Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Seberapa Akurat Kalkulator Risiko Persalinan Caesar?

ilustrasi proses persalinan (pexels.com/Jonathan Borba)
ilustrasi proses persalinan (pexels.com/Jonathan Borba)
Intinya sih...
  • Kalkulator risiko persalinan caesar diuji ulang oleh peneliti untuk memprediksi kemungkinan operasi caesar saat induksi persalinan.
  • Studi melibatkan 548 perempuan dengan kehamilan tunggal yang menjalani induksi persalinan, menunjukkan kalkulator efektif dalam memperkirakan risiko persalinan caesar.
  • Kalkulator risiko ini penting untuk membantu pengambilan keputusan bersama mengenai risiko serta peluang keberhasilan induksi, tetapi tetap tidak boleh menggantikan penilaian klinis dokter.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Induksi persalinan, yaitu proses merangsang kontraksi agar persalinan bisa dimulai, sering dilakukan karena tujuannya adalah membantu ibu melahirkan pervaginam dengan aman. Namun, dalam praktiknya, mereka masih berisiko menjalani persalinan caesar mulai dari persentase 9 hingga 59 persen.

Sekelompok peneliti menguji ulang sebuah kalkulator risiko yang dibuat untuk memprediksi kemungkinan ibu hamil harus menjalani persalinan caesar saat menjalani induksi persalinan. Para ahli sudah membuat beberapa model prediksi guna menghitung kemungkinan persalinan caesar pada perempuan yang menjalani induksi.

Hasil penelitian yang dimuat dalam International Journal of Gynecology and Obstetrics ini menunjukkan bahwa alat ini cukup baik dalam memperkirakan risiko persalinan caesar maupun masalah kesehatan yang bisa dialami ibu. Model ini diharapkan bisa membantu dokter dalam mengambil keputusan serta memperkirakan risiko masalah selama kehamilan ataupun persalinan.

Metode penelitian

Populasi penelitian mencakup total 548 perempuan dengan kehamilan tunggal (hanya mengandung satu bayi) yang menjalani induksi persalinan pada usia kehamilan 32 minggu atau lebih.

Kalkulator risiko yang diteliti digunakan untuk menghitung skor risiko persalinan caesar pada setiap peserta, yang kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori:

  • Kurang dari 10 persen.
  • 10 persen hingga kurang dari 30 persen.
  • 30 persen atau lebih.

Skor ini digunakan untuk memperkirakan kemungkinan dilakukannya persalinan caesar saat induksi, serta hubungannya dengan kejadian buruk pada ibu maupun bayi.

Dari 548 yang menjalani induksi persalinan, 29 persen berakhir dengan operasi sayatan perut dan 71 persen melahirkan pervaginam.

Hasil validasi eksternal kalkulator risiko pada populasi penelitian menunjukkan bahwa prediksi risiko yang ditunjukkan kalkulator sesuai dengan kejadian persalinan caesar yang benar-benar terjadi, menandakan bahwa alat ini cukup efektif.

Pengambilan keputusan bersama

ilustrasi kontraksi ibu hamil (pexels.com/Matilda Wormwood)
ilustrasi kontraksi ibu hamil (pexels.com/Matilda Wormwood)

Penelitian ini menunjukkan bahwa kalkulator risiko persalinan caesar yang tersedia secara publik dapat digunakan dengan baik. Berdasarkan temuan, skor kalkulator dengan prediksi risiko 10 persen atau lebih berhubungan dengan kemungkinan lebih tinggi terjadinya persalinan caesar serta risiko kejadian buruk pada kehamilan perempuan.

Melihat tingginya angka induksi ini, keberadaan kalkulator risiko menjadi penting untuk membantu pengambilan keputusan bersama mengenai risiko serta peluang keberhasilan induksi. Kalkulator yang divalidasi dalam penelitian ini tidak membutuhkan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi, sehingga bisa dimanfaatkan dalam sesi konseling atau konsultasi telemedisin.

Namun, para peneliti menegaskan bahwa peran utamanya adalah sebagai pendukung diskusi antara dokter dan pasien, bukan untuk pengambilan keputusan mandiri.

Menjadi pertimbangan risiko

Temuan penelitian menekankan akurasi prediksi kalkulator ini dan kaitannya dengan risiko buruk pada ibu. Hal ini dapat membantu mereka menimbang risiko dan manfaat induksi, serta membuat keputusan yang lebih tepat dengan persetujuan yang dilakukan secara sadar.

Menariknya, penelitian ini juga menyoroti bahwa akurasi prediksi kalkulator menurun pada tingkat risiko persalinan caesar yang sangat tinggi. Artinya, ketergantungan berlebihan pada kalkulator justru bisa meningkatkan angka persalinan caesar yang sebenarnya masih bisa dihindari. Oleh karena itu, penting dipahami bahwa kalkulator risiko hanya dimaksudkan untuk mendukung konseling dan pengambilan keputusan bersama, bukan menggantikan penilaian klinis dokter.

Beberapa faktor risiko yang berkontribusi besar terhadap masalah kehamilan ini antara lain lamanya proses persalinan, lemahnya kontraksi rahim (uterine atony) dan infeksi ketuban (chorioamnionitis).

Oleh sebab itu, hasil prediksi kalkulator tidak boleh dijadikan alasan untuk menunda atau menghindari induksi yang memang dibutuhkan secara medis, melainkan sebagai informasi penting untuk meningkatkan kewaspadaan klinis dan manajemen yang lebih proaktif pada kehamilan berisiko tinggi.

Kalkulator yang divalidasi dalam studi ini juga menggunakan variabel sosial berupa ras dan etnis, yang berpotensi memperbesar kesenjangan kesehatan. Hal ini menunjukkan perlunya pengembangan kalkulator risiko baru yang tidak lagi menggunakan ras dan etnis sebagai faktor prediksi.

ReferensiIbarra, Claudia J., Rachel L. Wiley, Han‐Yang Chen, Estefania Guthrie, Ipsita Ghose, Hector Mendez‐Figueroa, and Suneet P. Chauhan. “External Validation of Calculator for Cesarean Delivery during Induction of Labor.” International Journal of Gynecology & Obstetrics, August 27, 2025."How well does a cesarean risk calculator work?". News Medical Life Scineces. Diakses September 2025

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Teknik Grounding 5-4-3-2-1, Metode Sederhana Hadapi Kepanikan

03 Sep 2025, 13:06 WIBHealth