembuh dengan baik, kamu bisa menggunakan semprotan perineum untuk membantu meredakan nyeri atau rasa gatal di sekitar area luka. Gunakan sesuai kebutuhan selama beberapa minggu pertama pasca melahirkan.

  • Mandi dengan garam relaksasi

Rutinitas perawatan diri sederhana, seperti mandi air hangat dengan tambahan garam mandi, bisa membantu merilekskan tubuh dan pikiran. Beberapa jenis garam mandi mengandung minyak esensial dengan sifat antiinflamasi dan antibakteri yang mampu mengurangi bengkak, memar, sekaligus membersihkan area tubuh secara lembut.

  • Pijat bekas luka dengan minyak

Ketika luka operasi sudah dinyatakan sembuh oleh dokter (umumnya sekitar enam minggu pascaoperasi), kamu bisa mulai melakukan pijat ringan pada bekas luka dengan minyak khusus. Terapi ini dapat membantu memperbaiki kondisi jaringan parut dan meningkatkan elastisitas kulit di area bekas operasi.

Pemulihan setelah operasi caesar darurat memang butuh waktu dan kesabaran. Dengan perawatan tubuh yang lembut, dukungan orang terdekat, serta rutinitas kecil yang menenangkan, proses penyembuhan bisa menjadi lebih nyaman, baik secara fisik maupun emosional.

Kamu mungkin butuh operasi caesar cito jika dokter menilai inilah cara paling aman untuk melahirkan bayi dengan selamat. Keputusan ini bisa muncul karena berbagai alasan medis yang tak selalu bisa diprediksi. Baik kamu maupun dokter tidak sepenuhnya dapat mengendalikan hasil akhirnya. Meski operasi caesar cito bisa terasa seperti penyimpangan besar dari rencana persalinan yang sudah kamu susun, tetapi yang terpenting adalah memastikan kamu dan bayi tetap sehat serta selamat.

Referensi

"Emergency caesarean." Healthdirect - Pregnancy, Birth and Baby. Diakses September 2025.

"Emergency C-Sections: A Comprehensive Guide Written By Midwives." My Expert Midwife. Diakses September 2025.

"Emergency C-Section: Why They're Needed and What to Expect." Healthline. Diakses September 2025.

Birjna A. Hirani et al., “The Decision Delivery Interval in Emergency Caesarean Section and Its Associated Maternal and Fetal Outcomes at a Referral Hospital in Northern Tanzania: A Cross-sectional Study,” BMC Pregnancy and Childbirth 17, no. 1 (December 1, 2017), https://doi.org/10.1186/s12884-017-1608-x.

Madeleine Benton et al., “Women’s Psychosocial Outcomes Following an Emergency Caesarean Section: A Systematic Literature Review,” BMC Pregnancy and Childbirth 19, no. 1 (December 1, 2019), https://doi.org/10.1186/s12884-019-2687-7.

Editorial Team